Keajaiban Kala 3 Sekawan Terombang-ambing di Lautan

Round-Up

Keajaiban Kala 3 Sekawan Terombang-ambing di Lautan

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 23 Jan 2024 06:00 WIB
Tangkapan Gambar Layar Proses Evakuasi Tiga Nelayan Sukabumi
Tangkapan Gambar Layar Proses Evakuasi Tiga Nelayan Sukabumi (Foto: Istimewa).
Sukabumi -

Keajaiban masih menghampiri Hadsur (54), Deris (43), dan Sulaeman (33). Nelayan asal Sukabumi, Jawa Barat itu selamat setelah Kapal Diesel HDR yang mereka tumpangi terbalik di lautan, tepatnya di Samudera Hindia.

Tiga sekawan awalnya berangkat dari perairan Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi untuk mencari ikan pada Jumat (19/1/2024). Tapi sayang, satu jam usai berlayar, gelombang tinggi tiba-tiba datang menerjang dan menenggelamkan ketiganya di lautan.

Hadsur, Deris dan Sulaeman selamat setelah ditemukan kru Kapal Tanker MV Martha Baruna. Penyelamatan mereka berlangsung dramatis, dan terekam dalam video berdurasi 3 menit 12 detik yang dibagikan Kasat Polair Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video tersebut, terlihat tiga sekawan itu bertahan dengan memegangi stereofoam yang biasa dipakai nelayan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan. Selain itu, terlihat sebuah bambu panjang yang dinaiki ketiganya agar tidak tenggelam.

"Korban memakai pelampung yang terbuat dari stereofoam, kemudian berteriak minta tolong, untuk yang korban selamat ketiganya saat kejadian berenang bersama tidak terpisah, memakai pelampung yang juga terbuat dari stereofoam dan terbawa arus ke tengah," kata Tenda, Senin (22/1/2024).

ADVERTISEMENT

Meski terombang-ambing di lautan selama sehari semalam, ketiganya bisa bertahan. Mereka berhasil ditemukan dengan jarak sejauh 90 mil dari daratan, tepatnya di Perairan Karang Potong, Jawa Barat.

Meski begitu, ada kabar duka yang harus diterima. Satu nelayan yang ikut bersama ketiganya berlayar yaitu Deden Andrian, dinyatakan hilang dan masih belum ditemukan. Detik-detik saat Deden hilang ditelan lautan pun sempat diceritakan Tenda berdasarkan penuturan ketiganya.

Saat kapal yang mereka tumpangi terbalik usai dihantam gelombang, tiga sekawan bisa selamat dan mampu bertahan dari ganasnya lautan Samudera Hindia. Nahasnya, Deden yang dilaporkan meloncat, justru tak bisa ditemukan hingga sekarang.

Teriakan minta tolong pun sempat terdengar saat Deden jatuh dari kapal. Ketiga sekawan itu mendengar teriakan korban meski dilanda kepanikan. Tapi perlahan, teriakan Deden menghilang seolah ditelan lautan.

"Korban memakai pelampung yang terbuat dari stereofoam, kemudian berteriak minta tolong, untuk yang korban selamat ketiganya saat kejadian berenang bersama tidak terpisah, memakai pelampung yang juga terbuat dari stereofoam dan terbawa arus ke tengah," kata Tenda.

Kabar menghilangnya Deden pun akhirnya sampai ke telinga keluarganya. Sang ibunda, Elin berharap anak sulungnya yang sudah 5 tahun berprofesi sebagai nelayan itu bisa ditemukan oleh Tim SAR gabungan.

"Banyak kabar diterima ceritanya simpang siur, ada yang ini ada yang begitu," lirih Elin, ibunda Deden saat dihubungi detikJabar, Senin (22/1/2024).

Salah satu kabar yang diterima keluarga adalah Deden ditemukan dan dibawa ke Dermaga Palabuhanratu. Hal itulah yang kemudian memicu keluarga membuat unggahan di media sosial.

Kini, Elin menanti anak sulungnya itu bisa pulang ke rumah walau bagaimana situasi dan kondisinya. "Harapan ingin ketemu itu saja walaupun bagaimana situasinya, kondisinya. Agar bisa kembali dan berkumpul dengan keluarga," nada suara Elin terdengar parau menahan kesedihan.

Pihak keluarga mendengar kabar Deden kecelakaan pada Senin (22/1) malam. Kabar itu diterima dari tiga korban selamat yang melaut bersama putranya. "Saya was was, panik saat Deden enggak ada dalam rombongan (yang pulang) bagaimana sih sebagai orang tua," lanjutnya.

Elin bercerita, selepas mengenyam pendidikan di salah satu SMK putra sulungnya itu kemudian mengikuti jejak sang ayah menjadi seorang nelayan.

"Terakhir itu memang pamit melaut, karena kerjanya melaut sebagai nelayan. Di itu anak pertama dari dua bersaudara tulang punggung keluarga sudah berkeluarga dan punya satu anak," ujar Elin.

"Ayahnya juga melaut, biasanya suka ikut dengan ayahnya hanya kemarin itu dia ikut dengan orang," pungkasnya menambahkan.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads