Rata-rata warga yang datang ke lokasi berasal dari kampung tetangga. Mereka penasaran dengan kondisi kampung yang saat ini sudah ditinggalkan para penghuninya.
Yusuf (56), warga setempat yang sesekali masih mengecek rumahnya karena berjarak hanya 100 meter dari titik pergerakan tanah mengatakan, sejak hari pertama kejadian di tanggal 19 Februari hingg 4 Maret, warga yang datang masih cukup banyak.
"Setiap hari pasti ada yang ke sini, katanya penasaran sama pergerakan tanahnya. Padahal di depan rumah saya sudah dikasih pembatas supaya warga tidak ada yang mendekat," kata Yusuf saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (4/3/2024).
Meskipun ada kepolisian, TNI, hingga BPBD KBB berjaga di lokasi kejadian, warga masih banyak yang kucing-kucingan. Biasanya mereka masuk saat petugas sedang istirahat.
"Istirahatnya juga kebetulan di rumah saya, jadi memang masih terpantau. Mereka diminta pulang dan jangan memaksakan ke lokasi kejadian," kata Yusuf.
Sementara itu, Kapolsek Gununghalu AKP Maman Maulana Ismail mengultimatum, warga supaya tidak mendekat ke lokasi pergerakan tanah yang sudah ditetapkan sebagai zona merah.
"Kami sudah sampaikan pada warga sejak awal, jangan ke lokasi bencana karena ini bukan lokasi wisata. Berbahaya kalau ingin mendekat untuk ambil foto-foto," kata Maman.
Kampung tersebut sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka direlokasi ke Islamic Center Masjid Agung Cibedug. Total ada 192 warga yang mengungsi dampak pergerakan tanah tersebut.
"Semua warga sudah mengungsi, dan sebagian barang-barangnya juga sudah dipindahkan. Kemudian ternak sudah digeser ke daerah aman juga," kata Maman. (mso/mso)