Warga Diminta Tak Mendekati Lokasi Tabrakan Maut 2 Kereta di Cicalengka

Warga Diminta Tak Mendekati Lokasi Tabrakan Maut 2 Kereta di Cicalengka

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 07 Jan 2024 15:31 WIB
Lokomotif kereta yang jadi saksi tabrakan maut di Cicalengka.
Lokomotif kereta yang jadi saksi tabrakan maut di Cicalengka (Foto: Wisma Putra/detikjabar).
Kabupaten Bandung -

Bangkai lokomotif yang menjadi saksi bisu tabrakan maut Kereta Api (KA) Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, Jumat (5/1) lalu, menjadi tontonan warga.

Pantauan detikJabar, Minggu (7/1/2024) pagi, pasca kejadian, bangkai lokomotif itu sementara disimpan di pinggir perlintasan KA yang berada di petak Cicalengka-Haurpugur.

Sejumlah warga berdatangan ke lokasi kejadian untuk melihat langsung bangkai lokomotif itu dari dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, sejumlah warga yang datang ke TKP hanya sekedar untuk mendokumentasikan bangkai lokomotif menggunkan telepon gengamnya.

Hal tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri, padahal garis merah berwarna merah dan putih sudah dipasang di lokasi tersebut agar warga tak mendekat.

ADVERTISEMENT

Apalagi, perjalanan kereta api sudah normal dan kembali berlalu lalang melintasi perlintasan KA tersebut.

Humas Daop 2 Bandung Ayep Hanapi meminta, agar warga tidak mendekati lokasi kejadian.

"Daop 2 Bandung melarang masyarakat beraktivitas apapun di jalur KA, karena selain membahayakan diri, kegiatan tersebut juga dapat mengganggu perjalanan KA," kata Ayep dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar.

Terpisah, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa petugas stasiun Cicalengka dan Haurpugur, Kabupaten Bandung. Hal tersebut dilakukan guna mencari tahu penyebab tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pada saat kejadian semua fokus dalam penanganan korban terlebih dahulu. Sehingga proses investigasi baru dimulai hari ini.

Pihaknya juga akan mengambil alat semacam black box yang ada dalam dua kereta lokomotif tersebut. Kemudian data black box tersebut akan diambil sambil melakukan investigasi lainnya.

"Nanti kita akan menanyakan kepada pihak LAN atau pihak KAI untuk mengajari kita signal ini kodenya apa dan gimana, setelah kita tahu, kita mempelajari, kita butuh waktu kurang lebih satu atau dua minggu mempelajarinya," kata Soerjanto, Sabtu (6/1) kemarin.

Dia mengungkapkan saat ini lokomotifnya dalam kondisi rusak. Dirinya masih harus memastikan dahulu black box-nya mudah diambil atau tidak.

"Nah kalau itu lancar ya bisa mempercepat analisisnya. Nah, kadang kalau udah rusak kita butuh melakukan perbaikan dulu sehingga bisa memakan waktu sampai satu bulan, baru kebaca, baru kita bisa menganalisis datanya," jelasnya.

(wip/mso)


Hide Ads