Cerita Pilu di Balik Aksi Nenek Cegat dan Palak Pemobil di Garut

Cerita Pilu di Balik Aksi Nenek Cegat dan Palak Pemobil di Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 07 Feb 2024 16:01 WIB
Nenek-nenek cegat dan palak pengendara mobil di Garut
Nenek-nenek cegat dan palak pengendara mobil di Garut (Foto: Istimewa)
Garut -

Sekelompok pemuda yang tengah berkendara dengan mobil diberhentikan dan dimintai sejumlah uang oleh seorang nenek-nenek di Garut. Ada kisah pilu, di balik aksi gahar nenek bernama Fitri itu menyetop mobil berkecepatan tinggi.

Aksi pemalakan yang dilakukan nenek ini viral dan menjadi perbincangan di media sosial, setelah aksinya terekam kamera korban dan kini tersebar di media sosial. Seperti dilihat detikJabar, dalam video berdurasi 42 detik itu menampilkan aksi sang nenek tanpa takut menyetop sebuah mobil di jalan raya.

Tidak jelas apa yang sebenarnya terjadi sebelum momen ini terekam dalam video amatir tersebut. Namun yang jelas, para pria yang ada di dalam mobil terlihat panik, kemudian memberikan sejumlah uang kepada nenek berambut pendek itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepinggir dulu, iya awas. Rp 20 ribu ya," celetuk sopir dalam video ini.

Dalam video terlihat, saat beraksi, nenek ini mengepal sebuah batu. Di tangan yang sama, nenek itu juga terlihat mengapit sebatang rokok dengan jarinya. Setelah memberikan uang, mobil langsung tancap gas menjauh dari lokasi.

ADVERTISEMENT

Aksi berani sang nenek ini, lantas menjadi perbincangan setelah videonya tersebar. Di TikTok, videonya ditonton hampir satu juta kali oleh warganet. Belakangan diketahui, jika aksi tersebut berlangsung di wilayah Garut selatan. Tepatnya, di Jalan Raya Garut-Pameungpeuk, perbatasan antara Gunung Gelap dengan Cisompet.

Daerah tersebut, diketahui masuk ke kawasan Desa Depok, Kecamatan Cisompet. Menurut Kapolsek Cisompet AKP Hilman Nugraha, kejadiannya berlangsung pada hari Sabtu, (3/2) lalu.

"Kejadiannya hari Sabtu kemarin. Informasinya baru beredar sejak Minggu. Setelah kejadian itu, kami langsung melakukan penelusuran," kata Hilman, Rabu (7/2/2024).

Sosok nenek yang melakukan aksi pemalakan itu, diketahui bernama Fitri. Warga lokal setempat. Kepada detikJabar, Kapolsek Hilman bercerita tentang kisah Fitri yang mengalami gangguan kejiwaan tersebut.

Berdasarkan penuturan pihak keluarga yang dimintai keterangan oleh pihaknya kata Hilman, Fitri diketahui mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Keterbelakangan mental yang diidapnya, sudah terlihat sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Saat sekolah, memang sudah ada indikasi. Yang bersangkutan ini sering mengambil pulpen milik orang lain," katanya.

Menginjak umur dewasa, gangguan kejiwaan yang diidap Fitri diketahui makin menjadi. Hilman berkisah, sejak dirinya menjadi Kapolsek Cisompet di tahun 2020, berulang kali dirinya menerima laporan dari masyarakat yang dipalak oleh Fitri.

Menurut Hilman juga, Fitri diketahui melakukan aksi pemalakan dengan modus yang sama. Dia nyelonong ke tengah jalan, dan menggenggam sebongkah batu. Batu itu, dipakai menakuti korbannya agar menyerahkan sejumlah uang.

"Dari tahun 2020 ada banyak kejadian. Tapi, tidak ada satupun yang melaporkan mobilnya dilempar batu," ucap Hilman.

Sejak kasusnya jadi perbincangan, Polsek Cisompet dengan jajaran pemerintah setempat, juga langsung datang ke lokasi. Kondisi kejiwaan Fitri, dicek kembali oleh petugas Puskesmas setempat yang dibawa ke lokasi.

"Sudah diperiksa, kemudian disuntik obat juga. Kemudian diadakan pemeriksaan oleh pihak Puskesmas," katanya.

Sebenarnya, upaya yang dilakukan pemerintah setempat, juga sudah berulang kali dilakukan. Di antaranya, dengan meminta pihak keluarga untuk meninggikan pagar rumah mereka, agar Fitri tak beraksi mengganggu warga. Tapi karena lemahnya pengawasan dari pihak keluarga, Fitri lagi-lagi beraksi.

"Jadi yang bersangkutan ini, tinggal hanya berdua bersama ibunya. Di sisi lain, ibunya juga tidak bisa mengawasi karena sudah tua dan renta," katanya.

Fitri sebenarnya memiliki saudara kandung. Namun, mereka kini sudah berpisah rumah dengannya. Menurut Hilman, saat ini pihak Puskesmas Cisompet sedang berkoordinasi dengan dokter spesialis kejiwaan di Garut, untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Untuk masyarakat, kami mengimbau sebetulnya kalau mau melintas, melintas saja. Karena pada dasarnya yang bersangkutan ini hanya menakut-nakuti. Ketika mobilnya melaju kencang juga dia takut," pungkas Hilman.

Pernyataan kapolsek soal kondisi kejiwaan Fitri, juga diamini oleh Bangbang Rasalim, Kepala Desa Depok. Menurut Bangbang, Fitri sebelumnya sudah menjalani pemeriksaan dan dipastikan mengalami gangguan kejiwaan.

"Fitri tersebut ada keterbelakangan mental. Saya bukan kali ini saja dimasukan ke medsos. Tapi, apa boleh buat," kata Bangbang.

Bangbang sendiri menghaturkan permohonan maaf atas kejadian aksi pemalakan yang dilakukan oleh salah seorang warganya itu. Jika ada masyarakat yang mengalami hal serupa, bisa melaporkan kepada pihaknya.

"Saya dari pihak pemerintah, meminta maaf kepada masyarakat yang mengalami. Sekali lagi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya," pungkas Bangbang.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads