Sebuah video menampilkan seorang pria di Tasikmalaya menikahi dua perempuan sekaligus viral di media sosial. Namun akad dan resepsi pernikahan tersebut hanya sebatas kegiatan praktikum pernikahan siswa-siswi di SMK Duta Pratama Indonesia yang berada di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Ketua Forum KPAI Jawa Barat Ato Rinanto menganggap konten ini tidak edukatif. Kecenderungannya melabrak kearifan lokal dengan menggambarkan pria menikahi dua orang perempuan dalam waktu bersamaan.
"Kita persoalkan dan sayangkan jangan nabrak etika edukasi sehingga konten yang sifatnya edukasi siswa jadi salah. Setiap konten wajib dianalisa guru jangan nabrak kaidah kearifan lokal di daerah. Sehingga kreatifitas siswa wajib dikembangkan tapi wajib juga konten dan kreatifitas yang edukatif tidak menabrak kaidah kearifan lokal dan edukasi. Seperti nikahin dua istri sekaligus kan itu menabrak kearifan lokal walau gak dilarang," kata Ato kepada detikJabar, Selasa (9/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SMK Duta Pratama Indonesia Lasiman membenarkan bahwa video viral pernikahan poligami itu bukanlah pernikahan sungguhan, melainkan kegiatan praktikum yang digelar sekolahnya. "Iya memang itu kegiatan praktek di sekolah kami, memang viral dan terjadi sedikit miss informasi, seolah-olah itu pernikahan sungguhan," kata Lasiman, Selasa (9/1/2024).
Lasiman menjelaskan kegiatan praktikum pernikahan itu digelar pada Kamis 14 Desember 2013 lalu. "Itu kegiatan rutin tahunan di sekolah kami. Sebagai bagian dari kurikulum merdeka. Praktikum pernikahan itu merupakan praktek dari berbagai mata pelajaran. Pelajaran agama, matematika dan lainnya," kata Lasiman.
Namun kali ini konsepnya diubah, praktik pernikahan itu melibatkan semua siswa mulai dari kelas X, XI dan kelas XII. Praktikum pernikahan juga digelar di luar ruangan.
"Biasanya memang hanya kelas XII dan digelar di dalam ruangan, tapi kali ini kita gebyarkan dengan melibatkan semua siswa dan digelar outdoor," kata Lasiman.
Semua persiapan pelaksanaan praktikum pernikahan itu dilakukan oleh siswa-siswi. Mereka mengambil peran masing-masing. Mulai dari mendesain undangan, membuat catering, merias pengantin, perhitungan pembiayaan hingga mengorganisir acara atau bertindak sebagai wedding organizer.
Baca juga: Samson Sang Preman Sukabumi Kembali Berulah |
"Semua siswa yang melaksanakan, ini kan kegiatan praktek gabungan mata pelajaran. Tata cara pernikahan bagian dari pelajaran agama, budgeting bagian dari matematika dan lain sebagainya," kata Lasiman.
Selain itu dengan praktikum pernikahan ini siswa-siswi juga diberi pemahaman bahwa ada banyak peluang bisnis di dalam sebuah acara pernikahan atau resepsi. "Mereka jadi paham, ada peluang di sana. Mulai dari jasa desain, tata rias, tata boga hingga peluang menjadi WO," kata Lasiman.
(iqk/iqk)