Nabi Muhammad SAW diberikan kesempatan untuk Isra dan Miraj oleh Allah SWT. Isra adalah perjalanan dari Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina. Dan Miraj adalah perjalanan badan dan ruh Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha.
Menurut Muhammad Solikhin dalam buku di Balik 7 Hari Besar Islam, disebutkan bahwa peristiwa Isra Miraj terjadi pada tahun 621 M atau tahun 10/11 dari kenabian. Disebutkan pula, keumuman ulama menyebutkan tanggalnya adalah malam Jumat, 27 Rajab.
Perjalanan ini diabadikan di dalam Al-Quran, bahkan perjalanan itu menjadi nama surah dimana informasi mengenai Isra Mi'raj termaktub pada ayat 1 surah Al-Isra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
Pertemuan Rasulullah SAW dengan Para Nabi
Dalam perjalanan itu, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan nabi-nabi terdahulu, yang diutus Allah SWT sebagai pembawa pesan ilahiah kepada manusia, sebelum pengutusan Muhammad SAW.
Pertemuan antara Muhammad SAW dengan para nabi itu banyak riwayatnya. Para periwayat (rawi) hadis seperti Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadis terkait hal itu.
Dari langit pertama hingga langit ke tujuh, nabi berjumpa dengan leluhur-leluhurnya. Diketahui, Nabi Muhammad adalah keturunan Ibrahim AS dari jalur Ismail AS. berbeda dengan nabi-nabi yang diutus kepada kaum Yahudi yang merupakan keturunan Ibrahim AS dari jalur Ishak AS.
Yang Dijumpai Nabi Muhammad SAW di Tujuh Langit
Peristiwa Isra Miraj dimulai dengan datangnya sekelompok malaikat dipimpin Jibril AS yang membelah dada Rasulullah lalu membasuh isinya dengan air zamzam, lalu memenuhinya dengan 'Iman".
Perjalanan dimulai dengan menaiki buraq, makhluk yang ukurannya tidak jauh dari postur keledai. Nabi berangkat dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Lalu Mi'raj ke Sidratul Muntaha.
Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha, nabi melintasi berlapis langit dan berjumpa dengan para nabi terdahulu.
Di langit pertama, Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Adam AS; Di langit kedua berjumpa dengan Nabi Yahya AS dan Isa AS; Di langit ketiga Muhammad SAW berjumpa dengan Nabi Yusuf AS; Di langit keempat ada Nabi Idris AS; Di langit kelima ada Nabi Harun AS; Di langit keenam ada Nabi Musa AS; Dan di langit ketujuh Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Ibrahim AS.
Perawakan Para Nabi dalam Hadis Isra Miraj
Nashiruddin Al-Albani, ulama hadis kontemporer (1914-1999), menulis kitab "Shahih Al-Isra' Wa Al-Mi'raj" yang diterjemahkan oleh M. Romlie Shofwan El Farinjani menjadi buku "Isra Mi'raj, Kumpulan Hadits dan Takhrijnya" (2000) menukil riwayat yang menggambarkan perawakan para nabi.
Memang tidak semua nabi terdahulu yang dijumpai Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj terdeskripsikan perawakannya.
Di bawah ini, kutipan dari nukilan Al-Albani dari Shahih Al-Bukhari nomor hadis 3394,3437,4709,5576 dan 5603), Sahih Muslim, nomor hadis 272, Sunan Ahmad jilid 2/282 dan 512), dan Al-Baghawi dalam Syarh As-Sunnah: 3761, yang memuat informasi perawakan sejumlah nabi.
Nabi Musa
"Dari Said bin Al Musayyab, dari Abu Hurairah ia berkata, Nabi SAW bersabda: "Pada malam di mana aku mengadakan perjalaan Isra' (Isra Mi'raj), aku bertemu dengan nabi Musa AS -sambil menyifati (menyebutkan ciri-ciri nabi Musa)- bahwa beliau adalah orang yang kurus dan berambut lurus, (tinggi) seperti orang yang berasal dari kaum Syanu 'ah."
Nabi Isa
"Kemudian aku bertemu dengan Nabi Isa AS -sambil menyifati (menyebutkan ciri-ciri Nabi Isa)- bahwa beliau adalah orang yang berbadan tinggi, bertubuh sedang dan berkulit merah. Sepertinya beliau baru saja keluar dari kamar mandi."
Nabi Ibrahim AS
"Setelah itu aku berjumpa dengan Nabi Ibrahim AS, sedangkan menurutku, aku adalah orang yang paling serupa dengan beliau di antara anak-anak keturunannya."
(iqk/iqk)