Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Jumat (2/2/2024). Pelaku pembacokan berlatar cemburu yang ditangkap polisi hingga kesedihan Sayuti karena kehilangan rumah karena longsor di Cirebon.
Berikut rangkuman berita dalam Jabar hari ini:
Pelaku Pembacokan Berlatar Cemburu Ditangkap
Pelaku pembacokan sadis Ajun Junaedi (52) warga Kampung Leuwi Keris, Desa/Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi berhasil ditangkap polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Ajun diserang menggunakan Patik, sejenis kapak kecil untuk mengupas kelapa pada Sabtu (27/1/2024) lalu. Pelaku diketahui saat ini sudah diamankan di Mapolsek Nagrak, Resor Sukabumi.
"Informasi yang diperoleh dari personel kami, terduga pelaku sudah kita amankan," kata Kapolres Sukabumi AKBP Tony Prasetyo saat dihubungi detikJabar, Jumat (2/1/2024)
Menurut Tony, saat ini pelaku masih dimintai keterangan oleh polisi terkait aksi keji yang dilakukannya. "Untuk informasi lengkapnya nanti setelah yang bersangkutan kita periksa dan mintai keterangan," ujar Tony.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri meyebut bahwa pengejaran terhadap terduga pelaku dilakukan sejak kasus tersebut dilaporkan oleh pihak keluarga korban.
"Kami sudah melakukan pengejaran, terhadap pria diduga pelaku, inisial pelaku sudah kita kantongi. Pelaku meninggalkan semua alat komunikasi dan awalnya kami curiga dia bersembunyi di kawasan hutan," kata Kasat Ali.
Selama beberapa hari terakhir pihaknya dikatakan Ali, melakukan perburuan hingga ke kawasan perbukitan di sekitar lokasi kejadian dan lokasi di sekitar rumah pelaku.
"Kami mengejar ke kawasan tebing perbukitan yang diduga dijadikan tempat persembunyian. Untuk motif sementara pelaku merasa cemburu, karena istri korban kembali dengan suaminya sementara dulu sempat pacaran dengan si pelaku," tutur Ali.
Tanam Ganja di Gunung Setum, Dua Warga Garut Diringkus
Polisi meringkus dua orang warga Garut berinisial EK (42) dan TA (56). Keduanya ditangkap setelah terbukti menanam ganja di kawasan Gunung Setum, Kecamatan Bayongbong, Garut.
Menurut Kasat Reskrim Polres Garut AKP Juntar Hutasoit, pengungkapan kasus ini bermula ketika pihaknya mengamankan JH. Seorang pengedar ganja yang kerap mengedarkan barang haram di kawasan perkotaan Garut.
"Dari penangkapannya ini, muncul dua nama yang menjadi asal-usul barang. Yakni EK dan TA. Kemudian kita berhasil amankan hari Rabu (31/1) kemarin," kata Juntar kepada wartawan, Jumat, (2/2/2024).
Kedua tersangka ditangkap di tempat berbeda. EK lebih dulu. Di tangannya saat penangkapan, polisi menyita paket ganja kering dengan berat total 13,31 gram. Terdiri dari ganja yang dibalut kertas putih, hingga ganja yang sudah dilinting menjadi seperti rokok.
Pengembangan kemudian dilakukan oleh penyidik dari Sat Narkoba Polres Garut. Hasilnya, di luar dugaan. Menurut Juntar, didapati informasi jika kedua tersangka ini memperoleh ganja dengan cara panen sendiri.
"Pengakuannya mereka menanam ganja di hutan Gunung Setum di Kecamatan Bayongbong," katanya.
Polisi lantas mengecek lokasi penanaman ganja tersebut. Setelah dicek di lokasi, benar saja. Masih ada sisa-sisa tanaman ganja yang tertanam di sana. Petugas menemukan satu pohon ganja.
"Pohon yang ditemukan ini memiliki tinggi sekitar 60 centimeter, dan berat 425 gram. Pengakuannya ini sisa panen," ungkap Juntar.
EK dan TA mengaku sudah lebih dari 6 bulan menanam ganja di Gunung Setum. Mereka, katanya bahkan sempat panen daun ganja beberapa waktu lalu. Pengakuannya, mereka mendapatkan bibit ganja dari dua orang lain yang saat ini sedang dicari polisi.
"Terkait motifnya menanam ya untuk dikonsumsi sendiri kemudian dijual juga," ujar Juntar.
Para tersangka kini dijebloskan ke penjara oleh polisi. Mereka dijerat dengan Pasal 111 ayat (1) Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba.
Napiter Bom Makasar Ikrar Setia NKRI di Indramayu
Tiga narapidana teroris di Lapas Kelas IIB Indramayu melakukan ikrar setia kepada NKRI. Salah satunya ada narapidana kasus bom di Makassar pada tahun 2021 lalu.
"Ada tiga orang yang hari ini melakukan ikrar setia NKRI, yaitu atas nama Krisna, Trianto sama Ikbal. Tentu ini menjadi kebanggaan kita semua yang sebelumnya saudara-saudara kita terpapar paham-paham radikalisme," kata Kadiv Permasyarakatan Kanwil Kumham Jabar, Kusnali, Jumat (2/2/2024).
Ketiga napiter itu merupakan pindahan dari Rutan Cikeas Bogor pada November 2023 kemarin. Di Lapas Indramayu, Krisna menjalani hukuman sampai Desember 2025, sementara Trianto dan Ahmad Ikbal, hukuman masing-masing sampai November dan Agustus 2024.
"Alhamdulillah pada saat ini beliau sudah melakukan ikrar setia NKRI sehingga bisa berbaur dengan masyarakat. Tentunya harapan kita tidak mengulangi kesalahan yang sama," katanya.
Dijelaskan Kusnali, dari ketiga napiter yang baru saja bersumpah setia NKRI terdiri dari jaringan berbeda. Krisna misalnya, ia napiter yang terlibat kasus bom di Makassar pada tahun 2021 lalu. Aksi bom yang dilakukannya saat masih berada di jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan bertugas sebagai penyuplai bahan peledak. Sementara, Trianto dan Ahmad Ikbal merupakan napiter dari jaringan Jamaah Islamiyyah (JI).
"Kalau yang Krisna itu terlibat kasus bom di Makassar tahun 2021," ucapnya.
7 Pengedar Sabu di Cimahi Diamankan Polisi
Kota Cimahi menjadi salah satu daerah sasaran peredaran narkotika jenis sabu-sabu. Dalam kurun waktu sebulan, polisi menggagalkan peredaran 148 gram lebih sabu yang dipasok dari berbagai daerah.
Ada tujuh tersangka dengan jaringan yang berbeda-beda sebagai pengedarnya. Tujuh tersangka itu diamankan di tempat dan waktu yang berbeda-beda pula.
"Sepanjang Januari 2024 ini, kita amankan 7 pengedar sabu. Jumlah barang buktinya sebanyak 148,96 gram," kata Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono saat ditemui di Mapolres Cimahi, Jumat (2/2/2024).
Para pengedar barang haram itu mulai merambah transaksi via media sosial untuk mengelabui polisi. Meskipun mereka masih tetap juga mempertahankan transaksi konvensional.
"Modusnya rata-rata tetap adu banteng, sistem tempel dengan maps. Tapi mereka juga sudah mulai sering transaksi via medsos, itu supaya tidak terendus polisi," ujar Aldi.
Salah satu tersangka yang diamankan yakni ibu rumah tangga berinisial AAS. Ia mengaku baru terjun ke dunia gelap itu menjadi pengedar sabu sejak Januari 2024.
"Tapi kita masih dalami pengakuannya, karena tidak mungkin masih baru-baru ini. Dia diamankan di rumahnya di Kota Bandung," ujar Aldi.
Dari tangan AAS, pihaknya mengamankan barang bukti narkotika jenis sabu siap edar seberat 20 gram. Barang itu didapat dari seorang pria berinisial RY yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Nah supaya tidak mengundang kecurigaan, jadi dia ini mengedarkan sabu-sabu itu juga sambil berjualan minuman dingin," kata Aldi.
Kepada polisi, AAS mengaku terpaksa menjadi pengedar sabu demi memenuhi kebutuhan ia dan anak-anaknya. Apalagi suaminya sudah lama tidak bekerja sehingga tak memiliki pendapatan.
"Pengakuannya untuk keperluan sehari-hari, karena dia punya 5 anak yang harus dibiayai. Sementara suaminya pengangguran," ucap Aldi.
Para tersangka dijerat dengan pasal 114 ayat 2 dan Pasal 111 ayat 2, Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman penjara seumur hidup, paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun.
Sayuti Harus Kehilangan Rumah Akibat Longsor
Cirebon diguyur hujan deras dengan waktu yang cukup lama, Kamis (1/2/2024). Sejumlah sungai di Kota Cirebon pun meluap, salah satunya sungai yang melintasi wilayah Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti. Salah satu rumah pun ambruk.
Lurah Argasunya, Ardi mengaku mendapatkan laporan mengenai rumah ambruk pada hari ini, Jumat (2/2/2024), sekitar pukul 09.30 WIB. Menurut Ardi, rumah yang ambruk itu disebabkan karena longsor yang terjadi di pinggir sungai Kampung Benda Kerep.
"Tadi sekitar jam 09.30 saya terima laporan kalau di Kampung Benda Kerep RT 001 RW 001 ada rumah yang longsor," kata dia, Jumat (2/2/2024).
Saat meninjau lokasi, dirinya memastikan penyebab dari insiden longsor tersebut diakibatkan meningkatnya debit air sungai. Sehingga mengikis bagian belakang bangunan rumah.
"Posisi rumah ini kan ada tepat dipinggir sungai, jadi ada air kiriman dari Kuningan dengan debit yang besar, jadi mengikis bagian belakang rumah," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan masih terdapat 10 rumah lainnya yang terancam longsor karena posisi tepat di bantaran sungai. Oleh karena itu, pihaknya bersama BPBD setempat sedang melakukan assesment guna mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali.
"Ada 10 rumah yang ada di bantaran sungai ini, makanya kami lakukan assesment untuk mengantispasi kejadian serupa terulang lagi," ungkapnya.
Sementara itu, Sayuti selaku pemilik rumah mengaku saat kejadian keluarganya sedang berada di luar rumahnya. "Pas kejadian alhamdulillah saya sama keluarga lagi di luar rumah," kata dia.
Ia juga mengungkapkan, rumah yang ditinggali bersama dua orang lainnya ini mengalami kerusakan yang cukup parah. Karena hampir sebagian rumahnya harus hancur akibat insiden bencana longsor tersebut.
"Saya sih bingung, mau beresin rumah dari mana, saya harap pemerintah bisa bantu buat perbaikan rumah," tutupnya.