Teror Petasan, Murka Warga, dan Bantahan sang Caleg

Round-Up

Teror Petasan, Murka Warga, dan Bantahan sang Caleg

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 27 Feb 2024 09:15 WIB
Bantahan caleg di Subang yang dikabarkan teror warga pakai petasan.
Ahmad Rizal. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar)
Bandung -

Ahmad Rizal, calon anggota legislatif DPRD Dapil 4 Kabupaten Subang ramai disebut berbuat onar usai aksinya menyalakan petasan jumbo disebut-sebut meneror warga. Rizal sendiri telah membantah hal itu.

Diketahui, aksi itu viral di media sosial dalam video viral berdurasi 2.27 menit. Sang caleg meneror warga dengan menyalakan petasan di atas menara masjid di daerah Patokbeusi, Kabupaten Subang, pada Minggu (18/2).

Bukan hanya menyalakan petasan di masjid, dari informasi yang didapat detikJabar, ia juga diduga memerintahkan anak buahnya untuk menyalakan petasan di sejumlah titik, terutama di wilayah yang perolehan suara dirinya di pileg kecil atau jelek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat keonaran itu, membuat sejumlah warga terganggu. Bahkan, sebagian warga sempat dirawat di rumah sakit diduga terdampak dari dentuman petasan jumbo yang dinyalakan pendukung dari caleg tersebut.

Menurut kesaksian dari salah satu korban, Asep Anjani (45), suara dentuman petasan begitu keras terdengar. Saat itu, ia tengah tiduran sontak terkejut mendengar petasan. Bahkan, ia mengaku jantungnya langsung berdebar-debar usai mendengar suara dentuman petasan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Lagi tiduran, mendengar petasan, dengar petasan gemetaran semuanya, jantung berdebar-debar, terus ke WC sendiri sekarang nggak bisa berdiri. Setelah mendengar petasan, bukan banyak lagi ke sana dar der dor, petasan kecil putih, ini mah petasan yang hajatan yang besarnya," ujar Asep, Minggu (24/2/2024).

Asep mengatakan, sedikitnya sembilan warga sempat dibawa ke puskesmas akibat mendengar dentuman suara petasan. Dari sembilan orang tersebut, mayoritas anak-anak serta lansia.

"Iya, ada sembilan orang, kondisinya sama, dibawa dirawat, itu langsung paginya dirawat ke puskesmas bayinya. Dinyalainnya mungkin sama calon yang kalah terus marah. Soalnya suaranya kalah. Di sini yang menang Ibu Alvi," katanya.

Camat Patokbeusi Aep Saepudin mengatakan, dalam mediasi, Muspika Patokbeusi mengundang beberapa pihak terkait untuk dilakukan mediasi perihal mencari titik temu dari kasus tersebut. Menurut Aep, mediasi pada kasus ini telah digelar sebanyak dua kali.

"Tentunya saya Camat Patokbeusi bersama dengan Muspika hari ini saya sengaja mengundang perangkat Desa Tambak Jati dan juga perwakilan dari tokoh masyarakat, khususnya Dusun Sengon," ujar Aep kepada detikJabar di Kantor Kecamatan Patokbeusi.

"Sebetulnya ini pertemuan yang kedua kalinya kita lakukan mediasi dimana memang ada beberapa hal yang terjadi di wilayah Desa Tambak Jati ini sebetulnya untuk membangun silaturahmi dimana cipta kondisi di wilayah Kecamatan Patokbeusi terus dilakukan," sambungnya.

Aep mengatakan, Muspika Patokbeusi tentu akan menindaklanjuti jika terdapat adanya gangguan keamanan di masyarakat. Meski demikian, ia meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya di Kecamatan Patokbeusi untuk selalu menjaga kondusifitas di lingkungan saat proses Pemilu 2024 ini masih berlangsung.

"Bila memang ada perbuatan yang merugikan saya kira ini harus segera ditindaklanjuti secara keras. Tadi kami sampaikan kepada masyarakat juga saya titip setelah pertemuan ini juga menjaga kondusifitas di wilayahnya," katanya.

Ia juga menyayangkan kejadian tersebut. Ia pun berharap agar kasus ini tidak terulang kembali.

"Adapun permasalahan-permasalahan yang memang ada saluran serta ranahnya. Oleh karena itu saya selaku Camat Patokbeusi sepakat dengan Muspika intinya meyakinkan masyarakat pasca kejadian ini tentunya untuk ke depan tidak terulang kembali," ungkapnya.

"Semuanya harus patuh kepada aturan-aturan yang ada dan tentu harus menjadi contoh tauladan yang baik sehingga tidak membuat keresahan di masyarakat itu tentu harapan kami. Mudah-mudahan dengan mediasi ini dapat titik temu dan langsung kita upayakan menjaga cipta kondisi," pungkasnya.

Bantahan Ahmad Rizal

Ahmad Rizal sendiri akhirnya buka suara soal kabar meneror warga di Desa Tambak Jati, Kecamatan Patokbeusi, dengan menggunakan petasan. Ia membantah telah meneror warga.

Menurut Ahmad, dari kabar teror terhadap warga tersebut tidak benar adanya. Ia mengaku sama sekali tidak meneror warga menggunakan petasan.

"Terkait dengan kabar tersebut itu sepenuhnya tidak benar. Pertama tentang meresahkan warga merasa diteror, ini tanya saja langsung sama warga merasa diteror atau tidak. Bahkan ada yang tidak kebagian pada minta petasan ke saya," ujar Ahmad kepada detikJabar di Kantor Kecamatan Patokbeusi, Senin (26/2/2024).

Ia menyampaikan, menyalakan petasan dilakukan di beberapa titik yang berada di Desa Tambak Jati. Namun, menurutnya hanya satu kampung di desa itu yang mempersoalkan kejadian ini.

"Artinya kalau memang merasa diteror, kenapa cuman satu kampung yang mempertanyakan, padahal kan ada delapan kampung di Desa Tambak Jati yang ikut menyalakan petasan," katanya.

Pada kesempatan ini, Ahmad juga mengungkap menyalakan petasan bermula dari sebagian warga Desa Tambak Jati yang menganggap bahwa dirinya meraih suara terbanyak dan mengklaim akan kemenangan pada Pileg 2024 DPRD Subang. Untuk merayakan raihan suara tersebut, ia bersama-sama dengan warga menyalakan petasan.

"Banyak pemberitaan yang menyebutkan bahwa menyalakan petasan di tempat yang suara saya kecil, justru di lokasi itu suara saya paling besar. Jadi warga menganggap kalau saya itu menang dan terus euforia terus bakarlah petasan. Jadi bukan karena kalah kemudian meneror, tidak ada yang meneror, tidak ada kerusakan masjid juga," kata dia.

Ahmad juga memberikan klarifikasi perihal pembongkaran jalan yang dilakukan olehnya. Ia menegaskan pembangunan jalan tersebut bukan merupakan dana aspirasi masyarakat, melainkan dari dana pribadi saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPRD Subang periode 2014-2019.

"Terus soal pembongkaran coran. Gini, coran itu dari tahun berapa. Itu memang sudah ada kesepakatan dan janji bersama warga Blok Jambu itu sepenuhnya memilih saya. Cuman saya bilang kalau suara saya jelek saya angkat lagi yah terus dijawab sama mereka oke siap. Ternyata suara saya hanya 40 jelek, terus saya tagih janjinya dong," ungkapnya.

"Saya tegaskan jalan coran itu bukan dana aspirasi, itu merupakan uang pribadi dan itu bukan jalan umum, tapi jalan buntu, jadi tidak ada itu dari dana aspirasi," pungkasnya.




(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads