Trans TV masuk dalam lima besar stasiun televisi nasional yang paling banyak ditonton oleh warga Bandung Raya. Hal itu didapat dari hasil riset yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar.
Dalam riset tersebut, KPID Jabar menyebut ada lima stasiun TV yang paling banyak ditonton oleh masyarakat di wilayah layanan I (Bandung Raya). Lima stasiun TV itu ialah RCTI, SCTV, Indosiar, TV One dan Trans TV.
"Meskipun demikian masyarakat lebih lebih banyak menonton Youtube dan OTT (penyiaran berbasis internet) dengan menontonnya melalui gadget yang rata-rata menontonnya melalui gadget antara 2-3 jam perhari," ucap Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet, Rabu (28/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, KPID juga menyebut, masyarakat Bandung Raya mayoritas menyukai empat program tayangan, mulai dari tayangan religi, kuis, news dan tayangan olahraga.
Selain televisi, KPID juga menyebut sederet stasiun radio masih banyak didengar oleh masyarakat dengan durasi rata-rata 1-2 jam per hari. Radio yang paling banyak didengar ialah Cakra FM, Dahlia FM, Rama FM, Ardan FM dan Zora FM.
Adiyana menuturkan, riset yang dilakukan KPID ini bertujuan untuk melaporkan potret kepemirsaan, baik dari kecenderungan menonton/mendengarkan, hingga tontonan yang disukai.
"Diharapkan potret pemilihan pemirsa ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas isi siaran. Riset dilakukan di Bandung dengan mewawancarai 400 responden secara wawancara mendalam," jelasnya.
Sementara itu, pimpinan peneliti Jalu Priambodo menuturkan, banyak program yang saat ini relatif baik dari sisi kepatuhan terhadap pedoman perilaku penyiaran dan standar program penyiaran.
Menurutnya, responden dalam riset ini memberikan skor rendah bagi televisi dan radio dalam hal tayangan yang berisi muatan horor atau mistis.
"Sedangkan catatan negatif diberikan responden terhadap tayangan jurnalistik yang melakukan cover both sides di tayangan Over The Top," ujarnya.
Ekspose hasil riset dihadiri oleh perwakilan organisasi atau asosiasi lembaga penyiaran seperti ATVSI, PRSSNI, Radio Loikal, dan ATSDI mendapat sambutan baik karena dianggap bisa jadi masukan untuk meningkatkan kualitas isi siaran dan kepemirsaan.
Ketua Umum ATSDI Eris Munandar bahkan mendorong agar negara hadir dalam riset kualitas siaran, untuk menunjukkan kepedulian terhadap industri penyiaran nasional.
"Kita tentu sangat mengharapkan agar pemerintah mengalokasikan anggaran perbulan agar secara periodik dapat melihat perkembangan penyiaran kita," singkat Eris.
(bba/sud)