Peristiwa pembacokan menimpa dua aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) terjadi di Kota Sukabumi. Korban berinisial AAM (24) dan RZ (24) mendapatkan luka sobek di kepala bagian belakang dan lecet di bagian leher.
Pembacokan itu baru diketahui pada Kamis (25/1/2024) sekitar pukul 02:00 WIB di Jalan A Yani, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Salah satu korban, AAM memberikan kesaksian atas musibah yang menimpanya.
Baca juga: Aktivis GMNI Sukabumi Dibacok Saat Kongkow |
AAM (24) mengatakan, malam itu dia dan beberapa temannya sedang nongkrong dan ngopi di salah satu kedai kopi dekat lokasi kejadian. Kemudian, tiga pria yang menggunakan satu motor datang dan bertanya lokasi tempat bermain biliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama anak-anak itu dijawab 'ada itu di atas di Capitol'. Terus selang dari itu 10 menit saya pengen buang air kecil, karena nggak ada toilet, biasanya ke basemen Capitol di bawah, saya minta antar ke korban RZ," kata AAM kepada detikJabar, Jumat (26/1/2024).
Saat akan kembali ke kedai kopi, keduanya bertemu dengan pria yang tadi bertanya soal lokasi permainan biliar. Menurutnya, gelagat ketiga pria itu seperti orang dalam pengaruh minuman beralkohol.
"Saya tanya 'a udah belum main billiar teh?'. Itu di dalam ke bawah (basemen Capitol) dia jawab malah pakai bahasa Sunda dia tuh bilang 'maneh naon pinuh-pinuh ulah lin urang maen billiar?' (Apa kamu bilang penuh-penuh, nggak boleh bukan saya main biliar?). Saya sama RZ itu bingung kenapa dia jawab gitu, soalnya waktu di kedai kopi dia tanyanya baik-baik," ujarnya.
Kemudian, AAM dan RZ dirangkul paksa. Lalu terjadilah pemukulan. Saat itu, AAM tak tahu jika pelaku membawa senjata tajam.
"Saya dirangkul berdua sama RZ, dia bilang 'arek jadi babaturan, arek jadi musuh' (mau jadi teman, mau jadi musuh), ya saya jawab nggak kenal dia siapa, saya nggak tahu dia orang baik atau jahat. Alasannya saya nggak langsung jawab mau jadi teman gitu, nah di situ dia langsung mukul RZ," katanya.
"Saya narik si pelaku, pelakunya tiga orang, yang narik RZ satu (lalu) saya tarik. Dia berbalik ke arah saya, menyerang saya menggunakan pisau belati dan terkenalah di sini (di leher) dan sempat mau menusuk saya, tapi keburu saya tahan tangannya. Ada beberapa detik lumayan lama saya tahan dan tidak ada yang membantu juga dari orang banyak di situ yang melihat, itu saya sayangkan," tambahnya.
Saat akan mencoba menyelamatkan diri, kedua pelaku lainnya mengambil senjata tajam jenis celurit dan menyabetkan ke arah kepala belakang RZ. Saat kondisi bersimbah darah, para pelaku pun melarikan diri menggunakan motor Yamaha Jupiter MX.
"Saya masih di bawah, masih nahan tangan yang memegang sajam belum ada yang membantu. Di situ saya angkat saja, saya menghindar dan si pelaku lari dari situ. (Senjatanya) pisau belati sama celurit," kata dia.
Setelah melihat luka yang dialami kedua korban, teman-temannya pun membawa mereka ke RS Kartika yang tak jauh dari lokasi kejadian. Hingga saat ini, kondisi AAM sudah stabil karena luka sayatan di lehernya tak tembus ke bagian dalam.
Sementara itu, Kapolsek Cikole Kompol Cepi Hermawan mengatakan, hingga saat ini korban belum membuat laporan polisi. Meski demikian, ia telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi hingga mengidentifikasi pelaku.
"Upaya kami dari Polsek Cikole ini walaupun sampai saat ini korban belum membuat laporan resmi laporan polisi tapi dari pihak kami terus mengupayakan mengidentifikasi dan mencari bahan bahan keterangan baik di TKP ataupun saksi-saksi yang lainnya untuk mengetahui siapa sih pelaku penganiayaan tersebut," kata Cepi.
Cepi juga membenarkan adanya video CCTV yang merekam para pelaku. Dia menyebut, pria yang terekam CCTV diduga kuat sebagai pelaku pengeroyokan.
"Kalau menurut keterangan korban dan saksi saksi benar bahwa yang di CCTV beredar itu mereka lah yang telah melakukan penganiayaan namun sangat disayangkan pada saat kejadian di TKP tersebut kami meminta kepada yang memiliki CCTV namun saat itu kami tidak langsung diberikan rekamannya. Betul secara kenyataan itu bisa menghambat kami dalam melakukan penyelidikan," sambungnya.
(orb/orb)