Mimpi Tanggul Penahan Banjir Warga Kampung Baru Mariuk

Mimpi Tanggul Penahan Banjir Warga Kampung Baru Mariuk

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 23 Jan 2024 15:30 WIB
Opan Sopandi pemilik perahu pencari pasir
Opan Sopandi pemilik perahu pencari pasir (Foto: Syahdan Alamsyah/detikjabar).
Sukabumi -

Opan Sopandi (59), warga Kampung Baru Mariuk, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi sudah lama memimpikan bangunan tanggul penahan aliran Sungai Cimandiri.

Tidak sedikit perahu yang digunakan mencari pasir miliknya hilang dan rusak karena terjangan banjir. Tidak hanya Opan, ada belasan bahkan puluhan penambang pasir lainnya yang kerap mengalami hal serupa ketika banjir bandang datang.

"Sejak tahun 1997, warga banyak yang mengambil pasir di Sungai Cimandiri menggunakan perahu. Keruk secara tradisional, hasilnya dikumpulkan di tepi sungai. Nanti biasanya ada yang mengambil, atau ada juga yang pesan," kata Opan kepada detikJabar, Selasa (23/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun perahu mereka kerap hilang hingga rusak karena banjir, warga tak patah arang. Aktivitas mereka berjalan kembali seperti biasa sambil berhitung kerugian. Opan menunjukan bantaran sungai yang tergerus aliran air deras Cimandiri, menurutnya warga kerap membuat tanggul darurat namun itu tak kuat menahan hantaman banjir.

"Keinginan warga dibangun tanggul, apalagi daerah sana kalau banjir datang habis semua dermaga kayu untuk menambatkan perahu, inginnya dibangun tanggul tembok beton. Di sini saja perlu sekitar 10 meter tanggul memanjang, ini bukan sekadar harapan saya tapi juga hampir semua pencari pasir berharap ada tanggul," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Opan kini memiliki 8 perahu, ditambah 6 perahu titipan yang digunakan untuk mencari pasir. Ada 25 orang yang mencari pasir kemudian 30 orang yang menaik turunkan pasir dari atas perahu.

"Itu baru yang bekerja di saya saja belum dengan yang lain, kalau banjir besar hilang perahunya, rata-rata warga di sini, memang mencari pasir mata pencahriannya. Mau ke laut sepi ikannya, sudah ada rumpon jadi ikan di tengah enggak ke pinggir," lirihnya.

Sementara itu Budri Kustiawan, salah seorang tokoh masyarakat setempat mengaku, sudah banyak mengajukan bantuan terkait pembangunan tanggul. Namun hingga kini bantuan tersebut tidak kunjung terealisasi.

"Kalau bicara harapan warga di lokasi itu ya dibangun tanggul penahan arus sungai ketika banjir. Karena aktivitas warga memang kebanyakan di sungai khususnya yang pencari pasir" kata Budri saat ditemui detikJabar di kediamannya.

Budri mengatakan, banjir memang sudah menjadi langganan terutama bagi masyarakat di Kampung Baru Mariuk, namun dengan adanya tanggul jumlah kerusakan bisa diminimalisir terutama perahu yang ditambatkan di tepi sungai.

"Sudah biasa banjir bahkan sampai ke jalan raya, ahkan warga punya sebutan sendiri untuk banjir yang datang. Si Dendeng untuk banjir bandang, ini tahunan lalu si Dongkol untuk banjir 3 sampai 5 tahunan. Masalahnya bnjir datang perahu rusak itu yang merugikan karena enggak adanya tanggul," beber Budri.

"Paling tidak warga berharap pemerintah peduli dengan membangun tanggul. Terlebih desakan air juga mengancam salah satu masjid tertua di Mariuk karena tanahanya tergerus banjir, dari dulu belum ada solusi padahal sudah sering kami mengajukan pembangunan itu namun belum mendapatkan respons," pungkas Budri menambahkan.

(sya/mso)


Hide Ads