Jabar Hari Ini: Ditangkapnya Pemerkosa-Pembunuh Bocah 7 Tahun di Cianjur

Jabar Hari Ini: Ditangkapnya Pemerkosa-Pembunuh Bocah 7 Tahun di Cianjur

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 24 Jan 2024 22:30 WIB
Pelaku pembunuhan di Cianjur.
Pelaku pembunuhan di Cianjur. Foto: Ikbal Slamet
Sukabumi -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (24/1/2024). Salah satunya pembunuh dan pemerkosa bocah di Cianjur, yang akhirnya ditangkap Polisi. Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Ditangkapnya Pembunuh-pemerkosa Bocah 7 Tahun di Cianjur

Malang nian nasib Susan. Bocah perempuan berusia 7 tahun itu ditemukan meninggal dunia di kawasan Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur pada 27 Juli 2023 lalu.

Susan sempat hilang sejak 9 hari sebelumnya, hingga akhinya ia ditemukan dalam kondisi sebagian tubuh telah menjadi tulang. Tabir kematiannya pun terungkap, ia adalah korban pembunuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sapturi (45) jadi dalang kematian Susan. Tetangganya sendiri itu bahkan tega memperkosa Susan, sebelum memutuskan membunuhnya. Mulanya, Sapturi membawa Susah setelah bermain dengan temannya.

Ia pun mengajak korban ke dekat pantai di Desa Tanjungsari Kecamatan Agrabinta. Susan awalnya ditunjukkan video porno oleh Sapturi, hingga akhirnya Sapturi melampiaskan napsu bejatnya. Susan sempat memberontak, hingga Sapturi habis kesabaran dan membunuh korban.

ADVERTISEMENT

Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan mengungkapkan, pelaku diduga memiliki kecenderungan seksual terhadap anak-anak. Pasalnya terungkap jika pelaku merupakan residivis dengan kasus yang sama, yakni pemerkosaan dan pembunuhan anak di bawah umur di Lampung.

"Pada 2011 lalu pelaku ditangkap dan dihukum atas perbuatannya melakukan pemerkosaan dan pembunuhan anak di Lampung. Tersangka bebas pada Februari 2023, kemudian melakukan aksi serupa pada korban di Agrabinta," ucap dia.

"Jadi pelaku ini merupakan residivis dengan kasus serupa. Dan, melakukan aksinya setelah baru sekitar 5 bulan bebas," tambahnya.

Sapturi pun mengiyakan pernyataan Azhari. Ia mengaku tertarik dengan korban yang masih belia saat pulang kembali ke rumahnya di Desa Tanjungsari Kecamatan Agrabinta. Saat kejadian, pelaku mengaku memperkosa korban sebanyak satu kali sebelum akhirnya membunuh korban.

"Iya disetubuhi dulu satu kali di pantai Cikakap, kemudian dibunuh. Pernah juga melakukan (pemerkosaan dan pembunuhan) di Lampung," ucap pelaku.

Kini, Sapturi telah dibekuk polisi. Timah panas terpaksa dihadiahkan pada bagian kaki Sapturi, lantaran ia berusaha kabur serta melawan petugas setelah enam bulan buron.

"Kita akhirnya dapatkan informasi keberadaan pelaku di Lampung. Tim langsung berangkat dan menangkap pelaku," ucap Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, Rabu (24/1/2024).

Menurut dia, pelaku bersembunyi di sebuah gubuk di tengah perkebunan. Namun saat akan ditangkap, pelaku melawan dan berusaha melarikan diri.

Tono pun menyebut, pelaku tidak memilih korban secara acak, melainkan mendekati korban terlebih dahulu. Setelah mengenal baik korban, pelaku kemudian melancarkan aksinya dengan modus mengajak korban pulang saat bermain.

Atas perbuatannya pelaku dijerat dengan pasal 338 KUHP, pasal 80 Undang-undang RI nomor 35 tahun 2014. "Pelaku terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun," ucapnya.

Pria Disabilitas Tewas Tertabrak Kereta di Garut

Seorang warga Garut tewas tersambar Kereta Api (KA) Papandayan. Korban tewas terlindas kereta yang melaju dari arah Bandung menuju Garut saat sedang duduk di pinggiran rel.

Kejadian nahas itu menimpa Aan Hermansyah, seorang warga Kampung Sukarame, Kecamatan Karangpawitan, Garut. Insiden terjadi di bantaran rel kereta api, KM16+600/700 petak jalan Wanaraja-Garut di Kelurahan Lengkongjaya, Karangpawitan.

Menurut Kapolsek Karangpawitan AKP Nurdin Jaelani, kejadian itu berlangsung Rabu (24/1/2024) siang sekitar jam 11.20 WIB.

"Sekitar pukul 11.20 WIB, telah terjadi kecelakaan orang yang tertemper oleh kereta api jurusan Gambir-Garut. KA Papandayan," kata Nurdin kepada detikJabar, Rabu.

Nurdin mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, korban Aan diketahui sedang duduk di pinggiran rel. Di waktu yang bersamaan, datang KA Papandayan dari arah Bandung menuju Garut.

Korban yang diketahui merupakan disabilitas, tuna rungu, seketika langsung tersambar kereta api dan tewas di tempat.

"Menurut keterangan saksi, sempat ada peringatan klakson, tapi berhubung korban disabilitas, sehingga korban tidak mendengar peringatan tersebut," ungkap Nurdin.

Tewasnya korban diketahui oleh masyarakat setempat yang kemudian melaporkannya kepada petugas berwenang. Personel Polsek Karangpawitan kemudian mengevakuasi jasad korban untuk langsung dibawa ke rumah duka.

Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah. Rencananya, korban akan langsung dimakamkan hari ini di Tempat Pemakaman Umum (TPU) kampung halamannya.

KA Papandayan sendiri, diketahui baru diresmikan hari ini di Garut. Dirut PT KAI Didiek Hartantyo dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto yang meresmikannya.

Ortu Dilaporkan ke Polisi gegara Viralkan Anak Jadi Korban Bullying

Bak jatuh tertimpa tangga, seorang ayah berinisial DS (43) di Sukabumi dilaporkan ke polisi usai membuat postingan hingga viral tentang dugaan bullying atau perundungan yang menimpa anaknya.

Anak DS itu tercatat sebagai siswa kelas 3 SD di salah satu sekolah swasta di Kota Sukabumi. DS dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik, fitnah dan dugaan tindak pidana Undang-undang informasi transaksi elektronik (ITE). Dia dilaporkan oleh pihak sekolah dan guru sekolah swasta tersebut.

Diketahui, kasus bullying itu sudah dinyatakan inkrah pada 16 Januari 2024 lalu. Pengadilan Negeri Kota Sukabumi telah mengeluarkan PK (pengambilan keputusan) terhadap dua ABH. Hasilnya menyebutkan dua orang ABH diserahkan kembali kepada orang tuanya dan diawasi Bapas selama tiga bulan.

Kuasa Hukum DS, Yupen Hadi mengatakan secara umum pihaknya menghormati laporan tersebut dan akan tetap mendampingi DS. Dia mengatakan, ayah korban bullying sudah menjalani pemeriksaan di Polres Sukabumi Kota.

Menurutnya, DS mengunggah kronologi bullying itu berdasarkan keterangan anaknya, kemudian diverifikasi oleh psikolog dan murni untuk mencari keadilan.

"Sepertinya beberapa postingan yang disampaikan oleh Pak DS, yang kita pahami kan postingan yang disampaikan itu tidak pernah menyebutkan nama, yang kedua tidak pernah juga menyebutkan nama sekolah. Jadi kami pun mempertanyakan sebetulnya dalam kapasitas apa kepala sekolah membuat laporan, karena kami tidak pernah menyinggung beliau. Sudah kami sampaikan ke penyidik yang menurut kami perlu disampaikan begitu," kata Yupen kepada detikJabar di Mapolres Sukabumi Kota, Rabu (24/1/2024).

"Pak DS ini tidak tahu keterangan itu benar atau tidak sampai, kemudian psikolog menyampaikan bahwa keterangan itu benar apa adanya yang dan dituliskan oleh Pak DS dalam bentuk postingan-postingan Facebook," sambungnya.

Selain itu, dia juga meyakini jika anaknya mengalami perundungan di sekolah. Pasalnya, sang anak mengalami perubahan sikap, perilaku dan sifat yang diperkuat oleh pemeriksaan ahli psikolog.

"Keterangan dari psikolog bahwa anaknya menjadi kasar penyebabnya ini ada traumatik. Kemudian dia sampaikan alasannya ini (bullying) nah itu semua keterangan bukan mengada-ada dan itu bukan murni dari Pak DS. Jadi kalau ada yang menyatakan bahwa ini khayalan atau karangan ayahnya, ayahnya tidak pernah mengarang satu peristiwa pun, itu murni semuanya berdasarkan keterangan anak korban," katanya.

Yupen menerangkan tindakan kriminalisasi ini merupakan yang kedua kali dialami DS. Menurutnya, DS juga sempat diultimatum pihak sekolah untuk memberikan klarifikasi sesuai dengan kehendak mereka. Namun, hal itu tidak diamini DS.

"Ini kan hampir terulang juga di kasusnya, Pak DS itu kan pernah diberikan ultimatum disuruh mengklarifikasi, disuruh meminta maaf segala macam. Persoalannya adalah Pak DS ini lebih memilih untuk menyampaikan apa-adanya, tidak mau ditekan oleh sekolah nah muncullah sekarang (laporan polisi)," ucap dia.

Sementara itu, DS menanggapi hasil pengambilan keputusan atas perkara bullying yang sebelumnya ia laporkan ke polisi pada Oktober 2023. Terlepas dari pidana yang saat ini disangkakan padanya, dia merasa lega karena anaknya yang menjadi korban bullying sudah kembali ke pangkuan keluarga.

"Artinya ini kemenangan saya yang kedua kali. Yang pertama adalah anak saya sudah pulang ke rumah, sudah selamat. Sudah kembali ke pangkuan orang tua. Jadi apapun pada akhirnya keputusannya menguntungkan atau merugikan itu adalah hal kesekian, utamanya L sudah selamat dari risiko nyawa ataupun jiwanya apabila ini dibiarkan terus menerus," kata DS.

"Sejauh ini kita sudah berjuang dan itu sudah sangat cukup buat saya selebihnya Tuhan yang menentukan, kita hanya berjuang seperti yang seharusnya kita sebagai orang tua memperjuangkan anak-anaknya," ucapnya sambil menitikkan air mata.

Dia juga menanggapi terkait pemeriksaan polisi yang ia jalani atas dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran UU ITE. "Terkait pemeriksaan yang sekarang saya posting-posting itu juga sudah saya sampaikan pihak kepolisian, bahwa yang saya lakukan itu merupakan bela diri karena saya mendapatkan ultimatum," tambahnya.

Ultimatum tersebut, kata dia, mengandung ancaman dan membuatnya tersinggung serta merasa terancam. Hingga akhirnya dia pun menceritakan kejadian tersebut ke media sosial.

KBO Satreskrim Polres Sukabumi Kota, IPDA Agus Irawan membenarkan adanya laporan tersebut. Dia mengatakan kasus dugaan pencemaran nama baik dan ITE itu sudah di tahap penyelidikan.

"Ya, laporannya masih tahap penyelidikan," kata Agus singkat.

Pemotor Tertimpa Baliho Caleg di Cianjur

Pemotor mengalami kecelakaan usai tertimpa baliho calon legislatif (Caleg) DPR RI di Jalan Raya Campaka, Kecamatan Campaka, Cianjur. Akibatnya seorang korban mengalami luka parah, hingga patah di bagian kakinya.

Informasi yang dihimpun detikJabar, kecelakaan akibat robohnya baliho tersebut terjadi pada Jumat (19/1) lalu. Saat itu, korban yakni Muhammad Ali dan Aji tengah berkendara dari Campaka, Cianjur menuju Tangerang untuk bekerja.

"Suami (Ali) dan kakak saya (Aji) mau ke Tangerang, berangkat kerja dengan mengendarai sepeda motor," ujar Iyah Tarsiah (28), keluarga korban, Rabu (24/1/2024).

Menurutnya saat melintasi jalan di kawasan perbatasan Desa Cidadap dan Desa Sukajadi, baliho Caleg DPR RI dari salah satu parti tiba-tiba roboh dan menimpa keduanya.

"Jadi tidak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba roboh menimpa mereka. Sampai keduanya mengalami kecelakaan parah juga akibat tertimpa baliho tersebut," kata dia.

Dia mengatakan, korban Ali mengalami luka ringan, sedangkan korban Aji mengalami luka parah hingga kakinya patah. Bahkan korban Ali saat ini masih dirawat di rumah sakit.

"Kalau suami saya hanya luka lecet, sekarang pemulihan di rumah. Tapi kalau kakak saya sampai sekarang masih dirawat di rumah sakit, kakinya kan patah," ungkapnya.

Menurut dia, Tim dari Caleg tersebut sudah datang ke rumah, namun hanya memberi uang untuk membeli obat.

"Ada yang datang, tapi pertanggung jawabannya hanya untuk obat. Sedangkan suami saya jadi tidak bisa bekerja, kakak saya juga masih dirawat di RS dengan biaya yang tidak sedikit," ucap dia.

Dia berharap, pihak terkait segera menindak alat peraga kampanye yang dipasang secara sembarangan, supaya tidak membahayakan masyarakat terutama para pengendara.

"Yang roboh juga kan dipasang di tempat yang tidak seharusnya dan asal-asalan. Saya harap segera ditertibkan, supaya tidak ada korban lagi," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Cianjur Asep Tandang mengaku, sudah memerintahkan Panwascam Campaka untuk menelusuri kasus tersebut.

"Sudah saya minta untuk dicek. Apakah lokasinya memang tidak sesuai yang ditetapkan untuk pemasangan APK atau tidak," ujar dia.

Selain itu, lanjut Asep, pihaknya juga meminta setiap Panwascam untuk mencatat APK yang dipasang tidak pada tempatnya. Selanjutnya APK yang melanggar tersebut akan ditertibkan.

"Kan sudah ditentukan lokasi mana saja untuk pemasangan APK. Kita akan tertibkan yang melanggar," pungkasnya.

Pilu Longsor Menimpa Permukiman Warga di Sukabumi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat bencana longsor yang terjadi di Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, mengakibatkan 51 orang warga kehilangan tempat tinggal.

Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria mengatakan ada belasan rumah terdampak dan puluhan lainnya terancam akibat longsor yang terjadi pada Rabu (24/1/2024) pagi tersebut. Data diketahui dihimpun hingga sekitar pukul 10.15 WIB.

"Longsor di RT 001, RW 011, Kampung Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi 12 rumah mengalami rusak berat dan 69 rumah terancam," kata Sandra dalam keterangannya resminya, Rabu (24/1/2024).

"15 Kepala keluarga (KK), 51 jiwa terdampak akibat kerusakan rumah. Untuk korban terancam akibat longsor, 75 KK, 239 jiwa. Sementara untuk fasilitas umum dan sosial ada 2 unit," sambungnya.

Salah satu warga yang terdampak dari musibah itu ialah Herni (34), warga Kampung Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Ia hanya bisa menatap nanar saat rumah miliknya perlahan tertimbun longsor, Rabu (24/1/2024) pagi.

Saat itu, Herni baru saja pulang dari pasar. Sesaat setelah cukup dekat dengan rumahnya tanah di tebing perumahan dekat rumahnya bergerak. Beruntung, suami dan dua anaknya sudah lebih dulu menyelamatkan diri.

"Tanah bergerak ke bawah bergemuruh, terus ada air deras ke bawah, di rumah ada suami dengan anak saya dua, saya posisi di atas baru pulang dari pasar melihat langsung saat longsor,. Alhamdulillah suami dan anak saya selamat, hanya rumah lenyap," tutur Herni kepada detikJabar.

Menurut Herni, selain rumah miliknya, rumah kerabatnya yang tinggal berdektan juga ikut tertimbun. Namun seluruh penghuninya berhasil dievakuasi sesaat sebelum longsor terjadi.

"Semua keluarga habis tertimbun, kakak, adek. Kalau saya mungkin sementara tinggal di rumah saudara yang jauh dari lokasi ini. Harapan saya ya ingin rumah lagi," ungkapnya.

Sementara itu, Camat Cibadak Abdul Naafi mengatakan selain melakukan evakuasi terhadap warga, pihaknya juga fokus terhadap lokasi sementara bagi warga yang terdampak longsor.

"Evakuasi warga yang terdampak kita posisikan dulu, kita ungsikan ke tempat yang lebih aman. Sejauh ini alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Situasi hujan masih terjadi kita terus lakukan evakuasi dan mengimbau warga menjauh dari lokasi kejadian," bebernya.

Pantauan detikJabar, pergerakan tanah dari atas tebing perumahan setinggi puluhan meter masih terus bergerak. Sejumlah warga mulai menjauhi lokasi kejadian.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads