Lorong Waktu

Kisah Keluarga Bartels, Penemu Elang Jawa di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Senin, 15 Jan 2024 07:30 WIB
Ilustrasi keluarga Bartels, penemu Elang Jawa. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Elang Jawa atau yang memilki nama latin Nisaetus bartelsi merupakan spesies burung endemik Pulau Jawa yang keberadaannya mulai langka. Satwa ini pertama kali ditemukan keluarga Bartels yang berkebangsaan Jerman.

Kisah keluarga Bartels diceritakan dalam laman resmi Gunung Gede Pangrango. Sejarah mencatat, selain menemukan Elang Jawa, keluarga Bartels juga penemu 21 spesies, baik berupa burung, kelelawar, dan tikus. Tujuh di antaranya masih dalam Red List IUCN (daftar merah spesies terancam).

Lalu bagaimana kisah keluarga Bartels yang menemukan banyak spesies hewan termasuk Elang Jawa di Sukabumi?

Seluruh kisah tersebut tidak terlepas dari lokasi museum sekaligus rumah keluarga Bartels di Pasir Datar, Sukabumi yang saat ini menjadi lokasi Pusat Konservasi Elang Jawa Cimungkad, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Tempat itu masih berada di bawah naungan Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BTNGGP).

Max Eduard Gottlieb Bartels, pria ini lahir pada 24 Januari 1871 dan wafat pada 7 April 1936. Dia merupakan seorang Ornitholog yang dilahirkan di Kota Bielefeld, Jerman, dari seorang ayah yang bekerja sebagai arsitek.

Ia merupakan anggota Deutsche Ornithologische Gesellschaft (Jerman Ornitolog Society) yang berpusat di Boon sejak tahun 1903. Pada tahun 1895, MEG Bartels yang saat itu berusia 24 tahun pindah ke Pulau Jawa untuk menghindari Wajib Militer di Jerman. Dia memiliki ketertarikan dengan kehidupan alam liar, terutama burung.

MEG Bartels bekerja di Perkebunan Teh Pangrango, yang saat ini menjadi Resort Pasir Datar, Sukabumi. Karena keuletannya dalam bekerja, pada tahun 1898, MEG Bartels pun diangkat menjadi Kepala Perkebunan tersebut.

Tepat pada 19 Agustus 1901, MEG Bartels menikah dengan Angeline Cardine Henriette Maurenbrecher, seorang pelukis asal Belanda. Karya sang istri bahkan dipajang di National Museum of Natural History Leiden.

Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai tiga orang anak yaitu Dr. Max Bartels Jr (1902-1943), Ernst Bartels (1904-1976), dan Hans Bartels (1906-1997).

MEG Bartels memiliki kegemaran mengoleksi specimen satwa terutama berbagai jenis burung dan telurnya, harimau jawa, macan tutul, tikus, tulang banteng dan lain-lain. Koleksi itu tercatat sebagai koleksi Keluarga Bartels yang kini berada di National Museum of Natural History (NMNH) Leiden.

Berkat kegemarannya tersebut, beberapa nama burung, tikus dan tupai berhasil diidentifikasi berdasarkan koleksinya. Oleh karena itu nama Bartels, Max dan Angeline digunakan dalam nama latin satwa tersebut.

"Untuk menampung koleksinya tersebut MEG Bartels membangun sebuah museum koleksi di Pasir Datar, Sukabumi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango," tulis laman Gunung Gede Pangrango seperti dikutip detikJabar.

Tingkat pendidikan MEG Bartels tidak diketahui hingga saat ini. Namun dia menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah di Jerman dan Belanda.

Tulisan ilmiahnya dinilai sangat berpengaruh bagi perkembangan burung di Pulau Jawa, misalnya seperti "Zur Ornis Javas" (1901) yang berisi katalog 239 spesies dari Jawa Barat. Dari katalog spesies tersebut, Crithaga estherae Finsch, Caprimulgus bartelsi Finsch, dan Syrnium bartelsi Finsch dideskripsikan sebagai spesies baru oleh Finsch.

Kemudian ada juga jurnal berjudul "Zur Lebens- und Nistweise Javanisches Vogel" (1903, 10 spesies dari Jawa Barat) dan "Systematische Übersicht meiner Java-Vogel" (1906). Setidaknya dalam rentang 22 tahun tepatnya sejak tahun 1901-1923, MEG Bertels telah menulis 19 jurnal ilmiah.

MEG Bartels meninggal dunia pada 7 April 1936 dan dimakamkan di Pasir Datar sesuai surat wasiat yang disampaikan kepada anak sulungnya, Dr Max Bartels. Bartles dimakamkan berdekatan dengan museum dan pegunungan.

Kiprah Bartels Junior yang Mengikuti Jejak Ayahnya

Dr. Max Bartels dilahirkan di Pasir Datar, Sukabumi sebagai anak pertama dari MEG Bartels. Dia dikenal telah menyukai berburu sejak kecil. Bartels junior mendapatkan pendidikan di Eropa dan pada Mei 1932 mendapatkan gelar Dr/PhD dari Bern Switzerland dalam bidang Zoology.



Simak Video "Video: Polisi Tangkap 6 Tersangka Baru Kasus Penjualan Bayi ke Singapura"

(orb/orb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork