Forum Komunikasi Putra Ajengan Tasikmalaya membuka tantangan bagi tiga pasangan capres dan cawapres pada Pemilu 2024 untuk membuktikan kemampuannya membaca Alquran.
Komunitas anak laki-laki dari kyai pimpinan ponpes di Tasikmalaya ini bahkan melayangkan surat undangan kepada ketiga pasangan capres/cawapres untuk datang ke Tasikmalaya untuk menunjukkan kemampuannya membaca Al-Qur'an.
"Kami mengundang ketiga pasangan capres untuk datang ke Tasikmalaya dan kami akan menguji kemampuan baca Al-Qur'an, waktunya silakan menyesuaikan," kata Cep Lutfi Abdul Aziz, juru bicara Forum Komunikasi Putra Ajengan Tasikmalaya, di Ponpes Al Ittihad, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jumat (9/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lutfi memaparkan jika kalangan lain melakukan pengujian terhadap kapasitas dan kemampuan capres-cawapres, maka menguji kemampuan membaca Al-Qur'an menjadi cara putra ajengan untuk menguji calon pemimpin.
"Dari pakar ekonomi menguji soal ekonomi, pakar pendidikan menguji soal pendidikan, maka kami sebagai yang berkiprah di bidang keagamaan, juga ingin menguji dan membaca Alquran adalah alat ukurnya," jelas Lutfi.
Menurutnya, seorang pemimpin NKRI jelas harus seorang yang Pancasilais atau memedomani dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang memuat Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila pertama.
"Landasan filosofisnya, kita ini negara Pancasila. Sila satu adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi seorang pemimpin yang berlandaskan Pancasila, maka konsekuensinya harus jadi teladan dalam Pancasilais. Salah satunya bisa baca Al-Qur'an," kata Lutfi.
Lebih lanjut dia menyerukan agar seluruh rakyat Indonesia yang akan memilih presiden dan wakil presiden pada 14 Februari 2024 nanti memilih calon yang bisa membaca kitab suci agamanya.
"Karena semua capres-cawapres beragama Islam, maka dalam hal ini Al-Qur'an sebagai wujud bisa atau tidaknya capres-cawapres dalam menjalankan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa," ujar Lutfi.
Secara tegas, mereka juga mengimbau jika ternyata ada capres yang tidak bisa membaca Al-Qur'an, sebaiknya jangan dipilih.
"Jika terdapat calon yang tidak bisa membaca Al-Qur'an, maka jangan dipilih, karena tidak Pancasilais," tegas Lutfi.
Saat ditanya dari enam orang capres-cawapres, siapa yang tak bisa membaca Al-Qur'an, Lutfi mengaku tidak tahu. "Ya kami tidak tahu, makanya kami undang agar semua masyarakat tahu capres-cawapres bisa atau tidak membaca Al-Qur'an," pungkas Lutfi.
(orb/orb)