Kantor KPU dan Bawaslu Kota Tasikmalaya Digeruduk Massa

Kantor KPU dan Bawaslu Kota Tasikmalaya Digeruduk Massa

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 23 Feb 2024 18:12 WIB
Massa aksi di kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya.
Massa aksi di kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya - Kelompok massa yang menamakan dirinya Gerakan Rakyat Penyelamat Demokrasi Tasikmalaya menggelar aksi demonstrasi, Jumat (23/2/2024) petang.

Massa mendatangi kantor KPU Kota Tasikmalaya di Jalan SKP dan melakukan aksi serupa di kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya.

Sekitar pukul 14.00, massa tiba di kantor KPU dan menggelar orasi dan menyampaikan petisi untuk diteruskan kepada KPU RI.

Massa kemudian melakukan konvoi kendaraan melewati sejumlah ruas protokol untuk menuju kantor Bawaslu.

Dalam orasinya massa aksi menyoroti soal dugaan kecurangan yang terjadi dalam proses Pemilu 2024.

Perwakilan massa aksi Nanang Nurjamil mengatakan, demonstrasi ini tidak mewakili paslon Capres Cawapres mau pun Parpol.

"Kami datang sebagai masyarakat yang peduli demokrasi dan peduli keutuhan NKRI dari ancaman disintegrasi bangsa," kata Nanang.

Dia menuding Pemilu telah banyak dinodai oleh indikasi kecurangan. Dia menyebut ada modus peserta Pemilu yang curang dengan istilah tusuk sate. Nanang menerangkan tusuk sate adalah paketan politik uang yang melibatkan Caleg DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota.

"Begitu masifnya kecurangan Pemilu, maka kami menuntut agar Bawaslu segera investigasi. Banyak warga yang mengaku mendapatkan uang dari politik uang tusuk sate, Bawaslu harus turun ke lapangan, jangan hanya menunggu laporan," kata Nanang.

Selain itu dia juga menyoroti soal adanya indikasi intimidasi atau pembodohan yang dilakukan oknum ASN dan penegak hukum. Menurut Nanang mereka membodohi masyarakat pemilih jika tak memilih calon tertentu maka tidak akan lagi mendapatkan bantuan sosial.

"Periksa keterlibatan oknum ASN dan APH yang telah melakukan intimidasi, kalau tidak memilih Capres tertentu maka akan dicoret sebagai penerima Bansos. Ini adalah kebohongan dan pembodohan publik. Bawaslu harus turun tangan," kata Nanang.

Massa Turunkan baliho Caleg

Sementara itu menjelang sore, suasana aksi demonstrasi sempat memanas. Aksi bakar ban dilakukan di jalan dan bendera di kantor Bawaslu pun diturunkan menjadi setengah tiang.

Massa mempertanyakan sebuah baliho Capres dan Caleg, yang terpasang di sebuah posko pemenangan yang jaraknya hanya selemparan batu dari kantor Bawaslu.

Massa menuntut agar baliho itu diturunkan, mereka mengkritik keras pihak Bawaslu yang tak tegas dalam penertiban APK selepas masa kampanye.

Pihak Bawaslu sendiri sempat terlihat kebingungan merespons tuntutan spontan itu. Ketua Bawaslu Zaky Pratama terlihat melakukan koordinasi dengan jajaran dan pihak kepolisian.

Pihak Bawaslu dan kepolisian akhirnya memutuskan untuk menghampiri dan menurunkan baliho yang terpasang di posko pemenangan itu. Namun baru saja Bawaslu melakukan komunikasi dengan siempunya bangunan, salah seorang peserta aksi memanjat dan merusak baliho Caleg tersebut.

Tensi massa pun sedikit turun, mereka kembali berorasi sebelum akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB. (yum/yum)



Hide Ads