Suasana pasar hewan atau dikenal Pasar Domba di Sumedang tampak sibuk. Para peternak datang untuk menjajakan dombanya.
Suasana sibuk itu terjadi pada Sabtu (3/2/2024) siang. Peternak dari berbagai daerah di Jawa Barat menenteng dombanya untuk dijual di pasar yang berada di Kecamatan Tanjungsari itu.
Hewan ternak yang dijual di pasar ini di antaranya domba, kambing hingga sapi. Pasar ini memang tak buka setiap hari. Hanya Selasa dan Sabtu dalam sepekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wandi (34), peternak asal Lingkungan Gudang, Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari menjadi salah satu peternak yang biasa menjual hewan ternaknya di pasar tersebut.
Ia beternak mulai dari jenis domba garutan seperti domba untuk bibit, domba petetan, domba untuk akikah serta domba garutan lainnya dan juga kambing.
"Kalau hari ini yang saya jajakan cuma tiga ekor domba garutan saja," ujar Wandi saat berbincang dengan detikJabar di lokasi.
Wandi mengatakan aktivitas di Pasar Domba akan ramai saat bulan Syawal atau menjelang bulan Dzulhijjah atau Rayagung (bulan haji). Untuk saat ini, kondisi Pasar Domba lebih sepi di banding momen-momen tertentu.
"Kalau hari-hari biasa paling dapat menjual domba atau kambing itu satu sampai tiga ekor tapi kalau pas Rayagung dalam sehari itu bisa sampai sepuluh ekor," terangnya.
Profesi yang digeluti Wandi sebagai peternak ternyata sudah turun temurun. Wandi memutuskan menjadi sebagai peternak usai lulus sekolah tingkat atas. Wandi biasa menjual domba Garut jantan dengan bobot 50 kilogram (sebelum disembelih) seharga Rp3,5 juta.
"Saya jadi peternak itu mengikuti jejak kakak saya dan paman saya, kalau paman saya itu banyakan ternak kambing," terangnya.
Peternak lainnya, Daud (61) juga turut menjual hewan ternak sapi di Pasar Domba. Namun, Daud sedikit mengeluhkan kondisi Pasar Domba saat ini.
"Fasilitas di pasar ini harus segera dibenahi, karena peternak sapi di sini itu kan sudah berpengalaman dan melihat kondisi pasar sekarang ini sudah tidak memungkinkan," ungkapnya.
Salah satu yang dikeluhkan soal akses keluar masuk kendaraan. Menurut dia, akses keluar masuk kendaraan hanya satu. Dan itu tak cukup.
"Di sini itu untuk akses keluar - masuk kendaraan cuma satu pintu, kemudian akses jalannya cukup sempit sehingga setiap hari pasar tiba kerap menimbulkan macet," ucapnya.
"Semoga segera perhatian dari pemerintah setempat demi kemajuan para peternak," kata dia menambahkan.
(dir/dir)