Media sosial dihebohkan dengan video seorang pria diduga pemilik lahan perkebunan pisang yang dilintasi peserta trail marah-marah pada peserta event.
Dalam video viral itu, seorang warga lokal pemilik lahan perkebunan pisang nampak mencak-mencak pada crosser yang dianggap merusak tanaman pisang miliknya. Pria itu kemudian meminta uang ganti rugi pada peserta trail tersebut.
Event tersebut digelar di daerah pegunungan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada 7 Januari 2024 lalu. Sementara video tersebut awalnya diunggah akun tiktok Jery Anaska lalu diunggah ulang oleh akun instagram dan media sosial lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua penyelenggara event trail tersebut, Agus Rustandi mengatakan bahwa permasalahan antara crosser dengan pria diduga pemilik lahan itu sudah diselesaikan hari kemarin.
"Nah yang di video itu, bukan pemilik lahan. Informasi dari pemilik lahan yang sebenarnya, yang ada di video itu dia buruh daun. Jadi kita sudah ketemu dengan pemilik lahan dan orang yang bersangkutannya. Sudah clear semua," kata Agus saat dihubungi, Jumat (12/1/2024).
Agus menyebut berdasarkan keterangan pria tersebut, yang bersangkutan saat itu kaget karena lahan milik majikannya dilintasi crosser. Hingga akhirnya ia meminta uang pengganti pada crosser peserta kegiatan.
"Keterangan yang bersangkutan dia itu kaget dan takut disalahkan sebetulnya, bahasa kitanya mah reuwas. Kita sounding kan bukan ke pekerja tapi ke pemilik lahan, nah mungkin pekerjanya nggak tahu atau dapat informasi dari pemilik lahannya. Jadi dia juga sudah minta maaf katanya nggak tahu ada kegiatan itu," ujar Agus.
Agus mengatakan ia dan panitia kegiatan lainnya sudah melaksanakan koordinasi dengan pemilik lahan yang lahannya bakal dijadikan sebagai jalur trabas. Kemudian dibuat kesepakatan mengenai nominal penggantian kerugian.
"Intinya kami selalu panitia sebelum kegiatan sudah koordinasi dengan pemilik lahan, termasuk izin ke desa dan kecamatan. Jadi ada kesepakatan antara panitia dengan pemilik lahan, jadi nanti itung-itungannya seperti apa sudah ada aturannya dan kesepakatannya," kata Agus.
Beberapa hari setelah event selesai pun, panitia masih ada yang berada di lokasi kegiatan mengantisipasi ada pemilik lahan yang terlewat mendapatkan uang pengganti kerugian.
"Jadi 3 hari setelah kegiatan kita masih standby di lokasi barangkali ada yang terlewat untuk penggantian. Dan alhamdulillah aman ternyata, nggak akan meleset dari kesepakatan awal," kata Agus.
Kegiatan itu melibatkan dua ribu lebih crosser dari berbagai daerah. Di sela-sela kegiatan, juga diselipkan agenda bakti sosial dan aksi tanam pohon.
"Kegiatan kemarin kita juga mengadakan bakti sosial, penanaman 2000 pohon, pembagian sembako, bantuan berupa cat dan materi ke tempat ibadah yang terlewat selama kegiatan," kata Agus.