Umrah Murah Bikin Jengah

Jabar Sepekan

Umrah Murah Bikin Jengah

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 20 Jan 2024 20:00 WIB
ilustrasi Kabah
Ilustrasi Ka'bah. (Foto: Unsplash @hydngallery)
Bandung -

Aban Muhammad Sa'ban (31), warga Cianjur, Jawa Barat ini tertipu umrah murah yang ditawarkan pria inisial M. Selain Aban, ada puluhan warga lainnya yang terjerat perkara serupa.

Mereka kemudian ramai-ramai melaporkan persoalan itu ke polisi. M jadi pihak yang dilaporkan dalam kasus ini.

"Saya kenal dengan M ini saat berangkat umrah. Satu rombongan dengan saya," kata Aban, Senin (15/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kasus ini, para korban dikenakan tarif Rp 6 juta dengan karena mendapatkan subsidi dari donatur asal Timur Tengah. Tidak sedikit juga warga yang dijanjikan gratis, tidak sekadar subsidi biaya.

"Jadi M ini dapat program dari saudaranya yang di Jakarta. Saudaranya ini yang awalnya menawarkan, kemudian di Cianjurnya dijalankan oleh M dengan menawarkan ke warga. Penawarannya paket umrah murah dan ada juga yang dijanjikan gratis," ucap dia.

ADVERTISEMENT

"Katanya bisa murah karena ada donatur dari Timur Tengah. Anaknya yang sakit sembuh kemudian bernazar akan memberikan bantuan hingga membantu biaya umrah," tambahnya.

Dia menyebut status M yang merupakan tokoh, membuatnya percaya. Dirinya pun mendaftarkan diri untuk berangkat umrah. "Saya daftar dengan istri dan orangtua saya. Karena saat itu percaya saja," kata dia.

Bahkan dia yang mendapatkan informasi adanya warga yang sudah diberangkatkan umrah murah semakin yakin dengan program tersebut. Tidak sedikit warga sekitar dan tetangganya di Desa Kertajaya kecamatan Tanggeung yang juga ditawarkan.

"Total sampai saat ini ada 50 orang lebih yang mendaftar dan dikoordinatori oleh saya. Karena memang awalnya meyakinkan. Apalagi kan ada yang sudah diberangkatkan sekitar belasan orang di Kecamatan Cikadu," kata dia.

Menurut dia, para calo jemaah umrah tersebut dijanjikan berangkat umrah pada September 2023. Namun beberapa kali diundur hingga akhirnya kembali dijanjikan akan berangkat pada Desember 2023.

Bahkan saat bulan Desember, sudah muncul rangkaian kegiatan oleh salah satu travel dan sudah dilakukan manasik. Tetapi hingga hari ini, pemberangkatan umrah tersebut sebatas janji.

"Jadi belum diberangkatkan sampai sekarang. Jadwal dari travel juga hanya jadwal, karena ternyata belum dibayar ke pihak travelnya," ucap dia.

Dia mengungkapkan para jemaah yang mayoritas merupakan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah pun mulai menyadari jika mereka diduga ditipu dengan modus umroh murah tersebut.

"Kami mulai curiga dengan diundur-undurnya pemberangkatan. Kemudian saat ditanya ke M dan saudaranya juga tidak pernah jelas. Kadang hanya dijawab iya saja tanpa ada penjelasan. Ditambah pernah ada alasan uangnya belum bisa dikirim, karena ada konflik di Timur Tengah. Ketika ada yang mau usahakan ditolak juga dengan alasan takut donaturnya tersinggung," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Aban, dirinya melaporkan dugaan penipuan tersebut ke kepolisian. "Kita laporkan M dan saudaranya. Karena ketidakjelasan ini. Ditambah kasihan masyarakat yang sudah sangat berharap, apalagi mereka yang hanya butuh serabutan. Sudah berharap besar tapi ternyata begini," ungkapnya.

Konflik Israel Palestina Jadi Alasan Pelaku

Beragam alasan dilontarkan M kepada calon jemaah terkait ditundanya keberangkatan, salah satunya konflik Israel-Palestina yang membuat uang dari donatur belum masuk. Menurut Aban, calon jemaah dijanjikan akan berangkat umrah pada September 2023. Namun pemberangkatan tertunda karena ada kendala.

"Bahkan rencananya akan diberangkatkan pada Desember. Tetapi karena harga tiket dan hotel naik saat momen tahun baru, jadinya diundur ke awal Januari. Kami masih coba percaya, karena kan keluarga terlapor ini ditokohkan, masa menipu," ucap dia.

Bahkan, ungkap Aban, M dan saudaranya sempat beralasan pemberangkatan tertunda karena uang dari donatur belum bisa dikirim, sebab terjadi konflik Israel-Palestina.

"Ini yang mulai tidak masuk akal, hubungannya apa dengan konflik tersebut. Kan uangnya tidak lewat ke Israel atau Palestina. Sempat juga dari pihak travel menawarkan untuk membawa uangnya, karena ada relasi di Timur Tengah, tetapi ditolak dengan alasan takut donaturnya tersinggung," ungkapnya.

Menurut dia, dengan banyaknya alasan tersebut pada akhirnya calon jemaah umrah memutuskan untuk melaporkan dugaan penipuan tersebut.

"Kita laporkan karena tidak ada kejelasan. Kashian calon jemaah, apalagi mereka yang tidak mampu dan berharap besar bisa umrah. Sebelumnya juga sempat diberi angin segar, ada yang diberangkatkan belasan orang. Tapi ternyata mereka itu keluarga dari M dan saudaranya. Jadi hanya bujuk rayu agar tetap percaya," tegasnya.

Korban Diduga Mencapai 400 Orang

Sementara itu Topan Nugraha Kuasa Hukum korban, mengatakan pihaknya sudah melaporkan dugaan penipuan itu ke Polres Cianjur. Menurutnya diduga korban dugaan penipuan berkedok umroh tersebut mencapai 400 orang lebih.

"Kalau korban diduga mencapai lebih dari 400 orang, dari total 28 koordinator. Tapi yang sudah menguasakan dan melapor ada 50 orang," kata dia.

Dia berharap polisi segera menindaklanjuti kasus tersebut, sebab korbannya cukup banyak dan merupakan warga tidak mampu. "Kami mendorong kepolisian untuk segera menyelidiki kasus ini," tuturnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, mengatakan pihanya sudah menerima laporan dugaan penipuan tersebut dan menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan.

"Segera kita selidiki lebih lanjut," ucapnya singkat.

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads