Akses menuju pusatnya Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu dari Cibadak terbilang mulus. Namun begitu lubang yang bertebaran menjadi semacam ranjau yang perlu diwaspadai oleh pengendara terutama penunggang motor.
Terdapat dua akses menuju Palabuhanratu dari Cibadak, bisa menggunakan jalur Cikembar sejauh 48 kilometer, atau akses alternatif Cikidang dengan jarak 41 kilometer. Bila melalui Cikidang, siap-siap menghadapi tanjakan dan turunan ekstrem. Dan, jika melalui Cikembar siap-siap bertemu lubang bak ranjau nyaris di sepanjang jalan.
"Banyak lubang di jalanan ukurannya beragam, yang jadi masalah adalah ketika kondisi lubang ini berada di tikungan, atau di belokan, atau posisinya di bawah turunan jalan setelah tanjakan. Jadi kalau kurang konsentrasi pasti kena hantam roda," kata Asur salah seorang warga Kecamatan Warungkiara, kepada detikJabar, akhir pekan kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi akses jalan di bawah pengelolaan Kementrian PUPR itu sudah banyak dikeluhkan warga, detikJabar kemudian menjajal akses tersebut. Perjalanan dilakukan dari Cibadak dengan menempuh jarak sejauh 48 kilometer, selain terdapat banyak kelokan, siap-siap dengan lubang terhampar bak jebakan.
Kondisi jalan berlubang ditemukan di salah satu jembatan ruas Jalan Nasional III Sukamulya, Cikembar, ukurannya sedang namun cukup dalam. Lubang ini berada di ruas arah berlawanan dengan kondisi jalan yng lurus. Kondisi serupa juga terlihat di jembatan Cimanggu, Cikembar.
Lubang bak ranjau ditemukan di belokan dan tanjakan kecil di dekat SPBU Warungkiara, bagi pengendara dari Palabuhanratu-Cibadak kondisi lubang jalan ini cukup berbahaya karena selain dalam dan besar, posisi lubang tersembunyi di turunan jalan.
"Sudah beberapakali pengendara motor nyangkut di lubang itu, yang kasihan itu kalau boncengan pasti lecet-lecet, dan pelek motornya bengkok. Karena banyak yang nggak sadar, habis keluar dari SPBU langsung narik gas, mata pengendara pasti nggak langsung lihat lubang ini karena tersembunyi atau muncul setelah tanjakan kecil," ujar Ramdan, warga setempat.
Warga sempat mengakali lubang itu dengan memasang tanda penghalang, namun karena kondisi jalan kerap dilintasi truk berukuran besar tanda itupun hilang. Warga juga sempat menguruk lubang dengan tanah dan kerikil, namun hilang setelah hujan datang.
"Ini nggak hujan saja sudah jadi jebakan, apalagi kalau hujan. Lubangnya tersamar genangan air. Otomatis kena lindas ban pasti membahayakan pengendara terutama yang naik motor," ungkap Ramdan.
Informasi diperoleh, lubang jalan tersebut kerap mendapat perbaikan di momen tertentu seperti hari libur nasional atau hari libur keagaamaan. Namun perbaikan lubang tidak bertahan lama. Lubang-lubang kembali muncul membahayakan pengendara.
"Banyak truk besar melintas, kondisi aspal awalnya mengelupas lama-lama terus membesar dan jadi lubang. Kalau harapan warga dan mungkin harapan pengguna jalan pastinya perbaikan ya. Kalau untuk warga yang tinggal di dekat lubang-lubang itu tentunya jadi pekerjaan rutin, menyelamatkan pemotor ketika mengalami kecelakaan," pungkas Ramdan.
Kondisi lubang-lubang di jalanan berbagai ukuran mudah didapati, bahkan ketika sudah hampir tiba di Palabuhanratu. Sebagian mudah terlihat, namun sebagian lainnya tersembunyi mengintai keselamatan pengendara.
(sya/sud)