Ragam Praktik Pungli Tenaga Kerja di Kabupaten Sukabumi

Ragam Praktik Pungli Tenaga Kerja di Kabupaten Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 11 Mar 2024 17:46 WIB
Poster
Ilustrasi pungli (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Sukabumi -

Kabar soal praktik Pungutan Liar (Pungli) untuk para pencari kerja nampaknya bukan isapan jempol belaka. Sejumlah orang yang mengaku pernah masuk kerja dengan syarat sejumlah uang buka suara.

Pembaca detikJabar mengirim tautan tawaran bekerja di pabrik yang disebar melalui media sosial. Tawaran-tawaran yang diunggah itu konon berujung permintaan sejumlah uang dengan dalih administrasi, namun tidak sedikit juga yang ujungnya hanya penipuan.

"Ada perusahaan yang gencar-gencarnya menerima lowongan pekerjaan berbayar, namun ada juga yang ternyata penipuan," ungkap E, salah seorang warga kepada detikJabar melalui aplikasi perpesanan, Senin (11/3/20024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mensiasati praktik penipuan lowongan kerja, komunikasi efektif dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan mereka yang menawarkan pekerjaan. "Efektifnya bertemu langsung, setelah itu ya ada uang administrasi dengan nilai yang lumayan," imbuhnya.

Pengalaman juga diceritakan warga lainnya C. ia mengaku pernah tertipu sampai akhirnya bisa bekerja di salah satu pabrik setelah dengan jasa calo. Melalui calo, ia mengeluarkan uang sebesar Rp 4 juta.

ADVERTISEMENT

"Dulu pernah tertipu di salah satu pabrik, melamar ke salah satu pabrik tahunya kena tipu Rp 1,5 juta, itu pertama kedua masuk dengan uang Rp 4 juta. Akhirnya bekerja dan akhirnya saya resign tahun 2022," kisah C.

C mengaku, ingin mengungkap praktik ilegal di dunia kerja di Kabupaten Sukabumi tersebut. Menurutnya para pencari kerja berniat untuk mendapatkan pekerjaan, namun faktanya mereka terpaksa harus mengeluarkan sejumlah uang.

"Kasihan yang pengalaman saya dulu pas di dunia kerja, malah dimanfaatkan orang seperti itu. Saya merasakan susahnya cari kerja, kita kerja buat cari duit, malah ngeluarin duit. Saya yakin perusahan tidak butuh uang pelamar, tapi ya kadang ada saja oknum yang memanfaatkan situasi," ungkap C.

C kemudian menceritakan pengalamannya tertipu calo tenaga kerja. Ia melamar ke salah satu pabrik dan dimintai administrasi Rp 1,5 juta. Menunggu hingga satu bulan ternyata itu tertipu calo.

"Menunggu sampai satu bulan nggak ada kabar. Dulu ada orangnya, dia asal Bandung si calonya ini, masuk uang Rp 1,5 juta ditunggu nggak ada kabar. Saya samperin nggak ada di kosan, sudah hilang. Kena tipu ya akhirnya pasrah dianya sudah nggak ada," tutur C.

Tidak berhenti mencoba, C kemudian kembali melamar di pabrik lain, masih di Kabupaten Sukabumi. Ia dimintai uang administrasi sebesar Rp 4 juta, karena pernah menjadi korban penipuan C kemudian memberikan syarat, ia akan membayar setelah diterima kerja.

"Karena pernah menjadi korban penipuan, saya bilang silahkan Rp 4 juta ada, hanya saya ingin kerja dulu baru uang di bayar, alhamdulillah masuk kerja, masuk 2013 di pabrik tersebut, keluar atau resign 2022 kemarin," ucapnya.

C kini memilih untuk membuka usaha sendiri. Menurutnya praktik semacam itu hingga kini masih bejalan. Dengan nominal uang yang jauh lebih fantastis.

"Sampai sekarang masih berjalan bahkan kalau yang ingin jadi security itu harus bayar Rp 25 juta, kemarin saya coba bertanya ke teman yang masih kerja, sekarang ke pabrik berapa kata saya. Katanya siapkan Rp 15 sampai Rp 20 juta buat laki-laki satpam sampai Rp 25 juta. Mendingan uangnya pakai usaha," kisah C.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads