Sidang Isbat 1 Ramadan 2024, Umumkan Kepastian Awal Puasa

Sidang Isbat 1 Ramadan 2024, Umumkan Kepastian Awal Puasa

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Jumat, 08 Mar 2024 12:30 WIB
Sidang Isbat Idul Fitri 2022 Digelar 1 Mei, Simak Informasinya
Foto: Pradita Utama/detikcom
Bandung -

Meski belum ada pengumuman resmi kapan 1 Ramadan 1445 atau awal puasa Ramadan 2024, namun diprediksi akan ada perbedaan waktu pelaksanaan di Indonesia.

Penetapan 1 Ramadan 2024 sendiri akan diumumkan setelah adanya sidang isbat yang digelar oleh pemerintah melalui Kementerian Agama.

Meski sidang isbat belum dilaksanakan, namun Menteri Agama mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menag RI Nomor SE Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi. Ini sebagai imbauan atas adanya potensi perbedaan awal Ramadan 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isi surat edaran tersebut intinya meminta umat Islam untuk tetap menjaga toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan tersebut.

Sidang Isbat penentuan 1 Ramadan 2024 sendiri akan digelar secara hybrid, daring dan luring.

ADVERTISEMENT

"Sidang Isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kamaruddin Amin dalam Rapat Persiapan Penetapan Awal Ramadan di Jakarta, Senin (19/2/2024) kemarin.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib menambahkan, Sidang Isbat akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam. Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.

Jadwal Sidang Isbat 1 Ramadan 2024

Adapun dari informasi yang didapat, sidang isbat akan dilaksanakan dengan rincian berikut :

  • Acara : Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 H

  • Tanggal : Minggu, 10 Maret 2024

  • Waktu : pukul 17.00 WIB sampai selesai

  • Tempat : Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat

Link Live Streaming Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan 2024

Selain pelaksanaan sidang isbat sesuai dengan jadwal yang telah diinformasikan di atas, masyarakat juga bisa langsung mengikuti jalannya sidang isbat ini melalui link live streaming sidang isbat.

Berikut ini link live streaming Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H :

Klik di sini

Adapun sidang Isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi).

Kedua, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah yang digelar secara tertutup setelah Salat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatulhilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia.

Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag.

Kenapa Awal Bulan Ramadhan di Indonesia Sering Beda?

Di Indonesia, perbedaan awal bulan, dalam hal ini 1 Ramadhan telah menjadi hal yang lumrah. Beberapa kali sempat terjadi, sebagian muslim di Indonesia sudah berpuasa sementara yang lainnya belum. Ini juga terjadi pada penentuan hari raya Idul Fitri.

Misalnya pada puasa Ramadan tahun 2022/1443 H lalu. Ada kaum muslimin yang sudah berpuasa pada 2 April 2022. Sementara itu, pemerintah menetapkan awal puasa baru jatuh pada keesokan harinya, 3 April 2022.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, awal puasa yang berbeda tersebut terjadi lantaran adanya perbedaan dalam memahami nash (dalil) dan metode pengambilan hukumnya (istinbath). Namun perlu diketahui, ini adalah hal yang lumrah terjadi.

Apakah 1 Ramadan 2024 atau 1445 Hijriah tahun ini akan berbeda? Masih belum bisa dipastikan.

Sejak Kapan Dilakukan Sidang Isbat di Indonesia?

Seperti dikutip dari laman resmi kemenag.go.id, Kementerian Agama rutin menggelar sidang isbat (penetapan) awal Ramadan, Syawwal, dan Zulhijjah. Hal ini sudah berlangsung sejak dekade 1950-an dan sebagian sumber menyebut tahun 1962. Hasil sidang isbat diumumkan oleh Menteri Agama dan itu menjadi momen yang ditunggu masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, MUI menerbitkan Keputusan Fatwa No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa itu salah satunya memutuskan bahwa penetapan awal Ramadan, Syawwal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI cq. Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Ditjen Bimas Islam, Adib, menjelaskan sidang isbat penting dilakukan karena Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler. Indonesia tidak bisa menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada orang per orang atau golongan.

Sidang isbat penting dilakukan karena ada banyak organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam di Indonesia yang juga memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriyah. Tidak jarang pandangan satu dengan lainnya berbeda, seiring dengan adanya perbedaan mazhab serta metode yang digunakan. Sidang isbat menjadi forum, wadah, sekaligus mekanisme pengambilan keputusan.


"Sidang isbat dibutuhkan sebagai forum bersama mengambil keputusan. Ini diperlukan sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan acuan bagi umat Islam untuk mengawali puasa Ramadan dan berlebaran," ujar Adib di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Dalam prosesnya, sidang isbat menjadi forum musyawarah para ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari berbagai ormas Islam, termasuk instansi terkait dalam menentukan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Sidang ini dihadiri juga Duta Besar Negara Sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Perwakilan Mahkamah Agung, Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Perwakilan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Perwakilan Badan Informasi Geospasial (BIG), Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Perwakilan Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Perwakilan Planetarium Jakarta, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Pondok Pesantren.

"Hasil musyawarah dalam sidang isbat ditetapkan oleh Menteri Agama agar mendapatkan kekuatan hukum. Jadi bukan pemerintah yang menentukan jatuhnya awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Pemerintah hanya menetapkan hasil musyawarah para pihak yang terlibat dalam sidang isbat," sebut Adib.

Sidang Isbat penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, kata Adib, bukan hanya dilakukan Indonesia saja. Negara-negara Arab juga melakukan isbat setelah mendapatkan laporan rukyat dari lembaga resmi pemerintah atau perseorangan yang sudah terverifikasi dan dinyatakan sah oleh Majlis Hakim Tingginya. Bedanya, Indonesia menggunakan mekanisme musyawarah dengan seluruh peserta sidang isbat.

"Inilah yang menjadi nilai lebih bahwa keputusan diambil bersama, nilai-nilai demokrasi sangat tampak dengan kehadiran seluruh ormas yang hadir pada saat sidang isbat," tegas Adib.

Adib menegaskan bahwa peran pemerintah dalam proses sidang isbat adalah fasilitator ormas Islam dan para pihak untuk bermusyawarah. Hasil sidang isbat kemudian diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri Agama agar mempunyai kekuatan hukum yang dapat dipedomani masyarakat.

"Sidang isbat mengingatkan kita semua akan pentingnya menyatukan langkah dalam menjalankan ibadah dan memperkuat hubungan bersama dengan Allah, dengan tetap mengedepankan toleransi dan sikap saling menghormati atas beragam keputusan yang ada," tandasnya.




(tya/tey)


Hide Ads