Kondisi ketakutan luar biasa dikabarkan melanda perempuan inisial K asal Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang dipekerjakan secara ilegal di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). K baru beberapa hari, dan ia terus-terusan dihantam makian oleh agen yang mempekerjakannya.
Kepada Zulkifli teman prianya, K juga mengancam untuk mengakhiri hidupnya karena takut mendapat kekerasan dari pihak agen. Zulkifli sendiri mendapat kabar terbaru pagi ini, yang menyebut K sudah bersama pihak agen.
"Kabar terakhir telepon selulernya masih dirampas, pasport dan visa juga dirampas. Dia menghubungi melalui aplikasi perpesanan menggunakan nomor telepon temannya, secara sembunyi-sembunyi," kata Zul kepada detikJabar, Selasa (27/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zul mengungkap kekhawatiran, setiap berkomunikasi K khawatir mendapatkan siksaan. "Betul, seiap ada kontekan telepon sama chatingan, katanya daripada disiksa di agen, dia lebih baik bunuh diri. Jadi agennya itu bisa dibilang kejam, jadi maki-maki pokoknya banyak dari segi makan aja enggak layak. Jadi dia bilang lebih baik bunuh diri dari pada disiksa," khawatir Zul.
Zul menceritakan, K memang memiliki keahlian di bidang kecantikan. Sejak awal K dijanjikan akan berkerja secara resmi di Abu Dhabi sesuai keahliannya. Namun bukannya pekerjaan impian, K malah dipekerjakan sebagai ART.
"Jadi bilangnya dipekerjakan di salon aja. Kalau untuk gaji standar yang pasti dia (sponsor) bilang resmi yang jadi kecewanya kenapa jadi ilegal, dan K baru tahu setelah berada di sana, katanya ilegal. Saat sampai di agen disambutnya tidak baik, jadi makanya dia benar-benar ketakutan pengen pulang lagi," ujar Zul.
K sendiri adalah orang tua tunggal dari dua orang anak. yang paling besar duduk di bangku kelas 2 SMP sementara yang paling kecil kelas 1 Sekolah Dasar (SD).
"Jadi dia memang berniat untuk menghidupi anak-anaknya, selama ini dia tinggal dengan paman dan bibinya, hanya memang seperti apa ya, seolah memang kurang komunikasi mereka ini. Mungkin masih bingung harus bagaimana ya karena mereka awam, kedua orang tua K juga sudah meninggal," cerita Zul.
Saat komunikasi dengan detikJabar, K mengaku menenal sponsor setelah dikenalkan oleh temannya. IA diyakinkan bahwa keberangkatannya bekerja secara resmi alias legal.
"Sponsor dikenalin teman, terus dihubungi saya sempat nanya memang resmi, katanya salon ada cleaning servis ada segala macam ada. Saya tertarik kerja di salon, semua biaya ditanggung untuk berangkat, namun ternyata saya dipekerjakan sebagai ART, sementara keahlian saya bukan di situ," keluh K.
K khawatir semakin lama dia berada di negara itu maka hal yang kurang mengenakan akan dia alami. Terlebih batas waktu visa yang ternyata dberikan untuknya hanya visa turis, hanya selama satu bulan.
"Saya ingin pulang, karena apa yang dijanjikan ternyata tidak sesuai, ya namanya di iming-imingi yang bagus-bagus pasti tertarik. Katanya makan enak tidur enak, padahal makan aja cuma dikasih nasi saja. tersiksa tertekan, saya pengen pulang," tuturnya.
"Keluarga sudah dihubungi, cuma kurang merespons," imbuhnya.
(sud/sud)