Warga hingga turis di kota terbesar di dunia ini diminta untuk hemat air. Sebab, kota ini tengah dilanda krisis air.
Mengutip dari detikTravel, USA Today, Jumat (8/3/2024), mengabarkan Mexico City adalah ibu kota Meksiko tengah menghadapi krisis air mengerikan. Meski Mexico City merupakan pusat negara.
Perubahan iklim membawa kota ini kepada kekeringan parah dan suhu tinggi yang menyebabkan tekanan ekstra pada infrastruktur kota yang telah tua. Kekeringan ini bahkan membuat beberapa daerah tidak mendapat air selama berminggu-minggu. Sementara yang lain mendapatkannya seminggu sekali. Banyak orang harus membeli air dari perusahaan swasta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seiring berjalannya waktu, pembangunan besar-besaran di kota ini dan eksplorasi air tanah yang berlebihan telah terjadi," kata profesor pariwisata di Sekolah Bisnis & Ekonomi Universidad de las Américas Puebla, Dr Tahir Sufi.
"Namun, penurunan curah hujan akibat pemanasan global dan faktor lingkungan lainnya berdampak buruk pada kota ini," dia menambahkan.
Menurut AP, imbas kekeringan menyebabkan waduk yang sebagai pemasok air ke 22 juta penduduk kota ini hanya tinggal 30 persen. Sistem air yang memburuk juga turut memperparah, dengan membocorkan sekitar 40 persen air dari sumber-sumber yang jauh.
Selain waduk, cekungan penampungan air hujan juga menyusut hingga kering. Cekungan El Cristo bahkan terbakar pada Selasa lalu dan menghanguskan 75 hektar.
Saat ini, belum ada cara bagi kota untuk mendaur ulang air limbah atau mengumpulkan air hujan. Bahkan, kekeringan ini telah terjadi dari tahun lalu, dengan para pejabat membatasi konsumsi air di daerah-daerah tertentu.
"Pemerintah telah mulai membuat pengaturan alternatif untuk para penghuni dan memastikan bahwa lebih banyak tindakan akan diambil," kata Dr. Sufi.
Di sisi lain, musim hujan di daerah tersebut diperkirakan tiga bulan lagi. Sedangkan kota ini juga dikenal dengan kota yang padat penduduk. Ini juga berimbas kepada pariwisata. Para pelancong yang berkunjung ke Mexico City bahkan diminta untuk menghemat air.
Hotel-hotel di daerah yang terkena dampak di kota itu telah mengatur sumber air alternatif. Dr. Sufi menyebut, banyak hotel yang mengalami kelangkaan air hingga tidak ada air sama sekali. Sehingga para pelancong dapat mengharapkan perubahan seperti penggunaan bahan sekali pakai dalam layanan makanan misalnya. Itu bertujuan untuk menghemat penggunaan air.
Ia juga menyarankan para wisatawan untuk berhati-hati dengan konsumsi air mereka saat berkunjung dan berperilaku lebih etis selama perjalanan ke kota.
Artikel ini telah tayang di detikTravel dengan judul Kota Ini Kehabisan Air, Sampai Suruh Turis Hemat Air.
(wkn/sud)