7 Fakta Viral Video Pernikahan Pria dengan 2 Wanita di Tasikmalaya

Video pernikahan seorang pria dengan dua wanita sekaligus terjadi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Video kegiatan itu viral di media sosial (medsos). Dari hasil penelusuran, ternyata pernikahan yang membuat heboh itu merupakan praktikum siswa SMK. Ini 7 fakta pernikahan seorang pria dan dua wanita yang viral di medsos.

1. Buat Heboh Jagat Maya

Seorang pria di Tasikmalaya bikin heboh media sosial karena menikahi dua perempuan atau berpoligami. Video yang menampilkan proses akad dan resepsi pernikahan seorang pria muda dengan dua perempuan itu menuai ragam komentar dari warganet.

Dari video viral yang tersebar di medsos, pria itu berdiri di atas pelaminan dengan dua wanita tersebut. Tak hanya itu, akad nikah hingga buku nikah dan mas kawin juga mereka tunjukkan.

2. Ternyata Praktikum SMK

Dari penelusuran detikJabar, akad dan resepsi pernikahan itu bukanlah pernikahan sungguhan, melainkan sebatas kegiatan praktikum pernikahan siswa-siswi SMK Duta Pratama Indonesia. Sebuah sekolah kejuruan swasta yang berlokasi di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.

Kepala SMK Duta Pratama Indonesia Lasiman membenarkan bahwa video viral pernikahan poligami itu bukanlah pernikahan sungguhan, melainkan kegiatan praktikum yang digelar sekolahnya.

"Iya memang itu kegiatan praktek di sekolah kami, memang viral dan terjadi sedikit miss informasi, seolah-olah itu pernikahan sungguhan," kata Lasiman, Selasa (9/1).

3. Dilakukan Desember 2023

Lasiman mengungkapkan, kegiatan praktikum pernikahan itu digelar pada, Kamis 14 Desember 2013 lalu.

"Itu kegiatan rutin tahunan di sekolah kami. Sebagai bagian dari kurikulum merdeka. Praktikum pernikahan itu merupakan praktek dari berbagai mata pelajaran. Pelajaran agama, matematika dan lainnya," ungkap Lasiman.

4. Libatkan Seluruh Siswa

Lasiman menyebut, konsep praktikum tersebut diubah, praktik pernikahan itu melibatkan semua siswa mulai dari kelas X, XI dan kelas XII. Praktikum pernikahan juga digelar di luar ruangan.

"Biasanya memang hanya kelas XII dan digelar di dalam ruangan, tapi kali ini kita gebyarkan dengan melibatkan semua siswa dan digelar outdoor," jelas Lasiman.

Semua persiapan pelaksanaan praktikum pernikahan itu dilakukan oleh siswa-siswi. Mereka mengambil peran masing-masing. Mulai dari mendesain undangan, membuat catering, merias pengantin, perhitungan pembiayaan hingga mengorganisir acara atau bertindak sebagai wedding organizer.

"Semua siswa yang melaksanakan, ini kan kegiatan praktek gabungan mata pelajaran. Tata cara pernikahan bagian dari pelajaran agama, budgeting bagian dari matematika dan lain sebagainya," tutur Lasiman.

5. Praktik untuk Bisnis

Selain itu dengan praktikum pernikahan ini siswa-siswi juga diberi pemahaman bahwa ada banyak peluang bisnis di dalam sebuah acara pernikahan atau resepsi.

"Mereka jadi paham, ada peluang di sana. Mulai dari jasa desain, tata rias, tata boga hingga peluang menjadi WO," kata Lasiman.

6. Alasan Ambil Konsep Poligami

Untuk konsep pernikahan yang mensimulasikan pernikahan poligami alias satu pengantin pria dan dan dua pengantin perempuan, Lasiman menyebut hal itu merupakan inisiatif dari anak didiknya.

"Nah jadi memang itu anak-anak yang mengkonsep. Pada H-2 kami guru-guru baru tahu ternyata ada 2 pengantin perempuan," kata Lasiman.

Saat itu anak-anak menyusun skenario pernikahan antara seorang pria dengan dua perempuan adik kakak.

"Ketika itu anak-anak diberi pemahaman oleh guru agamanya, bahwa tidak boleh menikahi perempuan adik kakak. Akhirnya diubah ceritanya menjadi seorang pria menikah dengan dua perempuan saudara sepupu," jelas Lasiman.

Dalam praktikum pernikahan pun akhirnya digelar di lapangan sekolah oleh siswa-siswi, sementara guru-guru hanya menyaksikan. Kegiatan berlangsung sukses.

Saat itu tim dokumentasi yang digawangi siswa-siswi juga melakukan tugasnya dengan baik. Mereka berhasil membuat konten dokumentasi pernikahan dengan bagus. Kemudian konten itu diunggah ke media sosial hingga akhirnya viral dan dianggap pernikahan sungguhan.

"Dalam pelaksanaannya ada anak-anak yang bagian dokumentasi membuat konten-konten. Dan memang kami dorong agar anak-anak ini membuat konten. Tapi mungkin karena di keterangannya kurang lengkap, akhirnya viral bukan praktikumnya tapi poligaminya," papar Lasiman.

7. Sekolah Minta Maaf

Pihak sekolah meminta maaf atas kekeliruan atau kesalahan persepsi yang terjadi di masyarakat akibat video praktikum tersebut.

"Tentu kami meminta maaf seandainya menimbulkan ketidaknyamanan atas video itu," pungkas Lasiman.