Deru mesin dan suara klakson kendaraan terdengar bersahut-sahutan. Satu-persatu kereta api pun terlihat melintasi Stasiun Andir, Kota Bandung, atau yang lebih dikenal dengan perlintasan rel kereta api Jalan Garuda.
Jumat (23/2/2024) pagi, perlintasan ini sehari-harinya memang diibaratkan sebagai perlintasan paling rumit. Ibarat dikejar bom waktu, baik itu sepeda motor maupun mobil tampak bersaing menjadi yang pertama dan kembali melanjutkan perjalanan.
Seperti yang diketahui, Perlintasan Kereta Api Garuda menghubungkan dua jalan utama, yakni Jalan L.M.U. Nurtanio atau Garuda dan Jalan Abdurahman Saleh. Hampir setiap hari, jalur ini menjadi primadona masyarakat menuju pusat Kota Bandung. Tak terhitung berapa jumlah kendaraan yang melintas, namun kesemrawutan selalu saja terasa setiap saat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemacetan pun semakin diperparah oleh pembangunan jalan layang atau flyover Nurtanio yang telah berlangsung sejak 23 Januari 2024 lalu. Pembangunan jalan layang yang digadang-gadang dapat mendukung operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, terlihat ruas Jalan Garuda maupun Abdurahman Saleh terkena imbasnya.
Alhasil, kondisi ini membuat banyak pengendara makin naik pitam. Tak jarang, mereka kerap mengambil ruas jalan yang berlawanan agar terhindar macet. Apalagi, ketika belum satu detik pun melintas dan palang pintu kereta belum sepenuhnya terbuka, para pengendara langsung tancap gas menerobos rel.
Jangan harap peringatan petugas diindahkan. Warga yang ikut membantu untuk menertibkan pun sama sekali diacuhkan. Contohnya yang hampir setiap hari dialami Ajat Supri ini.
Pria yang menjadi sukarelawan penjaga perlintasan, mengaku resah melihat ulah setiap pengendara yang hanya mementingkan ego pribadi dan acuh tak acuh untuk menunggu hingga kereta selesai melintas. Bahkan kepada detikJabar, pria yang kerap disapa Ajat ini mengaku sudah lelah bersabar tatkala melihat momen tersebut setiap harinya.
"Sok kesel bapak mah! Kalo ada yang coba nerobos terus sama saya diingetin, eh dianya bodo amat. Malah, ada juga yang dimarahin balik sama dianya (pengendara)," ucap Ajat kepada detikJabar, Jumat (23/2/2024).
Mirisnya, kondisi ini justru terjadi setiap hari dan membuat warga geregetan. Asep, salah satu warga menjelaskan, kebiasaan buruk ini sangat membahayakan. Meski terjadi beberapa kasus, hal tersebut tak membuat para pengendara jera melakukan tindakan melanggar. Dia pun meminta petugas kepolisian bertindak.
"Jarang banget (ada petugas polisi). Paling kalau misalnya udah macet pisan (sekali), tah karak (baru) polisi datang," ucap Asep, salah seorang pemilik warung yang berada persis dekat perlintasan rel kereta api di Jalan Garuda.