Bakul Tasik, Program Makan Gratis Ala Pemkot Tasikmalaya

Bakul Tasik, Program Makan Gratis Ala Pemkot Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Sabtu, 09 Mar 2024 17:30 WIB
Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah saat menyerahkan bantuan makan siang gratis bagi warga miskin dsri program Bakul Tasik.
Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah saat menyerahkan bantuan makan siang gratis bagi warga miskin dsri program Bakul Tasik. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Bandung -

Program pembagian makan gratis sudah berjalan di Kota Tasikmalaya. Setiap hari puluhan bahkan ratusan warga tak mampu dan anak stunting berkesempatan menikmati sajian makan gratis.

Pemerintah Kota Tasikmalaya punya cara jitu untuk menggulirkan program makan siang gratis ini tanpa memakai dana APBD. Pemkot Tasikmalaya menggandeng hotel dan restoran untuk penyediaan makan gratis ini. Makanan yang dibagikan merupakan porsi lebih dari penyediaan sarapan hotel.

Meski jumlah porsinya tak terlalu signifikan, namun ketika dikumpulkan dari banyak hotel jumlahnya cukup lumayan, bisa mencapai ratusan porsi per hari. Sehingga banyak masyarakat miskin dan anak stunting yang bisa terbantu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peran pemerintah sendiri dalam program ini adalah menggalang relawan yang bertugas untuk mengumpulkan dan membagikannya kepada penerima.

"Ya program ini bernama Bakul Tasikmalaya, akronim dari berbagi kumpulan makanan di Kota Tasikmalaya," kata Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, Sabtu (9/3/2024).

ADVERTISEMENT

Cheka menjelaskan program ini berawal dari adanya niat hotel-hotel dan restoran di Tasikmalaya yang ingin berbagi dengan masyarakat sekitar. Selanjutnya hal itu disambut baik oleh Pemkot Tasikmalaya dengan melakukan fasilitasi.

"Ini bermula dari adanya supporting dari hotel dan resto yang ingin membantu masyarakat tak mampu di lingkungannya. Langsung kami sambut baik dengan melakukan fasilitasi," kata Cheka.

Fasilitasi diberikan dengan mengerahkan relawan untuk menjemput dan mengantarkan kepada penerima. "Selain fasilitasi data penerima kita juga fasilitasi jemput antar paket makanan itu dengan melibatkan relawan," kata Cheka.

Ditanya mengenai apakah ini berkaitan dengan rencana program makan gratis yang sedang ramai diperbincangkan di tingkat pusat, Cheka mengaku hal ini tidak berkaitan.

"Kita sih sudah jalan sejak November 2024, ini program tidak dibiayai APBD. Ini juga bukan program seremonial tapi ini sudah berjalan setiap hari," kata Cheka.

Mengenai efektivitas dan kapasitas sebaran, Cheka mengatakan setiap hari setidaknya ada 60 porsi makanan yang disebar. Porsi makanan itu didapatkan dari 9 hotel dan 6 restoran yang ada di Kota Tasikmalaya.

"Rata-rata sehari ada 60 boks makanan, variatif ya sesuai kondisi. Tapi total yang sudah tersalurkan ada 4.709 boks," kata Cheka. Penyaluran makan siang gratis itu terdata karena Pemkot pun membuat aplikasi khusus untuk pendataan dan pelaporan program ini.

Lebih lanjut Cheka mengatakan program ini memanfaatkan potensi yang ada di manajemen hotel.

"Hotel berbintang itu punya SOP, tak boleh menu sarapan disajikan ulang, dan itu juga tidak boleh dibawa pulang oleh karyawan," kata Cheka.

Rega Rabani perwakilan manajemen salah satu hotel berbintang di Kota Tasikmalaya mengatakan penyaluran makanan ini relatif tidak menjadi beban bagi hotel. Porsi lebih dalam sajian sarapan selalu ada.

"Penting kami jelaskan bahwa ini bukan makanan sisa ya, ini adalah porsi lebih," kata Rega. Memasak menu sarapan hotel disesuaikan dengan jumlah tamu dan ada tambahan untuk semacam cadangan sebanyak 20 persen.

"Kami memang berusaha memasak efisien, namun tetap kelebihan porsi tak bisa dihindari," kata Rega.

Tak jarang makanan itu pada akhirnya terbuang, karena porsi lebih itu tak boleh dibawa pulang oleh karyawan. Karena karyawan sudah punya jatah makan terpisah.

"Sebelumnya terkadang dibawa ke kantin, tak jarang ada yang akhirnya terbuang. Maka dengan adanya program ini kami sangat menyambut baik," kata Rega.

Apalagi pihak hotel cukup mengemas saja karena ada petugas yang menjemput sekitar jam 11.00 WIB atau menjelang waktu sarapan tamu hotel usai. "Kemudian karena aplikasinya, ada grup WA nya juga, kita jadi tahu siapa saja penerimanya," kata Rega.

Keuntungan lain yang didapat pihak hotel adalah hubungan baik dengan masyarakat sekitar. "Kita jadi lebih bonding dengan masyarakat sekitar. Senang keberadaan kami bisa bermanfaat bagi masyarakat," kata Rega.

Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya Wawan Gunawan menjelaskan selama beberapa bulan berjalan, program Bakul Tasik relatif tak ada hambatan berarti.

"Kami kerahkan 32 relawan yang berasal dari TKSK, Tagana, PKH, PSM dan Puskesos. Mereka bersemangat sekali menjemput makanan dari hotel dan mengantarkannya kepada sasaran," kata Wawan.

Sasaran utama makan gratis ini adalah warga miskin ekstrim, misalnya mereka yang hidup sebatang kara dan tak mampu lagi berpenghasilan. Selain itu bisa juga diberikan kepada anak stunting dari warga tak mampu.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads