Selamat Sudir (71) warga Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran, merasa senang. Usianya memang senja, tapi jiwanya tetap membara untuk mengabdi. Sudir bangga bisa dipercaya menjalani perannya sebagai satuan pertahanan sipil (Hansip).
Ia mengabdi sebagai hansip sudah cukup lama, meskipun tidak ada SK resmi dari pemerintah. Pria kelahiran 1953 itu bukan yang pertama kalinya menjadi Hansip atau penjaga selama pencoblosan selama pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu). Selain itu, Sudir saat ini masih aktif bermasyarakat sebagai ketua RW di Desa Wonoharjo.
"Jadi Hansip untuk pengamanan di TPS sudah lama lumayan, itu pun dalam tugas-tugas tertentu. Seperti sekarang ini ikut simulasi pencoblosan sampai nanti waktunya 14 Februari," kata Sudir saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (31/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pekerjaan harian Sudir hanya seorang security hotel di Pangandaran dan sudah cukup lama juga. "Kalau pekerjaan sehari-hari satpam hotel," katanya.
Ia mengatakan menjadi hansip bukan hanya soal menjaga ketertiban di masyarakat tingkatan RT/RW, melainkan persoalan kenyamanan warga untuk hidup dan bernegara. "Dari sejak muda memang suka bergaul di masyarakat, ya senang aja," katanya.
Di usianya yang sudah senja, Sudir tetap percaya diri mengenakan setelan hijau-hijau. Ya, setelan dinas Hansip. Ia pun bercerita tentang pengalaman hidupnya dalam dunia kerja. Sudir pernah bekerja sebagai di dunia wisata hingga pegawai TU di sekolah.
"Kalau bicara perjalanan hidup, cukup panjang, itu mulai tahun 1970-an," katanya.
Dia mengatakan tahun 1970-an setelah lulus sekolah SMA melalang buana dan merantau ke daerah Solo mencari kerja. "Banyaklah kerjanya jadi apa-apa aja yang penting kerja kalau dulu itu. Dis ana bertahan selama 3 tahun," ucapnya.
Kemudian, Sudir mengatakan pulang kampung lagi ke Kabupaten Pangandaran sekitar tahun 1973. Di tahun itu, menurut dia, memulai kembali kehidupan baru.
"Kalau diingat-ingat masih ingatlah sedikit-dikit, dulu sempat coba menjadi pemandu tuh tahun 1973-an awal-awal ke Pangandaran sudah ramai wisatawan," ucap Sudir sambil mengerutkan dahi.
Ia mengatakan tahun 1980-an mulai marak penginapan dan hotel di Pangandaran, dan mulai banyak wisatawan. "Waktu itu juga saya mencoba menjadi calo penginapan," katanya.
Selain pernah menjadi pegawai hotel, Sudir mengaku sempat bekerja sebagai tata usaha di SMA Muhammadiyah dan SMP Pangandaran. "Dulu mah masih belum ada ASN banyak, makanya saya bisa kerja di dua tempat untuk sampingan," katanya.
Perjalanan hidup Sudir yang penuh liku menjadikan banyak pelajaran dan makna. Kisah sederhana Sudir teringat hingga saat ini.
"Tentu pasti selalu ingat kisah itu, karena dengan pekerjaan apapun, nyambi-nyambi, terus aktif juga di hansip. Alhamdulillah saya sekolahkan anak sampai kuliah. Punya anak 3, 1 sekarang kerja di BKAD Bekasi," ujarnya.
Ihwal gaji sebagai Hansip, kata Sudir, tidak dipermasalahkan. "Kalau gaji hansip mah terserah saya mah yang penting mah jadi sampingan aja ini mah," kata kakek 5 cucu itu.
Sementara itu, Kasatpol PP Pangandaran Dedih Rakhmat mengatakan untuk Hansip secara struktural berada di desa termasuk pada Lembaga Kemasyarakatan Desa. "Namun, secara fungsional, termasuk di bawah pembinaan Satpol PP selain Dinsospmd atau SKPD terkait," kata Dedih kepada detikJabar.
Ia mengatakan menurut data yang sudah masuk atau input ke SIM Linmas, Kabupaten Pangandaran memiliki 1.928 orang dari 93 desa. "Kalau jumlah mah banyak ada 1.928 orang dari 93 desa," ucapnya.
(sud/sud)