Penyelenggaraan Pemilu 2024 di Jawa Barat (Jabar) menimbulkan catatan yang begitu kelam. Enam petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dinyatakan meninggal dan ribuan orang tumbang hingga dirawat untuk pemulihan.
Berdasarkan catatan KPU Jabar, 6 petugas KPPS meninggal dunia setelah menjalankan tugas dalam proses penghitungan suara Pemilu 2024. Kemudian, 1.335 orang sakit saat penghitungan suara maupun setelah proses tersebut selesai dilaksanakan.
"Meninggal dunia 6 orang," kata Ketua Bidang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jawa Barat Hedi Ardia di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Jumat (6/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data yang dikumpulkan, seribuan orang yang sakit diakibatkan kelelahan saat penghitungan suara berlangsung. Tetapi, KPU masih menunggu informasi angka pasti anggota KPPS yang meninggal dan sakit dari KPU kabupaten/kota.
"Sakit sejak 14-15 Februari mencapai 1.335 orang. Penyebab rata-rata karena kelelahan. Untuk penyebab pasti, akan dipastikan ke KPU kabupaten kota," ungkapnya.
Mewakili jajaran KPU Jawa Barat, Hedi pun mengucapkan bela sungkawa terhadap para penyelenggara pemilu yang gugur. Menurut Hedi, KPU juga akan memberikan santunan kepada keluarga petugas KPPS yang meninggal dunia. Sementara itu, untuk santunan menurut Hedi berupa uang dan besarnya sudah diaturan dalam aturan KPU.
"Kami ikut berbelasungkawa dan ucapkan turut prihatin kepada almarhum dan keluarga yang ditinggalkan," ujar Hedi.
Angka kematian petugas KPPS di Jabar pun direspons Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin. Secara keseluruhan, di Indonesia sudah ada 13 KPPS yang dikabarkan meninggal dunia. Kata Budi, petugas KPPS yang meninggal tersebut sudah berusia lanjut.
"Iya yang 13 itu memang banyak yang tua," ujar Budi, kepada detikJabar di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Jumat (16/2/2024).
Budi menyebutkan angka tersebut menurun dari pemilu tahun sebelumnya. Pasalnya sebelumnya petugas yang meninggal mencapai ratusan orang. "Tapi turun dari tahun 2019 kemarin yang lebih dari 200 orang," katanya.
Dia berharap peristiwa tersebut bisa menjadi pelajaran bagi para petugas. Sehingga tidak terulang kembali. "Jadi mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian kaya gini," pungkasnya.