Kisah 'Geng Pelipat Surat Suara' Ciamis, Berburu Cuan 5 Tahunan

Kisah 'Geng Pelipat Surat Suara' Ciamis, Berburu Cuan 5 Tahunan

Dadang Hermansyah, Deden Rahadian - detikJabar
Selasa, 09 Jan 2024 22:45 WIB
Suherman dan Eti sedang melakukan sortir dan lipat surat suara di Gudang Logistik KPU Ciamis Desa Cisadap.
Suherman dan Eti sedang melakukan sortir dan lipat surat suara di Gudang Logistik KPU Ciamis Desa Cisadap. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
Jakarta -

Suherman (60), warga Janggala, Ciamis, tampak sibuk memeriksa dan melipat surat suara pemilu bersama kelompoknya di Gudang Logistik KPU Desa Cisadap, Selasa (9/1/2024). Ternyata Suherman sudah berpengalaman, ia sudah 4 kali Pemilu ikut jadi petugas pelipat surat suara.

Dalam mengerjakan proyek 5 tahunan itu, Suherman telah memiliki kelompok tetap sebanyak 10 orang yang merupakan para tetangganya. Setiap ada perhelatan pesta demokrasi, Suherman dan kelompoknya akan langsung mendaftar ke KPU untuk jadi petugas penyortir dan pelipat surat suara.

Disela kesibukannya melipat surat suara, Suherman pun mau menjawab beberapa pertanyaan. Suherman mengaku penghasilan dari melipat surat suara cukup lumayan hanya dalam waktu 7-10 hari. Meski pun proyek itu hanya 5 tahun sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti pada Pemilu 2019 lalu, Suherman bersama 9 tetangga di kelompoknya mampu meraup cuan masing-masing Rp 800 ribu hanya dalam seminggu.

"Alhamdulillah, lumayan untuk menambah penghasilan apalagi di zaman yang serba sulit ini," ujar Suherman.

ADVERTISEMENT

Suherman yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dan buruh tani ini mengaku tidak ada trik khusus dalam memeriksa dan melipat surat suara. Pengalaman 3 kali pemilu sebelumnya menjadi bekal supaya proses pelipatan surat suara lebih cepat tapi tetap teliti.

"Tidak ada bedanya pelipatan surat suara dengan pemilu sebelumnya, hanya ukurannya saja yang lebih lebar untuk pileg DPRD," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Eti Hernayati (40) petugas pelipat surat suara yang sekelompok dengan Suherman. Eti mengaku di Pemilu 2024 kali ini ia lebih bersemangat. Mengingat honor yang akan diberikan kemungkinan bisa lebih besar.

"Kalau pemilu sebelumnya Rp 150, kalau sekarang Rp 200 dan Rp 260. Mudah-mudahan hasilnya nanti bisa lebih besar. Kalau pemilu lalu mendapat Rp 800 ribu," kata Eti Warga Lingkungan Janggala Kelurahan Ciamis.

Libatkan Disabilitas

KPU Ciamis mulai melakukan sortir dan lipat surat suara Pemilu 2024 dengan total 4.934.295 surat suara. Kegiatan itu dilaksanakan di Gudang Logistik KPU Ciamis, Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Swasta (9/1/2024).

Ketua KPU Ciamis Oong Ramdhani menargetkan proses sortir dan lipat suara tersebut selesai dalam 10 hari. Ada pun prosesnya dimulai dari surat suara untuk pemilihan DPRD kabupaten, lalu DPRD Provinsi kemudian DPR RI dan DPD, terakhir surat suara pemilihan presiden.

"Kami libatkan 550 petugas dari warga sekitar kantor KPU dan sekitar gudang logistik. Kami bagi dua shif, sekarang ada 30 kelompok dan nanti ada 25 kelompok. Kami juga melibatkan rekan kita dari disabilitas ada 1 kelompok, dan kaum perempuan sesuai permintaan mereka juga," ucapnya.

Oong menjelaskan untuk honor sortir lipat besarannya Rp 200 per lembar untuk surat suara pilpres dan Rp 260 per lembar untuk surat suara yang lainnya. Untuk keamanan, pada saat masuk dan keluar gudang logistik, para petugas pelipat suara dilakukan pemeriksaan tubuh.

'Senjata' Pelipat

Sementara itu, ratusan petugas lipat dari 39 kecamatan melakukan tugas pelipatan di Gedung Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Tasikmalaya. Mereka melipat surat suara untuk DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Selain dijaga ketat aparat Kepolisian, TNI dan bawaslu, proses pelipatan dibagi dalam dua bagian siang dan malam.

"Hari ini mulai melakukan lipat dan sortir surat suara, jumlahnya ada 7 juta lebih surat suara. Mereka dibagi dalam beberapa bagian siang juga malam," kata Ami Imron Tamami selaku Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya pada detikjabar, Selasa (9/1/23).

Awal proses penyortiran sudah ditemukan surat suara rusak mulai robek dan bertinta di bagian tertentu. "Nanti yang rusak akan didata dan kita ajukan penggantianya sesuai berita acara," kata Ami.

Sayangnya, akibat kurang sosialisasi, banyak petugas yang belum mengetahui cara lipat surat suara. Mereka kebingungan dengan besarnya ukuran surat suara hingga menyaksikan tutorial dari akun YouTube. "Lumayan bingung juga, untung ada penjelasan KPU sama lihat aja di YouTube. Apalagi ukuran kertasnya besar," ujar Gufron, salah seorang petugas Lipat.

Uniknya seluruh petugas gunakan akat nyeleneh untuk melipat surat suara. Selain botol bekas minuman berenergi dan kaleng susu, pelipatan juga gunakan botol parfum hingga potongan paralon. Tujuanya agar memudahkan proses melipat hingga hasil lipatanya rapi dan rapat.

"Saya mah pakai paralon, dipotong paralonya kan biar mudah lipatnya. Nggak lama dan hasil lipatanya. Beda sama temen saya si Putri pakai botol bekas parfum," kata Ade, petugas lipat.

Sementara Bawalsu Kabupaten Tasikmalaya turut awasi proses sortir dan lipat surat suara ini. Pihaknya meminta agar lokasi pelipatan surat suara steril hingga petugas di larang bawa tas kedalam.

"Saya tadi masih lihat ada yang bawa makanan minuman harusnya steril walau memang proses lipat belum mulai, pokonya jangan ada yang bawa tas juga ke dalam antisipasi penyalahgunaan," kata Syarif Ali, Komisioner Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads