Top! 600 Ton Manggis Asal Purwakarta Diekspor ke Cina

Top! 600 Ton Manggis Asal Purwakarta Diekspor ke Cina

Dian Firmansyah - detikJabar
Kamis, 07 Mar 2024 20:00 WIB
Ilustrasi buah manggis
Manggis (Foto: Getty Images/iStockphoto/stockphototrends)
Purwakarta -

Buah manggis menjadi salah satu komoditas buah dari kabupaten Purwakarta yang diekspor. Buah dengan nama latin Garcinia Mangostana L itu, menjadi andalan karena sudah diakui keunggulannya di Indonesia dan disertifikasi oleh Kementerian Pertanian Kepmentan No 571/Kpta/SR.120/9/2006.

Buah manggis tumbuh subur di lima kecamatan di kabupaten Purwakarta, seperti Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Pondoksalam dan Darangdan. Pada tahun 2023 lalu, 34.159 ton buah manggis berhasil di produksi.

Manggis Varietas Wanayasa ini kini sudah berhasil di ekspor ke beberapa negara salah satunya Cina, bahkan saat ini pemkab Purwakarta mengekspor manggis sebanyak 600 ton ke negeri Tirai Bambu itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buah manggis sudah dipatenkan bahwa varietas manggis Wanayasa sudah diakui di Indonesia, dan kita sudah launching tadi sebanyak 600 ton yang akan di ekspor ke Cina," ujar Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan usai melepas truk pengangkut buah manggis untuk ekspor, di Saung Ambu Kiarapedes, Kamis (07/03/20024).

Benni menyebutkan, ia mendorong agar para petani di kabupaten Purwakarta terus meningkat produktivitas buah manggis yang meningkatkan mutu dari buah manggis itu, pasalnya dengan itu yang terjaga dan menjadi lebih baik, menjadi dasar meningkatkan jumlah ekspor.

ADVERTISEMENT

"Ini produksi yang sangat luar biasa, rasa syukur kita yang terdalam hasil produksi. Kita berharap memohon kepada Tuhan, ke depan hasil manggis meningkat jumlah dan kualitas," katanya.

Benni berharap agar negara tujuan ekspor manggis tidak hanya Cina, melainkan dapat menguasai pangsa pasar dunia. Apalagi berdasarkan informasi dari pihak kementerian pertanian, tengah menjajaki pasar Di Australia. Namu Benni menegaskan jika kualitas manggis harus disesuaikan dengan permintaan di masing-masing negara.

"Kita ingin ekspor manggis tidak ke Cina saja, tadi dari pihak kementerian pertanian ada peluang bisa ekspornya ke negara lain seperti ke Australia. Sekarang sedang di jajaki untuk bisa ekspor ke Australia. Kita harus memenuhi kriteria, standar kelayakan seperti apa, jumlah seperti apa, kualitas seperti apa kemungkinan kontinuitas," bebernya.

Sementara menurut Ketua Kelompok Tanaman Buah, Dirjen Holtikultura Kementan, Farida Nuraini menyebutkan, kontribusi kabupaten Purwakarta untuk ekspor baru 10 persen dari jumlah produksi selama ini, pihaknya meminta ditingkatkan menjadi 30 persen atau naik tiga kali lipat

"Kontribusi manggis Purwakarta sekitar 28 persen di Jawa Barat volume yang di ekspor masih 10 persen dari produksi, ini masih kecil. Begitu juga Produksi 28 persen Jawa barat untuk nasional, ekpor masih sama 10 persen. Kita inginkan bisa naik 3 kali lipat dari yang cuma 10 persen jadi 30 persen, kita perbaiki mutunya untuk tingkatkan ekspor," ujar Farida di tempat yang sama.

Untuk meningkatkan volume ekspor itu, ia mengakui tidak bisa berjalan sendirian, melainkan secara bersama-sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan yang paling utama para petani. Pihaknya sudah melakukan alokasi anggaran untuk perluasan kebun manggis serta bimbingan para petani.

"Kita memberikan perluasan lahan di tahun 2020-2023 melalui APBN, kita memberikan bantuan perluasan areal 120 hektar, ada juga tanaman lain yang berpotensi, total ada 240 hektar. Untuk tahun 2024 kita fokus untuk memperbaiki pengelolaan kebun sehingga menghasilkan buah yang bagus dan pupuk untuk inisiasi pembuahan dengan bimtek ke petani," pungkasnya.

Diketahui, menurunnya kualitas manggis disebabkan karena faktor cuaca, kemarau panjang yang melanda dan hujan deras juga menjadi faktor menurunnya kualitas.

(yum/yum)


Hide Ads