Nasib memilukan dialami 4 lady companion (LC) atau pemandu lagu asal Jawa Barat (Jabar). Keempatnya tewas setelah terjebak dalam kebakaran yang melanda tempat hiburan New Orange Karaoke, Jl Veteran, Mintaragen, Kota Tegal, Senin (15/1/2024).
Keempat gadis malang itu adalah Nurmala Adrianti (20) dan Ila Saripah (30) warga Kabupaten Purwakarta, Ika Nurhayatin (26) warga Kabupaten Bandung Barat, serta Putri Nur Fajar (28) warga Kabupaten Cirebon. Sementara 2 korban lainnya yaitu Anggun Silviana Putri (22) warga Kabupaten Tegal dan Ajeng Siti Qomariyah (26) warga Kabupaten Pemalang.
Melansir detikJateng, api yang membakar bangunan 3 lantai itu baru bisa dipadamkan pada pukul 12.00 WIB. Keenam korban tewas setelah diduga kehabisan napas, dan tak bisa menyelamatkan diri di lantai 2 karena saat kejadian mereka sedang tertidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kronologi yang dirangkum, api pertama kali muncul di lantai 3, tepat di atap musala. Api muncul sekitar pukul 08.30 WIB yang berdasarkan dugaan disebabkan oleh korsleting listrik.
Kepergian 4 LC asal Jabar itu pun membawa duka di kalangan keluarga dan kerabat korban. Misalnya di Cirebon, kesedihan dialami setelah Putri Nur Fajar (28), warga Perum Cempaka Permai Rt 003 Rw 006 Desa Cempaka, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon tewas dalam insiden tersebut.
Korban merupakan janda dan meninggalkan satu orang anak. Korban sempat pamit ke kerabatnya pada 2022 untuk pergi merantau ke Kota Tegal. "Setahu saya sih tahun 2022 korban berangkat ke Tegal dan setelah itu jarang kontekan lagi," kata rekan korban berinisial AG.
Duka juga dirasakan saat jenazah Nurmala Adrianti (20), warga Purwakarta tiba. Junta ayah korban pingsan sejak jenazah Nurmala tiba di rumah. Ia terus didampingi keluarga karena kondisinya sangat syok. Selain ayah korban, kakak korban juga terus histeris karena tidak menyangka adiknya tewas secara tidak wajar.
"Datang jam 6 pagi, dengar berita kemarin dari temannya, saya juga kaget dan keluarga merasa kehilangan banget," ucap Ade, kakak korban di depan rumah duka di Desa Tanjursindang, Kecamatan Sukatani Purwakarta, Selasa (16/01/2024).
Ade menyebutkan, jika adiknya sudah bekerja di Tegal sejak empat bulan lalu dan menjadi salah satu tulang punggung keluarga. Selain adiknya, banyak warga setempat yang juga bekerja di Tegal di tempat karaoke.
"Salah satu tulang punggung keluarga juga, ia bekerja di Tegal sekitar 4 bulan. Ia adalah adik paling kecil (bungsu), sebelumnya di tempat rumah makan di Cikarang. Temannya di sini banyak yang di Tegal," katanya.
Begitu pun di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Saat jenazah Ika Nurhayatin (26), warga Kampung Cibacang, RT 02/RW 04, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang tiba, kesedihan mengiringi pemakaman korban ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Duka itu salah satunya dirasakan Nurul Fatimah (26). Ia dan Ika merupakan teman satu sekolah saat SMK di Kota Cimahi. Pertemuan terakhir keduanya pekan lalu, tepatnya Jumat sore.
"Jadi dari Jumat pagi sampai sore masih main bareng. Jumat malam sampai sana, kontakan Jumat malam, nah terakhir kontakan itu malam sebelum kejadian," kata Nurul.
Ika tak banyak bercerita soal pekerjaannya di Tegal, pun Nurul yang tak mau terlalu jauh mencampuri urusan privasi Ika. Ia hanya tahu temannya itu bekerja di Tegal sejak beberapa tahun belakangan.
"Kalau kerjaan nggak, nggak banyak cerita dia. Tapi yang jelas di sini sempat kerja dulu, terus kerja di Tegal sampai kemarin," kata Nurul.
Ia sangat kehilangan Ika, apalagi dengan kabar tewasnya Ika dalam insiden tersebut. Menurutnya, Ika merupakan sosok yang baik dan tak pilih-pilih membantu orang.
"Dia itu baik, nggak pernah memandang rendah orang. Kalau bantu orang, siapapun itu selama bisa dibantu pasti dibantu," kata Nurul.
Apalagi, pada saat insiden kebakaran itu terjadi, Ika ternyata sempat mengirimkan pesan minta tolong pada rekan-rekan kerjanya serta pihak keluarga di Bandung Barat. "Jadi sempat minta tolong dulu, itu sekitar jam 08.30 sama jam 09.30 WIB. Dikirim ke grup WhatsApp tempat kerjanya," kata Nurul.
Nurul sempat memperdengarkan pesan suara yang dikirim Ika ke teman-teman serta keluarganya. Ika dengan panik mengucap 'tolong, tolong, ya Allah, yang di bawah tolong. Astagfirullah tolong'. Kemudian ditimpali oleh temannya yang bertanya 'Asapnya masuk kamar ngga? Asapnya masuk kamar nggak?'.
"Jadi pertama nge-chat dulu 'kaki sakit, minta tolong' itu sekitar jam 08.30. terus yang VN (voice note) ini ke grup (WhatsApp tempat kerja Ika) jam 08.30 sama jam 09.30. Ke keluarga juga ada, tapi dibukanya (pesan Ika) itu jam 10, bilangnya itu kakinya sakit. Nah setelah itu nggak aktif lagi (nomor Ika)," ujar Nurul.
Nurul mengatakan Ika ternyata meninggal usai mendapatkan perawatan di rumah sakit. Ika merupakan orang terakhir yang dievakuasi petugas pemadam kebakaran dalam insiden tersebut.
"Jadi terakhir (dievakuasi), karena tertimpa tumpukan lemari sama material tembok, soalnya kan dihancurkan. Jadi Ika meninggalnya di rumah sakit, karena kan pertolongannya terlambat, paling akhir," pungkasnya.