"Total personil Satlinmas di Kota Tasikmalaya lebih dari 3.900 orang. Mereka selama ini mengabdikan dirinya untuk masyarakat," kata Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Kerja Sama Antar Lembaga Satpol PP Kota Tasikmalaya, Dedi Sudiana, Selasa (30/1/2024).
Dipertanyakan mengenai kesejahteraan dan optimalisasi peran Satlinmas, Dedi mengatakan pemerintah dihadapkan pada persoalan yang cukup dilematis. Hal ini berkaitan dengan prinsip keberadaan Satlinmas itu sendiri yang bersifat swadaya.
"Pemerintah ada dilema untuk menangani kesejahteraan Satlinmas ini, karena pada dasarnya Satlinmas itu sifatnya swadaya, kalau swadaya kan prinsipnya dari dan oleh masyarakat," kata Dedi. Kondisi ini membuat anggota Satlinmas tak bisa mendapatkan gaji tetap, namun harus puas hanya menerima sebatas honorarium kegiatan atau insentif.
Di sisi lain Dedi juga mengakui bahwa anggota Satlinmas ini memiliki fungsi dan peran yang strategis. Peran Satlinmas nyata-nyata dibutuhkan oleh masyarakat dalam banyak kondisi dan situasi.
"Kalau peran dan fungsinya jelas sesuai dengan Permendagri Nomor 26 tahun 2020, Satlinmas diantaranya bertugas membantu penanganan bencana alam, ketertiban umum, ketenteraman masyarakat. Termasuk pengamanan Pemilu, seperti sekarang kita persiapkan," kata Dedi.
Sejauh ini pihak Satpol PP sebagai pemangku dari Satlinmas, kata Dedi lebih fokus kepada upaya pembinaan dan peningkatan kapasitas. Salah satunya seperti yang sedang dilakukan saat ini, Satpol PP berkeliling ke setiap kecamatan untuk menggelar peningkatan kapasitas SDM anggota Satlinmas.
"Kami Satpol PP sebagai pemangku Satlinmas berusaha terus melakukan pembinaan. Mendorong agar kapasitas SDM Satlinmas ini semakin meningkat sehingga perannya di masyarakat bisa lebih baik," kata Dedi.
Salah satu upaya lain yang sedang dilakukan oleh Satpol PP Kota Tasikmalaya adalah pengadaan seragam baru bagi anggota Satlinmas. Di tahun 2023 lalu, Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan kebijakan mengganti seragam Satlinmas yang sebelumnya berwarna hijau menjadi warna abu-abu.
"Ada rencana tahun ini pengadaan seragam baru, seragam hijau diganti abu-abu. Tapi penggantian seragam itu kami lakukan secara bertahap. Selain keterbatasan anggaran, di Permendagri nomor 11 tahun 2023 masih diperbolehkan seragam Linmas yang hijau itu sampai tahun 2026. Jadi targetnya 2026 semua seragam Satlinmas ganti," kata Dedi.
Selain mengupayakan penggantian seragam, Pemkot Tasikmalaya juga tengah mengupayakan untuk memberikan jaminan asuransi ketenagakerjaan. Pemberian fasilitas ini diharapkan bisa mendorong semangat anggota Satlinmas untuk menjalankan tugasnya, termasuk untuk merangsang terjadinya regenerasi.
"Ke depan diwacanakan pemberian jaminan BPJS ketenagakerjaan, pemberian asuransi ini selain memberikan fasilitas asuransi juga untuk merangsang ketertarikan anak muda bisa bergabung menjadi Satlinmas," kata Dedi.
Dia mengakui minat anak-anak muda atau masyarakat untuk bergabung menjadi anggota Satlinmas relatif minim. Minat untuk bergabung hanya terjadi ketika ada momentum tertentu seperti hendak Pemilu. Setelah itu, semangat mereka kendor kembali.
"Kami melakukan tukar pikiran dengan para anggota senior Satlinmas, jadi yang muda-muda itu semangatnya kalau ada event. Misalnya pemilu, banyak peminatnya, setelah itu kendor lagi semangatnya," kata Dedi.
Namun demikian di beberapa daerah, minat anak muda atau warga usia produktif untuk bergabung menjadi anggota Satlinmas cukup menggembirakan. "Di beberapa daerah memang masih didominasi yang senior-senior, tapi ada juga daerah yang mulai regenerasi banyak anak muda. Misalnya di wilayah Kecamatan Cipedes itu anak mudanya banyak," kata Dedi. (yum/yum)