Heboh di X, Ini Raihan Suara Djumono Disabilitas Calon DPD RI Jabar

Heboh di X, Ini Raihan Suara Djumono Disabilitas Calon DPD RI Jabar

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 20 Feb 2024 15:00 WIB
Djumono, calon anggota DPD RI dari Jabar
Djumono (Foto: Istimewa)
Bandung -

Dalam surat suara DPD RI dapil Jawa Barat, bukan hanya Komeng dan wajah jenakanya yang jadi sorotan warganet. Ada pula Djumono, yang mendadak jadi perbincangan dalam media sosial X (dulu bernama Twitter).

Dua hari sebelum penyelenggaraan pemilu, seorang warganet dengan akun @matchily merekomendasikan agar para swing voters menggunakan suaranya untuk mencoblos Djumono.

Dalam cuitan yang diakuinya bukan suara timses tersebut, ia menyarankan nama Djumono dengan nomor urut 27 sebagai satu-satunya caleg penyandang disabilitas yang konsisten menyuarakan hak-hak difabel sejak tahun 1997.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cuitan tersebut disertai foto Djumono yang tampak mengenakan peci hitam, latar belakang foto warna merah, dengan kemeja putih dan lambang pengguna kursi roda. Tweet tersebut dilihat oleh 4.7 juta pengguna dan disukai 25 ribu pengguna. Selain itu ada pula utas pada status X yang dibuat oleh @ladpsycho. Dengan bahasa Inggris, si pemilik akun sedikit menyinggung tentang Komeng, pelawak yang dicintai masyarakat itu, tak mengejutkan jika meraup banyak suara.

"Tapi saya patah hati dengan kenyataan bahwa ada orang yang punya cita-cita mengubah bangsa tapi tak mendapat sorotan. 27 (nomor urut Djumono)=Rekam jejak yang bersih dan mempunyai misi untuk memantapkan kehidupan para penyandang disabilitas," cuit akun tersebut menggunakan bahasa Inggris.

ADVERTISEMENT

Dilihat detikJabar pada Selasa (20/4/2024), Djumono memperoleh 98.753 suara atau setara 0.9% dari total suara yang 81.184 per 140.457 TPS atau 57.80% yang dikumpulkan KPU RI. Suaranya bisa dibilang terpaut sangat jauh dari suara yang diperoleh Alfiansyah Komeng dengan jumlah terkini 1.794.034 suara.

Sekedar diketahui, Djumono (55) merupakan caleg DPD RI penyandang disabilitas dan pada tahun 2014 sempat ikut berebut kursi Senayan. Ia juga pernah menuturkan, bahwa dirinya adalah calon anggota dewan dengan modal kampanye paling kecil.

Bisa dibilang, modalnya paling penting adalah percaya diri. Sebab sejak remaja, ia cukup aktif dalam berorganisasi. Tak hanya dipercaya oleh teman-teman sesama difabel, di kampung tempat tinggalnya pun ia dipercaya untuk mengemban tanggung jawab.

"Saya sudah 12 tahun jadi sekretaris RW. Dipercaya meski fisik saya berbeda dari yang lainnya. Tahun 2014 saya coba daftar independen menjadi anggota DPD RI Jawa Barat dan memperoleh 1.5 juta suara. Meski kalah, tapi menduduki peringkat suara terbanyak ke-13 dari 36 calon adalah hal yang luar biasa," katanya pada detikJabar, (16/5/2022) lalu.

"Sejak tahun 1999, saya harus merelakan kedua kaki saya untuk diamputasi. Saya juga sempat bingung harus berbuat apa, namun karena saya juga suka berorganisasi jadi saya bertemu dengan teman-teman difabel hingga akhirnya mengurus berbagai organisasi," ujarnya.

Djumono saat mengikuti Peparnas XVI di Papua pada 2021 lalu.Djumono saat mengikuti Peparnas XVI di Papua pada 2021 lalu. Foto: Istimewa

Selain berorganisasi, Djumono punya hobi yakni olahraga. Banyak olahraga yang ia sukai, salah satunya bulutangkis yang tetap bisa ia lakukan di kursi roda. Hobi ini membuatnya dipercaya untuk menjadi pengurus di NPCI Bandung. Mengemban kewajiban besar dengan keterbatasan, membuatnya semakin semangat. Bahkan saat belum memiliki kendaraan, setiap hari ia menggunakan kursi roda dari rumahnya di sekitar Jalan Moh Toha ke GOR Pajajaran.

"Sejak tahun 2000-2008 saya dorong kursi roda saya ke GOR, butuh waktu 1,5 jam. Setiap hari saya dilihatin banyak orang yang naik turun angkot, sampai akhirnya tahun 2009 punya motor roda tiga," ceritanya sembari menunjukan motor bebek kesayangannya yang mampu membuatnya berkunjung ke banyak tempat. Motor itulah yang menjadi alat transportasi ke berbagai kota, untuk mengurus para atlet dan teman difabel lainnya.

"Saya sudah 22 tahun di NPCI Bandung. Saya senang olahraga dan mengurus aktivitas teman-teman atlet paralympic. Dulunya saya sebagai humas disini, karena saya punya potensi jadi sesekali ikut tanding. Tahun 2016 dapat medali emas Pekan Paralympic Nasional untuk cabor voli duduk," lanjut Wakil Sekretaris NPCI Bandung ini dengan sumringah.

Djumono sebetulnya punya misi dan harapan besar saat mengajukan diri sebagai caleg. Ia dan teman-teman difabel lainnya berharap jika berhasil menduduki kursi pemerintahan, hak dan kesetaraan lebih luas dirasakan oleh kaum difabel yang tinggalnya tak hanya di perkotaan saja.

"Ada banyak PR dan masih banyak yang perlu diperjuangkan terutama hak para difabel di pedesaan terpencil, bagaimana akses dan peluang mereka. Saya juga lihat anggota dewan yang terpilih belum ada satupun yang peka dengan ini," ujarnya.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads