Rae Suryana (66), warga Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya membuat heboh dengan membuat sayembara berhadiah Rp250 juta bagi siapa saja yang bisa mendamaikan hubungan dia dengan anak istrinya. Sayembara tak biasa dengan nilai yang relatif fantastis itu membuat dia mendadak jadi sorotan publik.
Sosok Rae Suryana selama ini dikenal warga Tasikmalaya sebagai seorang pengusaha. Dia dikenal sebagai pemilik objek wisata alam Pasir Pataya di Kecamatan Cibeureum. Meski saat ini Rae Suryana telah melepas kepemilikannya atas objek wisata tersebut.
Hal lain yang membuat dia dikenal warga adalah rumahnya di daerah Cibeureum yang dilengkapi lift. Kemudian dia juga dikenal sebagai pemilik dari gedung serba guna Sari Gunung Salem di Jalan Bebedahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga dikenal dermawan, salah satunya aktif di gerakan sosial membantu Lansia. Di postingan akun media sosialnya dia juga pernah 'nyawer' atau membagikan uang kepada masyarakat dari dalam mobil yang melaju. Beberapa tahun lalu saat pesta pernikahan anaknya, dia sengaja menyewa pesawat dan menabur uang tunai.
"Saya ini perintis, bukan pewaris. Kekayaan saya didapat dari kerja keras saya sendiri," kata Rae Suryana.
Dia mengatakan di usia produktifnya di menggeluti usaha di bidang penyediaan suku cadang pesawat. Suryana memiliki perusahaan di Malaysia, dia juga menunjukan foto selfinya bersama PM Malaysia Mahatir Mohammad.
"Saya berhenti bisnis di tahun 2014, bisnis saya di bidang spare part pesawat, terutama pesawat tempur," kata Suryana.
Suryana mengaku, berhenti bisnis karena ingin mengurangi mobilitas dan aktivitasnya, menikmati masa tua, mendekatkan diri kepada Tuhan dan membangun bisnis bidang lain yang tak terlalu menyita energinya.
"Makanya saya sempat bangun villa di Garut, membangun objek wisata Pasir Pataya, membangun gedung serba guna dan aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan. Ingin tenang dan lebih dekat dengan Tuhan," kata Suryana.
Namun jalan hidup Suryana ternyata menemui jalan berliku, di usia lanjut dia dihadapkan dalam prahara rumah tangga yang dianggap runyam. Sehingga kini dia terpisah dengan istri dan ketiga anaknya.
Selama ini dia mengaku, sudah berusaha melakukan upaya musyawarah namun selalu gagal. Bahkan mediasi di pengadilan pun, menurut Suryana belum membuahkan hasil karena keluarganya selalu mewakilkan kepada pengacara.
"Langkah saya tetap upaya perdamaian, tapi ketika upaya perdamaian gagal, maka semua langkah hukum akan saya tempuh, berapa pun waktunya berapa pun biayanya, kalau perlu sepanjang hidup saya akan habiskan untuk menyelesaikan masalah ini," kata Suryana.
Terkait motivasi membuka seyembara, Suryana mengaku, hanya ingin memberikan contoh kepada diri sendiri dan masyarakat luas, bahwa membangun keluarga harmonis tidak hanya berkaitan dengan urusan materi.
"Saya ingin ini menjadi dakwah bagi saya dan masyarakat luas, ketika mendidik keluarga jangan seperti saya. Hanya materi, materi dan materi tapi akhlak dibiarkan. Itu termasuk saya sendiri, akhlak saya buruk," kata Suryana.
(mso/mso)