Cerita Dokter Kanada Rawat Anak-anak Gaza yang Matanya Hancur

Kabar Internasional

Cerita Dokter Kanada Rawat Anak-anak Gaza yang Matanya Hancur

Suci Risanti Rahmadania - detikJabar
Jumat, 19 Jan 2024 00:30 WIB
A child reacts as Palestinians wait to receive food cooked by a charity kitchen amid shortages of food supplies, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip, January 16, 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Potret Pilu Anak-anak Gaza Antre Makanan. Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA
Jakarta -

Dokter ahli bedah asal Kanada menceritakan kisahnya merawat anak-anak Gaza, Palestina dengan bola mata hancur gegara serangan Israel. Dokter bernama Yasser Khan itu datang ke Gaza berkat kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rahma Worldwide yang berbasis di AS, berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia.

Mengutip dari detikHealth, Khan mengaku melihat sendiri korban sipil akibat serangan Israel terhadap Hamas. "Saya mengambil sekitar sepuluh mata ketika saya berada di sana," kata dr Yasser Khan, seorang dokter mata yang berbasis di Greater Toronto Area yang kembali minggu lalu dari Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, di Gaza selatan, dikutip dari CBC.

Khan menceritakan tak sedikit warga Gaza yang matanya hancur akibat ledakan bom Israel, termasuk anak-anak. Khan bahkan pernah menangani seorang anak perempuan berusia enam tahun bernama Aseel. Diketahui anak tersebut hidup sebatang kara lantaran keluarganya sudah tewas imbas serangan Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya mengaku terkejut lantaran Aseel ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terdapat sepotong pecahan peluru beton yang bersarang di rongga matanya dengan panjang dua sampai tiga inci (sekitar 5 hingga 7 cm).

"Saya melihat jiwa mungil ini duduk di sana, dia tidak melakukan apapun sehingga pantas menerima ini," kata Khan kepada The Current, seraya menambahkan bahwa gadis kecil itu mengingatkannya pada putrinya sendiri.

ADVERTISEMENT

"Saya memperhatikannya, seluruh hidupnya telah berubah, dan dia baru berusia enam tahun," lanjutnya lagi.

Khan juga mengaku sering mendengar ledakan yang terjadi setiap jam selama tinggal di Gaza. Bahkan beberapa dari serangan udara dan artileri Israel disebutnya kurang dari satu kilometer jauhnya.

"Anak-anak, perempuan, laki-laki, datang dengan kehilangan anggota tubuh, dengan trauma kepala, dengan wajah pecahan peluru yang klasik," katanya.

"Titik merah di seluruh permukaannya dan setiap titik merah mengandung baja, kayu, atau beton," lanjutnya lagi.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Kisah Pilu Dokter Rawat Anak-anak yang Matanya Hancur Imbas Ledakan di Gaza.

(suc/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads