Rumput-rumput liar tumbuh tak beraturan di sekitar lokasi pembangunan rumah dinas Wali Kota Tasikmalaya. Tak heran, Kesan megah yang seharusnya terlihat malah dianggap warga mirip rumah hantu.
Wajar saja, pembangunan gedung itu telah mangkrak selama lima tahun. Entah apa sebabnya, bangunan yang memakan anggaran miliaran rupiah itu kini dibiarkan terbengkalai.
"Mirip rumah hantu, hati-hati khawatir ada ular, rumputnya tinggi sekali," kata Zamzam, salah seorang pedagang yang melintas di jalan itu, Rabu (6/3/2024).
Informasi yang dihimpun, pembangunan rumah dinas itu dimulai sejak 27 September 2019, atau pada saat kepemimpinan Wali Kota Budi Budiman. Luas area keseluruhan 7.100 meter persegi.
Selain dibangun rumah dinas, rencananya akan dibangun pendopo, ruang sekretaris pribadi dan fasilitas lainnya. Pembangunan itu diproyeksikan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 20 miliar.
Sekretaris Daerah Pemkot Tasikmalaya Ivan Dicksan mengakui pembangunan rumah dinas Wali Kota Tasikmalaya itu terbengkalai selama bertahun-tahun akibat terkendala anggaran.
Dia menjelaskan saat awal pembangunan, sumber dananya berasal dari bantuan Pemprov Jawa Barat. Namun belum rampung pembangunan, bantuan dana dari Pemprov Jawa Barat itu terhenti. Salah satunya akibat pandemi COVID-19.
"Awalnya kan dulu sumber dananya dari Pemerintah Provinsi, tapi ketika kita ajukan kembali ternyata di provinsi tidak ada menunya, ya terpaksa kita "keureuyeuh" (dibangun bertahap) saja dari APBD kota, minimal ada progres," kata Ivan.
Di tahun 2024 ini Pemkot Tasikmalaya mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar untuk melanjutkan proyek tersebut. Meski tak menuntaskan pembangunan, namun kata Ivan setidaknya ada upaya untuk menuntaskan pembangunan.
"Tahun ini anggaran yang kita alokasikan untuk pembangunan tersebut sekitar Rp 1,5 miliar. Karena anggaran APBD kita bagi juga dengan pembangunan fisik lainnya, seperti pembangunan gedung Dinas PU, perbaikan gedung-gedung Kelurahan termasuk pembangunan gedung Damkar," kata Ivan.
Untuk menuntaskan pembangunan rumah dinas Wali Kota Tasikmalaya itu, menurut Ivan butuh setidaknya Rp 5 miliar
"Pembangunan kan tidak hanya bangunan rumah dinasnya saja, di sana akan ada fasilitas lain seperti pendopo dan fasilitas umum lainnya. Termasuk penataan kawasan lingkungannya. Akses jalannya juga kan belum dibuka," kata Ivan.
Selain itu Ivan juga menjelaskan dinas terkait sedang melakukan inventarisasi untuk melanjutkan kembali pembangunan, karena kondisi bangunan yang sudah ada, beberapa bagian sudah mengalami kerusakan.
"Ya kita inventarisir dulu kerusakannya. Misalnya karena kusen-kusen yang ada itu belum diberi kaca, maka banyak kusen yang rusak terkena rayap, nanti kita perbaiki," kata Ivan.
Simak Video "Mengenal Fungsi Mopok Padi dalam Membuat Pematang di Tasikmalaya "
(sya/dir)