Warga Tasikmalaya, Jawa Barat dibuat heboh dengan beredarnya sebuah video yang menampilkan momen pernikahan seorang pria dengan dua perempuan. Video yang disebut poligami itupun viral di media sosial.
Dari penelusuran yang dilakukan detikjabar, diketahui video pernikahan poligami itu bukanlah sungguhan. Faktanya, video itu menampilkan kegiatan praktikum siswa-siswi SMK Duta Pratama Indonesia di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Kepala SMK Duta Pratama Indonesia Lasiman buka suara soal viralnya video poligami itu. Lasiman membenarkan, jika video itu diambil di sekolahnya. Namun dia memastikan apa yang dilakukan dalam video tersebut adalah kegiatan praktikum yang digelar pada Kamis 14 Desember 2013 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya memang itu kegiatan praktek di sekolah kami, memang viral dan terjadi sedikit misinformasi, seolah-olah itu pernikahan sungguhan," kata Lasiman, Selasa (9/1/2024).
"Itu kegiatan rutin tahunan di sekolah kami. Sebagai bagian dari kurikulum merdeka. Praktikum pernikahan itu merupakan praktek dari berbagai mata pelajaran. Pelajaran agama, matematika dan lainnya," imbuhnya.
Lasiman menjelaskan, perihal praktik tersebut yang menurutnya melibatkan seluruh siswa baik kelas X, XI dan XII. Menurutnya para siswa mengambil peran masing-masing, ada yang membuat undangan, menyiapkan catering, merias pengantin hingga menjadi wedding organizer.
"Semua siswa yang melaksanakan, ini kan kegiatan praktek gabungan mata pelajaran. Tata cara pernikahan bagian dari pelajaran agama, budgeting bagian dari matematika dan lain sebagainya," kata Lasiman.
Sementara terkait konsep poligami, Lasiman menjabarkan hal itu adalah inisiatif dari para siswa. Menurutnya dua hari jelang praktik, para guru baru mengetahui adanya konsep pernikahan dengan dua mempelai perempuan yang secara skenario adalah kakak beradik.
"Ketika itu anak-anak diberi pemahaman oleh guru agamanya, bahwa tidak boleh menikahi perempuan adik kakak. Akhirnya diubah ceritanya menjadi seorang pria menikah dengan dua perempuan saudara sepupu," ungkapnya.
Atas viralnya video itu, Lasiman kemudian meminta maaf. Dia mengaku ada salah persepsi yang ditimbulkan karena adanya video tersebut. "Tentu kami meminta maaf seandainya menimbulkan ketidaknyamanan atas video itu," pungkasnya.
Terpisah, Ketua Forum KPAI Jawa Barat Ato Rinanto menganggap apa yang ada dalam video itu tidaklah edukatif dan bahkan melabrak nilai-nilai kearifan lokal.
"Kita persoalkan dan sayangkan jangan nabrak etika edukasi sehingga konten yang sifatnya edukasi siswa jadi salah. Setiap konten wajib dianalisa guru jangan nabrak kaidah kearifan lokal di daerah. Sehingga kreatifitas siswa wajib dikembangkan tapi wajib juga konten dan kreatifitas yang edukatif tidak menabrak kaidah kearifan lokal dan edukasi. Seperti nikahin dua istri sekaligus kan itu menabrak kearifan lokal walau nggak dilarang," jelas Ato.
(bba/mso)