Cinta Tulus Mak Diah Rawat Anak ODGJ di Tengah 'Kegelapan'

Serba-serbi Warga

Cinta Tulus Mak Diah Rawat Anak ODGJ di Tengah 'Kegelapan'

Dadang Hermansyah - detikJabar
Jumat, 19 Jan 2024 15:00 WIB
Kondisi Mak Diah yang buta mengurus anaknya yang ODGJ.
Kondisi Mak Diah yang buta mengurus anaknya yang ODGJ (Foto: Dadang Hermansyah/detikjabar).
Ciamis -

Sudah jatuh tertimpa tangga, pribahasa itu sangat terasa dialami oleh Diah (70), seorang lansia di Dusun Desa, Desa Buniseuri, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Mak Diah sudah puluhan tahun tidak bisa melihat karena katarak. Namun di satu sisi Mak Diah juga harus mengurus anaknya yang bungsu Nurhasanah (30) yang mengalami gangguan kejiwaan. Kondisi itu diperparah lagi ketika suami Mak Diah tutup usia pada saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

Mak Diah pun harus mengurus anaknya yang ODGJ seorang diri. Meski dibantu oleh anaknya yang paling besar Maman. Tapi kondisi Maman juga sama tidak dapat melihat akibat dampak dari percikan gerinda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurhasanah (30), anak Mak Diah yang mengalami gangguan jiwa harus dikurung di dalam kamar berukuran sekitar 3x3 meter. Hal itu dilakukan Mak Diah untuk menjaga anaknya, mengingat ketika kambuh, Nurhasanah kerap merusak barang-barang hingga menyerang orang lain.

Kamar tempat mengurung Nurhasanah bisa dikatakan layak, karena sudah didesain sebelumnya. Di kamar itu juga terdapat toilet dan ranjang tempatnya tidur.

ADVERTISEMENT

Mak Diah meski dalam kondisi buta tapi tetap bisa mengurus anaknya Nurhasanah seperti memberi makan dan hal lainnya. Beruntung untuk kebutuhan makan keluarga mereka sudah mendapat bantuan dari pemerintah dan desa. Begitu juga para tetangganya yang kerap turut membantu.

Ditemui di rumahnya, Mak Diah mengaku, sudah pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Diah mengaku, mengalami kebutaan karena katarak namun terlambat dioperasi, sehingga meski pun kini dioperasi penglihatannya tidak akan pulih.

"Sudah lama tidak dapat melihat, sudah pernah berobat juga tapi memang kondisinya sudah tidak bisa lagi," ungkap Mak Diah, Jumat (19/1/2024).

Ikhwal anaknya yang mengalami gangguan jiwa, itu terjadi ketika memasuki masa pubernya atau usia 17-an. Mak Diah bercerita, anaknya itu mengalami kelainan sejak kecil, tidak dapat berbicara alias tuna wicara.

Ketika menginjak usia puber, entah apa sebabnya Nurhasanah menjadi sering marah-marah hingga alami gangguan jiwa.

"Mungkin anak saya ini ingin sama seperti anak yang lainnya, seperti punya pacar dan lain pada umum anak usia remaja. Tapi kondisinya tidak bisa bicara, mungkin karena itu," ungkapnya.

Kondisi Nurhasanah pun semakin parah, bahkan ketika kambuh langsung ngamuk dan merusak barang. Oleh sebab itu, Mak Diah pun memutuskan untuk mengurungnya di kamar. Sebelum gangguan jiwa, Nurhasanah juga sempat bersekolah di SLB Kawali.

"Saya khawatir anak saya kabur jadi demi keselamatan dan keamanan dikurung di kamar. Diobati sudah kemana-mana, ke Inabah, juga sempat dibawa ke Bogor 15 hari ditemani kakaknya, dibawa oleh Puskesmas, tapi kondisinya tetap sama," ungkapnya.

Meski keduanya mengalami keterbatasan dan gangguan jiwa, tapi kondisinya dalam keadaan sehat.

"Kalau saya sudah pasrah, sekarang hanya bisa sabar, ini cobaan dari yang maha kuasa sudah nasibnya begini. Ikhtiar sudah dilakukan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Buniseuri Rusmana membenarkan, kondisi Mak Diah yang tak dapat melihat, tapi mengurus anaknya yang ODJG. Namun secara kondisi fisik, keduanya sehat.

Pemerintah Desa Buniseuri pun tidak diam, sejak lama sudah berupaya memberikan bantuan. Bahkan dari Puskesmas Cipaku pun sering melakukan pengontrolan untuk membantu pengobatan anaknya Mak Diah yang mengalami gangguan jiwa.

"Bantuan sosial juga sudah dapat, dari BPNT juga masuk, tidak kekurangan makanan, terjamin. Rutilahu sudah mendapat beberapa tahun lalu. Warga di sini tetangganya juga ikut berpartisipasi," pungkasnya.

(mso/mso)


Hide Ads