Perjuangan Dedi Nafkahi Keluarga Lewat 'Secangkir Kopi'

Serba-serbi Warga

Perjuangan Dedi Nafkahi Keluarga Lewat 'Secangkir Kopi'

Naufal Nabilludin - detikJabar
Rabu, 28 Feb 2024 07:00 WIB
Dedi, penjual kopi keliling di Lapangan Gasibu, Bandung.
Dedi, penjual kopi keliling di Lapangan Gasibu, Bandung (Foto: Naufal Nabiludin/detikJabar).
Bandung -

Ditemani motor hitamnya, setiap pagi Dedi Kusnandi menjajakan kopi saset seduh di Jalan Majapahit, di antara Lapangan Gasibu dan Hotel Pullman, Kota Bandung. Selain karena ada banyak pohon yang memberi kesejukan, tempat itu ia pilih karena strategis dan banyak pembelinya, terutama pengunjung Lapangan Gasibu.

Pria yang awalnya merupakan juru parkir di sekitaran Lapangan Gasibu itu mengaku, penghasilan sebagai juru parkir tidak bisa menjamin nafkah keluarganya tercukupi. Hanya bisa menghasilkan ketika akhir pekan, karena banyak pengunjung Lapangan Gasibu dan Gedung Sate yang memarkirkan kendaraannya.

Akhirnya, Dedi memutuskan berjualan kopi dan minuman saset seduh untuk menafkahi keluarga. Setiap hari, rata-rata ia bisa menjual 100-150 kopi saset seduh dengan kisaran harga Rp5.000 sampai Rp7.000 tergantung merk dan sajiannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah rezeki mah selalu ada, walaupun udah banyak tukang kopi di sekitaran sini, tapi kan urusan rezeki udah ada yang ngatur," ujar pria asal Ciwidey, Kabupaten Bandung itu.

Dedi tahu dan mengerti ia berjualan di zona merah Pedagang Kaki Lima (PKL). Namun, demi menafkahi keluarga, ia tetap berjualan kopi meski harus kejar-kejaran dengan Satpol PP. Bapak dua anak ini bercerita, setiap hari ia harus 'kucing-kucingan' dengan petugas Satpol PP yang berpatroli.

ADVERTISEMENT

"Kalau ada petugas, saya pergi dulu keliling, nanti kalau petugasnya udah pergi, saya balik lagi ke sini. Alhamdulillah nggak pernah diangkut," katanya bercerita.

Menurutnya Pedagang Kaki Lima (PKL) sepertinya bukan tidak mau mengikuti aturan yang ada. Namun, ia dan PKL lainnya hanya mencari nafkah untuk keluarga dengan cara yang halal.

"Kalau urusannya nafkah buat keluarga kan susah. Istri harus makan setiap hari, anak harus sekolah. Setiap hari butuh uang," kata pria bertopi cream itu saat diwawancarai detikJabar.

Dedi Bercerita, Jalan Majapahit saat ini sudah jauh lebih bersih dari PKL yang berjualan. Sebelumnya, sepanjang Jalan Majapahit penuh dengan pedagang yang menjajakan jualannya saban siang hingga malam hari.

"Dulu dari ujung ke ujung penuh sama orang jualan, waktu saya masih jadi juru parkir. Tahun 2018 ditertibkan, dimintai KTP, katanya mau ditata di dalam (Lapangan Gasibu) tapi sampai sekarang nggak ada kabarnya," ujar pria yang menekuni usaha kopi saset seduh sejak 2023 ini.

Pria yang mengenakan jaket bomber parasut army itu berharap ia dan PKL lainnya yang masih bisa berjualan di sekitaran Lapangan Gasibu dan Gedung Sate bisa diberi ruang yang strategis sehingga banyak mendatangkan pembeli.

"Kalau sekarang kan, Satpol PP cuma ngusir aja, nggak memberikan solusi apa-apa. Kalau misalnya ditata, dikasih tempat buat jualan, kan enak sama-sama saling menguntungkan," harapnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads