Pemerintah menjanjikan perbaikan terhadap kerusakan bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya yang nyaris ambruk.
Lima ruangan kelas di sekolah tersebut saat ini dalam keadaan rusak berat. Siswa dan guru mengaku, was-was menggelar kegiatan belajar mengajar di kelas yang bagian atapnya sudah disangga batang bambu itu. Apalagi saat ini hujan disertai angin kencang kerap melanda wilayah Tasikmalaya.
"Tahun ini segera direnovasi, sudah masuk dalam program prioritas. Mudah-mudahan bisa secepatnya direalisasikan," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Ucu Anwar, Rabu (17/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, selain merenovasi bangunan SD Negeri Sukamulya, pihaknya juga sedang melakukan inventarisasi terhadap kondisi bangunan sekolah-sekolah di Kota Tasikmalaya, terutama yang berada di pinggiran kota.
"Sedang kami inventarisasi, mana yang rusak berat, sedang atau ringan. Terutama sekolah yang berada di pelosok. Angkanya belum muncul, tapi memang ada sekolah lain yang juga perlu renovasi," kata Ucu.
Dia juga mengimbau kepada pihak sekolah agar serius melakukan perawatan bangunan, sehingga usia pakai bangunan bisa lebih lama dan kondisi bangunan bersih dan terawat.
"Maksud saya jangan mengandalkan program bantuan saja, tapi maksimalkan perawatan. Kan sekolah punya anggaran perawatan, ada anggaran BOS, sehingga tidak semua tertumpu pada APBD," kata Ucu.
Sebelumnya lima bangunan kelas di SD Negeri Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya nyaris ambruk. Kerusakan bangunan di bagian konstruksi atap dan plafon itu mengancam keselamatan ratusan pelajar.
Siswa-siswi SD tersebut harus belajar di ruang kelas yang dipenuhi tiang bambu penyangga. Tiang penyangga itu dipasang sebagai solusi darurat agar plafon tidak ambruk.
Setidaknya ada 6 ruangan yang mengalami kerusakan bangunan, yaitu kelas 6A, 6B, 5A, 5B, 4B dan ruangan Kepala Sekolah. Kondisi terparah terjadi di ruang kelas 6. Atap plafon sudah bolong-bolong, kemudian konstruksi kayunya tampak sudah melengkung dan rapuh.
"Iya tentu saja kami khawatir apalagi sekarang sudah masuk musim penghujan. Tidak tenang, takut ketika anak-anak belajar plafon ambruk. Bisa saja karena hujan atau ada gempa," kata Kepala SDN Sukamulya Tini Wartini.
Tini mengaku, sudah menekankan agar semua guru selalu siaga dan waspada. Salah satunya adalah dengan membiarkan akses keluar di dekat ruangan itu selalu terbuka. "Semua guru sudah diimbau untuk selalu siaga, gerbang yang dekat kelas 6 juga saya katakan tidak boleh dikunci, itu untuk jalur evakuasi kalau terjadi apa-apa," papar Tini.
Opsi mengungsi atau memindahkan tempat belajar menurut Tini tidak memungkinkan. Keberadaan madrasah relatif jauh, kemudian akan mengubah jam belajar karena harus menyesuaikan dengan kekosongan waktu belajar di madrasah.
"Kalau mengungsi berabe, ada madrasah jauh. Jadi akhirnya ditopang saja dulu pakai bambu," kata Tini.
Tini mengatakan kondisi itu sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Selama itu pula, kerusakan bangunan di 6 ruangan itu tak bisa diperbaiki. Dia menjelaskan 2 lokal yang merupakan ruang kelas 6A dan 6B merupakan hasil pembangunan pada tahun 2008. Sementara 4 lokal lainnya dibangun tahun 2004.
"Memang bangunan lama, kami sudah berulang kali mengusulkan renovasi, tapi mungkin belum dapat direalisasikan. Kalau proposal sudah banyak kami ajukan," kata Tini.
(mso/mso)