Kisah Blusukan Soeharto dan Solihin GP: Mandi di Sungai Tanpa Dikawal

Kisah Blusukan Soeharto dan Solihin GP: Mandi di Sungai Tanpa Dikawal

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 05 Mar 2024 14:30 WIB
Soeharto, didampingi Gubernur Jawa Barat Solihin GP, berfoto bersama warga Jatibarang, 7 April 1970.
Soeharto, didampingi Gubernur Jawa Barat Solihin GP, berfoto bersama warga Jatibarang, 7 April 1970. ((Sudrajat/detikcom, repro dari buku Incognito Pak Harto))
Bandung -

Jawa Barat kehilangan satu lagi tokoh besar. Solihin Gautama Purwanegara atau dikenal dengan Solihin GP meninggal dunia pada Selasa (5/3/2024) sekitar pukul 03.09 WIB di rumah sakit RS Advent, Kota Bandung. Solihin meninggal di usia 97 tahun.

Kepergian Solihin GP menyisakan sederet kisah dan kenangan sang mantan perwira tinggi TNI berpangkat Letnan Jenderal (Letjen). Mulai dari kisahnya saat mengatasi krisis pangan di Indramayu hingga ketika menjabat selama lima tahun sebagai Gubernur Jawa Barat.

Menjabat Gubenur Jabar selama satu periode mulai 1970 hingga 1975, Solihin GP dikenal sebagai gubernur yang merakyat. Beberapa kisah tentang kepemipinan Solihin banyak jadi teladan pemimpin-pemimpin setelahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang menarik dari kisah pria kelahiran Tasikmalaya 21 Juli 1926 ini adalah tentang kedekatannya dengan Presiden ke-2 RI, Soeharto. Kisah ini juga tertulis dalam buku berjudul 'The Trouble Shooter' yang dibuat Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) dan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) pada Juli 2006 silam.

Dalam buku itu, diketahui Soeharto lah yang meminta langsung Solihin untuk menjadi Gubernur Jabar setelah masa jabatannya sebagai Gubernur Akabri Darat selesai. Soeharto meminta Solihin GP jadi Gubernur usai mendengar usulan dari DPRD Jabar.

ADVERTISEMENT

"DPRD memilih kamu sebagai gubernur Jawa Barat. Kamu harus bisa. Kamu kan belum pensiun. Saya yang menentukan tugas kamu," ucap Soeharto kepada Solihin saat meninjau lokasi letusan Gunung Merapi.

Karena Presiden Soeharto sendiri yang mengatakannya, Solihin tak mampu menolak. Hingga kemudian pada 14 Februari 1970, dalam usia 42 tahun, Solihin dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud menggantikan Mayjen Mashudi.

Pada era tahun 1970-an, Presiden Soeharto sering melakukan sidak ke daerah-daerah. Suatu ketika, Solihin GP menemani Soeharto sidak di wilayah Banten, Rangkasbitung. Solihin kemudian mengajak Soeharto wilayah Leuwidamar.

"Pak, ini sudah di Banten, Rangkasbitung. Sebetulnya Bapak belum ke Banten kalau kaki belum menginjak tanah Leuwidamar, karena tanah Leuwidamar belum pernah diinjak baik tentara Belanda maupun Jepang. Bapak baru dianggap sudah ke Banten kalau sudah menginjak tanah Leuwidamar," urai Solihin.

"Di mana itu Leuwidamar?," tanya Soeharto.

"Di daerah Cisimeut. Desa yang paling dalam dan kondisinya masih memprihatinkan, berbatasan dengan Baduy," ucap Solihin.

Presiden Joko Widodo menjenguk mantan Gubernur Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara yang sedang sakit, Sabtu (24/6/2017). Kedatangan Jokowi menjadi vitamin semangat bagi Solihin. Kris/Setpres.Presiden Joko Widodo menjenguk mantan Gubernur Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara yang sedang sakit, Sabtu (24/6/2017). Kedatangan Jokowi menjadi vitamin semangat bagi Solihin. Kris/Setpres. Foto: Kris/Setpres

Presiden Soeharto kemudian mengiyakan ajakan Solihin untuk mengunjungi wilayah tersebut. "Ayo kita ke sana," kata Soeharto penuh antusias.

Mang Ihin, sapaan Solihin kemudian berangkat ke Cisimeut bersama Soeharto. Mereka kemudian disambut Kepala Desa Cisimeut, Jaro Haris. Setibanya di lokasi, Solihin langsung bertanya kepada Jaro. "Jaro, rumahmu yang di pinggir sungai masih ada?".

"Masih pak," jawab Jaro.

"Bawakan tempat tidur dan kasur ke sana buat Bapak Presiden. Kalau saya sih asal ada tikar saja. Biar Beliau menginap di pinggir sungai, supaya segar dan pemandangannya enak," ucap Mang Ihin.

Warga desa kemudian menggotong tempat tidur dan kasur ke rumah yang akan ditiduri Presiden Soeharto. Malam harinya, orang Baduy dan orang Cisimeut duduk lesehan berdiskusi dengan Presiden Soeharto.

Pagi harinya, Presiden Soeharto kembali dibuat terkejut oleh Mang Ihin. Itu karena Mang Ihin mengajak Soeharto untuk mandi di sungai. "Kita ke sungai, Pak. Mandi di sungai," ajak Solihin.

"Mandi di sungai," ucap Soeharto terkejut.

"Iya dong, kita mandi di sungai Pak. Tidak ada tempat lain," ujar Mang Ihin menjawab.

Presiden Soeharto menurut. Mereka kemudian turun dan mandi di sungai. Jongkok, kejebar-kejebur, bahkan buang air sehala di sungai itu. Semuanya tanpa pengawalan dan berlangsung aman. Selesai mandi dan sarapan, Soeharto dan Solihin GP menonton pertunjukan debus yang memperlihatkan kekebalan orang Baduy.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads