Rokayah, Saksi Gempa 1955 Sumedang Itu Kini Telah Berpulang

Rokayah, Saksi Gempa 1955 Sumedang Itu Kini Telah Berpulang

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 22 Feb 2024 18:15 WIB
Rokayah (95), saksi sejarah gempa Sumedang 1955.
Mendiang Rokayah, saksi gempa Sumedang 1955 (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Kabar duka datang dari Rokayah, warga Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan. Perempuan berusia 97 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di rumahnya pada Rabu (21/2/2024) sekitar pukul 21.00 WIB.

Sekadar diketahui, almarhumah adalah salah seorang yang menyaksikan serta merasakan langsung gempa dahsyat yang mengguncang Sumedang pada 1955.

Penulis sempat mewawancarainya pada 2022 atau sebelum gempa dahsyat kembali mengguncang Sumedang belum lama ini atau pada Minggu 31 Desember 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penulis mengenal Ibu Rokayah dari salah seorang yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya, yakni Mak Eja. Bagi penulis, sosok Rokayah cukup penting sebagai data sejarah tentang fenomena kebumian di Kabupaten Sumedang.

Lewat kesaksiannya, penulis mendapatkan tambahan data yang tidak kalah penting dari dokumen-dokumen Belanda yang penulis telah kumpulkan tentang sejarah kegempaan di Kabupaten Sumedang.

ADVERTISEMENT

Melalui kesaksiannya pula sebuah artikel detikJabar yang terbit pada Sabtu 3 Desember 2022 dapat tercipta dengan judul Kenangan Rokayah Saat Gempa Guncang Sumedang 1955.

Mak Eja kepada detikJabar mengungkapkan, Ibu Rokayah meninggal dunia lantaran kondisi fisiknya yang telah lanjut usia.

"Ya sudah takdir saja karena usianya sudah 97 tahun," ungkapanya.

Jasad Ibu Rokayah kini sudah dimakamkan di pemakaman keluarga di sekitar kawasan Tenjonagara, Kecamatan Sumedang Selatan pada Kamis (22/2/2024).

"Tadi sekitar pukul 14.00 WIB baru selesai dimakamkan dipemakaman keluarga," ucapnya.

Kepergiaan Ibu Rokayah meninggalkan kenangan tidak hanya bagi 4 dari 6 orang anaknya yang masih ada tapi juga bagi penulis.

Rokayah merupakan lulusan Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Ia pun cukup faham terhadap bahasa Belanda.

Sebelumnya, Rokayah dirawat dan tinggal bersama anak dan cucu-cucunya. Meski usia telah merenggut kondisi fisiknya namun daya ingat Rokayah masih terbilang cukup tajam diusianya saat itu.

"Selamat jalan Ibu Rokayah, semoga amal kebaikanmu menyertai setiap langkah perjalanan di alam kehidupan selanjutnya. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun,"

(mso/mso)


Hide Ads