Proses produksi 10 unit alat tempur jenis medium tank di PT Pindad dan dinamai 'Tank Harimau' sudah rampung. Alat tempur karya anak bangsa ini akan menjadi koleksi alutsista baru TNI Angkatan Darat (AD).
Belum banyak yang tahu dengan Tank Harimau, sebelum diproduksi secara massal proses pengujian alat tempur ini sudah melalui perjalanan cukup panjang. Melansir dari laman resmi PT Pindad, serangkaian uji sertifikasi tank ini rampung pada 16 Agustus tahun 2018 lalu, sekaligus menjadi menjadi hadiah HUT RI ke 73 tahun.
Tank ini juga sudah melalui uji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil yang memuaskan pada 12 dan 14 Juli 2018, juga melakukan uji daya gerak atau mobilitas pada 7-16 Agustus 2018 oleh Dislitbangad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 8-14 Agustus 2021, Tank Harimau menjalani serangkaian Factory Acceptance Test (FAT) yang difasilitas uji FNSS Turki. Pada tanggal 24-25 tahun 2022, Tank Harimau kembali melakukan proses uji, yakni uji tembak (firing test).
Serangkaian Uji
Proses pengujian Tank Harimau ini di antaranya uji dimensi dan perlengkapan, uji track band yang meliputi uji lintas jalan miring 30 %, uji rintangan tegak 0,6 m, uji rintangan balok sejajar, uji rintangan tanggul, uji melintas tanjakan 45 dan 60 %, dan uji hand brake tanjakan 45 dan 60 %, serta uji daya gerak yang meliputi uji odo meter, uji kecepatan aman dan uji kecepatan maksimum di Tol Cipali.
Tank Harimau juga, sudah dilakukan uji tanjakan 60 % dengan jarak 1,6 km dan uji tanjakan 30-45 % dengan jarak 4 km di Sarangan, Jawa Timur. Uji cepat rendah kecepatan 5 km/jam dengan jarak 10 km, uji lintas pasir terurai, uji lintas bukit berpasir bersemak dan uji lampu tempur di Kebumen, Jawa Tengah. Serta uji ketahanan kendaraan 3x24 jam di Kalijati Subang dan uji off road di Parongpong Subang.
Untuk uji tembak atau firing test dilakukan dengan posisi Tank Harimau statis dan target tembakan statis berjarak 1.250 meter berukuran 4x4 meter menggunakan jenis peluru HEP-T (High Explosive Plastic Tracer) dan peluru TPCSDS-T (Target Practice Cone Stabilized Discarding Sabot with Tracer) dilakukan di Pusdikif TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Sesi pertama merupakan uji visual turret 105 mm untuk memastikan integrasi dan konfigurasi pada desain terbaru Tank Harimau sudah memenuhi persyaratan dan spesifikasi. Pengujian dilakukan dengan memeriksa prinsip kerja, laras, alat bidik, fitur, gerakan hingga tombol-tombol sudah berfungsi dengan baik.
Sesi kedua merupakan uji tembak turret dengan kanon 105 mm. Pengujian tembak diawali dengan menembak dengan posisi menghadap arah depan, lalu dilanjutkan dengan arah kanan, kiri dan diakhiri arah belakang. Masing-masing posisi tembak dilakukan pengujian dengan menggunakan peluru sebanyak 1 butir.
Tank Harimau merupakan program panjang dalam membangun penguasaan teknologi menuju kemandirian alutsista dalam negeri. Tank Harimau ini menjadi bukti kemampuan industri pertahanan dalam negeri dengan produk inovatif, berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista menjaga kedaulatan NKRI.
Spesifikasi Tank Harimau
![]() |
Tank Harimau memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti-ancaman ranjau terkini. Medium tank ini menjadi generasi terbaru, dilengkapi dengan kemampuan daya gempur yang luas, mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antarkendaraan tempur.
Alat tempur ini memiliki bobot 32 ton, power 20 HP/ton, kecepatan maksimal 70 km/jam, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari komandan, penembak dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Tank Harimau sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi baru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi level 5. Turret tank ini memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Sementara itu, untuk desain tank ini dibuat sesuai dengan kriteria kebutuhan dari pengguna, didasarkan pada strategi pertempuran modern di mana kemudahan mobilisasi dari medium tank ini menjadi salah satu keunggulan di samping kemampuannya sendiri.
10 Tank Siap Diserahkan ke TNI AD
10 unit Tank Harimau produksi PT Pindad yang dipesan Kemenhan RI untuk TNI AD sudah rampung. Hal itu dipastikan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Selasa (23/1) lalu.
Dirut PT Pindad Abraham Morse mengatakan, Kemenhan RI memesan 38 alutsista dari PT Pindad, 18 di antaranya merupakan Tank Harimau dan 10 unit di antaranya sudah rampung.
"10 unit (selesai), (dari) order 18 unit. Itu kita serahkan ke TNI AD, 8 masih berjalan pekerjaan integrasinya. Kemenhan RI juga pesan alat tempur lainnya. "Semuanya ada 38 unit, ada (kendaraan taktis) Komodo, Anoa dan Tank Harimau," kata Abraham.
Abraham mengungkap, selain pesanan dari dalam negeri, PT Pindad juga mendapatkan orderan dari luar negeri salah satunya munisi yang dipesan Amerika Serikat.
"Sudah, tadi saya sampaikan pertumbuhan ekspor misalnya untuk munisi kita ekspor ke US, kemudian beberapa negara ASEAN ekspor untuk pistol dan banyak amunisi terutama MKK," ungkapnya.
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menugaskan kepada PT Pindad dan DEFEND ID untuk wujudkan industri pertahanan dari hulu ke hilir.
"Ada Tank Harimau yang akan kita berikan ke Pak Menhan, ini yang kita kerjasamakan dengan Turki dan bisa kita lihat persenjataan yang ada benar-benar kelas dunia dan kita harap Pindad bisa jadi pionir dan main di kelas global," ujar Kartika.
Kartika juga minta PT Pindad dan DEFEND ID untuk menunjukkan komitmen kepada pemerintah. Order Kemenhan RI kepada PT Pindad benar-benar memberikan perhatian kepada Pindad agar lebih mandiri dan terus kita naikan.
"5 tahun kedepan transfer teknologi dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) Harus benar-benar diperhatikan, kita tidak ingin terus impor kita ingin majukan industri dalam negeri," ujarnya.
Disingung TKDN produk PT Pindad, Kartika sebut jumlahnya saat ini masih bermacam-macam. "TKDN macam-macam, senjata di atas 70%, kendaraan tempur ada yang sudah 50%, tinggal baja dan barrel masih impor kita ingin bantu supaya bisa produksi di Indonesia," pungkasnya.
(wip/sud)