Invasi Monyet Liar di Permukiman Warga Bandung

Round-up

Invasi Monyet Liar di Permukiman Warga Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 01 Mar 2024 07:30 WIB
Kawanan monyet di Jl Supratman-Ahmad Yani, Kota Bandung
Foto: Rindy Nurjanah/detikJabar
Bandung -

Setelah terpantau muncul di kawasan Dago hingga Sukaluyu, Kota Bandung, kini kawanan monyet liar muncul di sekitar Jalan Supratman-Ahmad Yani, Kota Bandung.

Primata berjumlah sekitar enam hingga tujuh ekor itu menginvasi ruko dan rumah warga pada, Kamis (29/2/2024) siang. Dari sekian banyak monyet yang muncul, satu monyet di antaranya berukuran lebih besar. Monyet besar itu, diperkirakan merupakan pemimpin kawanan tersebut yang langkahnya diikuti oleh monyet yang lainnya. Terlihat juga satu monyet lainnya, tengah asyik menyantap makanan di tangan kirinya.

Hewan dengan nama latin Macaca fascicularis itu kemudian menyusuri atap, bergerak ke arah rumah-rumah warga di Cikaso Utara. Sebelumnya, satwa itu sempat terekam di wilayah Dago dan menjadi viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kaget kok bisa sampai ke sini. Kan awalnya viral ada di Dago," ujar Rindy Nurjanah (26), salah seorang warga.

Ia pun mengabadikan kehadiran monyet-monyet itu dengan menggunakan ponselnya.

ADVERTISEMENT

"Tapi serem sih kalau ada atap yang enggak ketutup, kalau masuk ke rumah orang gimana," katanya melanjutkan.

Belum diketahui pasti dari mana kawanan monyet tersebut muncul. Ada dugaan, monyet liar itu berasal dari kawasan Tahura Djuanda. Sebab jarak dari Tahura ke wilayah permukiman Kota Bandung tidak terlalu jauh.

Terpisah, Pengendali Ekosistem Hutan Tahura Djuanda Dicky mengatakan, kemungkinan kawanan monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga bisa saja berasal dari kawasan Tahura. Namun dia belum bisa memastikan hal tersebut.

"Kita nggak bisa memastikan ya, tapi kalau kemungkinan bisa jadi. Saya belum lihat videonya," ucap Dicky saat dikonfirmasi detikJabar.

Dia menjelaskan dari kebiasaannya, monyet ekor panjang hidup secara berkelompok dengan jumlah 20-30 ekor. Biasanya, dalam kelompok itu ada beberapa ekor pejantan yang terusir dari kelompoknya.

"Apabila dia terusir bisa jadi, tapi tidak lebih dari 5 ekor, biasanya 1-2 ekor itu pejantan yang diusir dari kelompoknya atau biasanya dia bikin kelompok sendiri dan mencari area baru itu bisa jadi juga," tuturnya.

Di Tahura sendiri, menurutnya ada sekitar 275 monyet ekor panjang yang teramati. Habitat monyet ekor panjang kata dia juga ada di kawasan Parongpong, Bandung Barat.

Karena itu, dia menyebut kemungkinan monyet dari Tahura turun ke permukiman warga bisa saja terjadi. Selain itu, ada juga kemungkinan monyet liar tersebut berasal dari peliharaan warga yang terlepas atau sengaja dilepas.

"Kalau empat ekor bisa jadi dari kita, dan mungkin saja ada yang melepaskan atau lepas dari masyarakat yang memelihara, cuma dia tidak laporan. Itu bisa jadi ya ada dugaan," jelas Dicky.

Dicky memastikan habitat bagi 275 monyet ekor panjang di kawasan Tahura Djuanda terjaga. Selain itu, berbagai makanan bagi kawanan monyet juga tersedia di Tahura.

"Kalau Tahura termasuk kawasan konservasi ya jadi terjaga, untuk pakan di kawasan tercukupi karena kita ada buah-buahan hutan disini," tuturnya.

Menurut Dicky, aktivitas hiking di Tahura dan kehadiran masyarakat tidak mengganggu sama sekali habitat seluruh hewan di Tahura, termasuk kawanan monyet ekor panjang.

Meski demikian, Dicky menyebut ada saja masyarakat yang mengganggu kebiasaan monyet dengan memberi makan. Hal itu menurutnya akan merubah perilaku monyet di alam liar.

(wip/sud)


Hide Ads