Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini. Dari mulai sopir Bus Bhineka jadi tersangka dalam kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek hingga warga Subang tewas tertimbun tanah longsor.
Berikut rangkumannya di Jabar Hari Ini:
Sopir Bus Bhineka Jadi Tersangka Lakalantas
Polres Karawang menetapkan sopir bus PO Bhinneka yang alami kecelakaan maut di Kilometer 41+600 Tol Jakarta-Cikampek (Japek) beberapa waktu lalu. Kondisi sang sopir masih dirawat di RSUD Karawang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ipda Bambang Jaelani, selaku Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Karawang mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah melakuka gelar perkara.
"Sopir sudah kami tetapkan sebagai tersangka, berdasarkan 2 alat bukti yang cukup, dan kami sudah melakukan gelar perkara sehingga yang bersangkutan layak dinaikkan statusnya menjadi tersangka," ujar Bambang saat ditemui detikJabar di Mapolres Karawang hari ini.
Sang sopir yang menjadi tersangka dalam kejadian ini masih dalam perawatan di RSUD Karawang dan saat ini kondisinya berangsur pulih dan sudah bisa dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
"Saat ini masih dalam perawatan (sopir), dari RS Mandaya kami rujuk ke RSUD Karawang dalam penanganan pihak medis dan berkoordinasi dengan kepolisian," ungkapnya.
Pria di Bandung Tewas Tersambar Petir
Nahas nasib Jajang (50), warga Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jajang dinyatakan meninggal dunia usai disambar petir yang terjadi, Minggu (7/1).
Camat Cikalongwetan Dadang A Sapardan mengatakan, peristiwa itu terjadi saat hujan deras mengguyur sejak siang hari. Tiba-tiba petir menyambar dengan suara menggelegar.
"Waktu itu korban sedang sholat ashar di salah satu ruangan dalam rumahnya. Hujan memang sedang deras, kemudian ada petir menyambar," kata Dadang dikonfirmasi hari ini.
Suara sambaran petir terdengar jelas dari ruangan tempat korban sedang salat. Istri korban seketika mencium bau gosong seperti benda terbakar dari arah ruangan tersebut.
"Jadi ada seperti bau benda terbakar. Kemudian saksi (istri korban) melihat ada asap dari arah ruangan tempat korban salat itu," ungkap Dadang.
Saat dicek, betapa kaget saat itu istri korban mendapati suaminya sudah tergeletak tak sadarkan diri setelah terjadi sambaran petir.
"Kemudian dicek dan terlihat korban sudah tergeletak, kemungkinan meninggal dunia saat itu juga. Keluarga ikhlas menerima kejadian ini sebagai musibah," ujar Dadang.
Peristiwa sambaran petir juga terjadi di desa yang sama. Korban kedua masih selamat, saat ini hang bersangkutan sedang menjalani perawatan di RSUD Cikalongwetan.
"Jadi ada 2, yang 1 meninggal kemudian korban 1 lagi selamat. Sekarang masih dirawat di RSUD Cikalongwetan, tapi alhamdulillah sudah sadar dan bisa berkomunikasi," kata Dadang.
Warga Tewas dalam Insiden Longsor Subang
Proses pencarian korban longsor di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat resmi dihentikan. Petugas akan memfokuskan tahap rehabilitasi serta rekonstruksi.
"Untuk pencarian dinyatakan selesai, karena memang sudah tidak ada laporan lagi kehilangan orang. Kenapa kita segera selesaikan karena agar kita bisa masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, jadi kita sudah berkoordinasi dengan Pemkab Subang operasi SAR dihentikan," kata Kalak Harian BPBD Jabar Dani Ramdan hari ini.
Dani mengungkapkan, meski operasi SAR dihentikan, petugas pun akan tetap disiagakan dilokasi terjadinya longsor. Rencananya, tahap pemulihan akan dilakukan esok hari.
"Tapi kita tim SAR tetap standby jika ada informasi lanjutan yang menyusul, dan mulai besok kita sudah masuk dalam tahap rekon dan memulihkan terutama kondisi penyaluran air terhadap warga," ungkapnya.
Dani memastikan sudah tidak ada warga yang tertimbun longsor. "Kami pastikan sudah tidak ada korban jiwa yang tertimbun longsor. Tapi kita petugas gabungan akan tetap standby di," ucapnya.
Akubat bencana alam longsor ini dua warga sekitar atas namaOomKomariah (50) serta Dana (30) dinyatakan meninggal dunia karena tertimbun longsor. Peristiwa nahas tersebut usai wilayah Subang Selatan diguyur hujan pada Minggu (7/1) kemarin sore.
Guru di Tasikmalaya Nyanyi Prabowo-Gibran
Warga Kota Tasikmalaya digegerkan dengan beredarnya video seorang perempuan yang diduga guru PNS menyanyikan lagu dukungan terhadap pasangan Capres Prabowo-Gibran. Latar belakang video itu pun terlihat seperti di dalam kelas, dengan dua bidang papan tulis dan meja.
Daei video berdurasi 4 menit yang dilihat detikJabar di sebuah postingan media sosial Facebook, video menampilkan seorang perempuan berbaju merah dan mengenakan rok corak batik. Awal video terdengar pemegang kamera memberi aba-aba. Perempuan itu lalu memperkenalkan namanya dan sebuah sekolah dasar Kecamatan Tamansari. Kemudian dia mengutarakan maksudnya yang akan menyanyikan lagu dukungan untuk Prabowo-Gibran.
"Akan menyanyikan lagu PSG, Prabowo bersama Gibran, siap? cus," kata perempuan dalam video itu.
Selanjutnya mengalun lagu bergenre dangdut yang diubah liriknya dengan lirik dukungan untuk calon presiden nomor urut 2 tersebut. Sambil menari dia mendendangkan lagu kampanye.
"Mari coblos Prabowo Gibran, nomor dua janganlah lupa. Mari coblos Prabowo Gibran, Februari tanggal 14," lantun perempuan itu di bagian reffrain lagu.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengaku sudah menerima informasi tersebut. Saat ini pihaknya tengah melakukan investigasi terkait video tersebut.
"Malam minggu saya terima informasi itu, ada videonya, kaitan dengan itu kita segera melakukan identifikasi, investigasi," ujar Ucu.
Ucu mengaku sudah memastikan perempuan di video tersebut adalah seorang guru ASN yang mengajar di sebuah SD di wilayah Kecamatan Tamansari. "Guru SD di Tamansari, saya pastikan ASN," kata Ucu.
Namun demikian untuk sementara ini Ucu mengatakan pihaknya masih menunggu proses pemeriksaan atau investigasi yang dilakukan oleh Bawaslu.
"Karena itu menyangkut kepemiluan, menyangkut politik, maka saya akan menyerahkan sepenuhnya ke Bawaslu. Dan Dinas Pendidikan akan melakukan langkah-langkah setelah ada kejelasan dari penegakan hukum di Bawaslu," kata Ucu.
Dinas Pendidikan juga kata Ucu akan melakukan pendampingan jika yang bersangkutan diperiksa oleh Bawaslu. "Jadi sementara ini kita monitor, kalau yang bersangkutan diperiksa Bawaslu kita akan hadir untuk memberikan pendampingan," kata Ucu.
Terkait sanksi yang akan diberikan terkait pelanggaran itu, Ucu mengaku belum bisa memberikan penjelasan. Selain menunggu hasil pemeriksaan Bawaslu, pihaknya juga masih melakukan pendalaman atas video tersebut.
6 Desa Terendam, Banjir Karawang Meluas
Enam desa di empat kecamatan yang berada di Kabupaten Karawang terrndam banjir, kejadian bencana alam itu meluas dari sebelumnya. Dalam kejadian ini, ribuan orang pun terpaksa mengungsi.
"Untuk saat ini, banjir masih merendam enam desa dan satu kelurahan dari empat kecamatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Ferry Muharram hari ini.
Dari informasi yang diterima, empat kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Telukjambe Barat, Kecamatan Telukjambe Timur, Kecamatan Karawang Barat dan Kecamatan Rawamerta. Dari empat kecamatan tersebut, paling parah terjadi di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat.
"Kondisi terparah terjadi di Desa Karangligar, berdasarkan laporan terkahir, 7 Januari, banjir merendam 441 rumah, 7 sarana ibadah dan 3 sarana pendidikan, yang berdampak terhadap 1.629 jiwa dari 569 KK," jelasnya.
Menurut Ferry ketinggian air di Karangligar merupakan yang terparah. Ketinggian air mencapai dua meter hingga menyisakan atap rumah.
"Untuk ketinggian air yang menggenang, antara 50 centimeter hingga 2 meter, atau hanya menyisakan atap rumah yang terendam di titik terdalam," imbuhnya.
Sementara di desa lainnya yakni di Desa Mekarmulya ada ratusan jiwa yang harus mengungsi akibat rumahnya terendam.
"Di Desa Mekarmulya juga masih terdampak, ada 65 rumah terendam, yang mengakibatkan 238 jiwa dari 82 KK, masih mengungsi, untuk ketinggian air antara 30-100 centimeter," ungkap Ferry.
Lalu di Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat ada 12 eumah terendam dengan ketinggian air 10-30 centimeter. Sebanyak 53 jiwa dari 12 KK terdampak dan mengungsi ke tetangga terdekat.
Kemudian masih di Kecamatan Karawang Barat, ada puluhan jiwa di Kelurahan Karawang Klon yang juga terdampak. Kondisinya sama seperti di Kelurahan Tanjungmekar. Ada 15 rumah terendam dengan ketinggian rata-rata 10-30 centimeter. Sebanyak 53 jiwa dari 12 KK harus mengungsi.
Sementara di Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur ada 30 rumah yang terendam. Selain rumah, ada sembilan hektare sawah yang terendam. Ratusan jiwa harus mengungsi.
"Untuk Desa Sukamakmur, ada 120 jiwa dari 44 KK yang terdampak banjir dengan ketinggian rata-rata 20-100 centimeter. Selain 30 rumah yang terendam banjir, 9 hektare sawah tanam baru juga terendam banjir," kata Ferry.
Terakhir, banjir juga merendam pemukiman di Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta, sejak 5 Januari 2024. Namun kini dikatakan kondisinya berangsur surut.
Tercatat 12 rumah terendam dan 37 jiwa dari 12 KK terdampak banjir dengan ketinggian rata-rata 10-50 centimeter. Warga memilih tidak mengungsi dan menunggu air yang merendam rumahnya surut.
"Jadi total terdampak banjir di Karawang sebanyak 2.130 jiwa dari 735 KK, 585 rumah dan sarana lainnya terendam, dan 9 hektare sawah terdampak banjir di Karawang periode Januari 2024," pungkasnya.