Soto merupakan makanan khas Indonesia yang berwujud seperti sop yang menjadi hidangan paduan antara kaldu dan sayuran. Soto sendiri memiliki banyak macamnya seperti soto ayam, soto mie, dan ragamnya disesuaikan dengan nama daerah tertentu seperti Soto Madura, Soto Lamongan, Soto Betawi, Soto Padang, Coto Makassar, dan banyak lainnya.
Soto menjadi pilihan makan yang cocok di setiap saat karena kandungannya yang lengkap dan juga mengenyangkan seperti untuk makan siang, makan malam, bahkan tidak jarang orang yang memakannya sebagai pilihan sarapan.
Salah satu penjual soto yang telah menekuni profesinya bertahun-tahun ialah Heri Purwanto (52). Beliau mengaku telah berjualan dengan selama satu dekade lebih. Tepatnya 14 tahun semenjak 2010, ia berjualan soto ayam tepat di seberang Bandung Electronic Center (BEC) jalan Purnawarman, Kota Bandung.
Soto yang dijual Pak Heri ialah jenis soto ayam yang dilengkapi dengan daging ayam suwir, telur, nasi, dan diberi satu buah kerupuk putih sebagai pelengkap. Soto Heri sendiri dijual dengan harga yang relatif murah, yakni Rp. 12.000.
"Saya mulai buka paling jam 9 udah siap lah di sini, soalnya jam 5an ke pasar belanja dulu kaya beli ayam, sayur-sayuran, sama beli telur. Kalo tutup paling mentok jam 7 malem udah tutup habis gak habis, kalau jualan habis lebih cepet kaya jam 4 sudah habis yaa saya tutup jam segitu," ucap Heri mengenai jualannya.
Dengan berjualan pada periode waktu yang lama Heri pun menemui pelanggan yang macam-macam jenisnya sehingga tidak jarang Heri menemui pelanggan yang unik.
"Paling yang unik tuh kaya pelanggan yang rewel ajasih. Banyak mau minta ini itu minta banyakin terus ngeluh pas dikasih ga sesuai ekspektasi dia. Ada juga yang ngeluh harganya kemahalan lah atau ga worth itu katanya padahal emang harga normal segini teh," cerita Heri mengenai pengalaman uniknya selama berjualan soto.
Heri juga bercerita pengalaman hidupnya sebelum menjual soto yang sering kali bergonta-ganti profesi. Ia pernah menjadi penjual pakaian, hingga menjadi debt collector.
"Terus akhirnya jualan ini (soto) yang paling lama. Soalnya enggak tahu kenapa saya senengnya jualan di sini kaya gini, sebelumnya ganti-ganti juga soalnya saya teh ngerasa ga cocok gitu sama yang sebelumnya, trial and error lah kata anak saya mah," ujar Heri tentang perjalanan hidupnya sebelum berjualan soto ayam.
Berjualan soto pun menjadi ladang pundi-pundi Heri guna menghidupi keluarganya yang beranggotakan seorang istri dan anak-anaknya.
"Buat keluarga lagi uangnya, yaa buat makan sama biayain anak yang kecil sekarang lagi kuliah di Telkom jurusan Digital Marketing yang cewe, yang gede cowok udah nikah sekarang, gini-gini saya udah punya 3 cucu loh," ucap Heri sambil bercanda.
"Saya mah jualan juga yaa jalanin aja, ga pake target yang gimana-gimana banget. Pokoknya saya bisa ngehidupin keluarga saya, nyekolahin mereka yang jadi tanggung jawab saya. Namanya rezeki mah ada aja pasti nantinya jalanin dulu aja," Ujar Heri mengenai targetnya dalam berjualan soto.
(yum/yum)