Sekretaris Kota Bandung Ema Sumarna mengunjungi rumah duka bocah 7 tahun yang hanyut di gorong-gorong, di area permukiman warga RT 07/08, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Seperti diketahui, jasad bocah bernama Diaz itu telah ditemukan pada Jumat (5/1/2023) dini hari. Ema mendatangi rumah keluarga korban dan mendengarkan kronologinya. Ia pun melihat langsung kondisi gorong-gorong yang menghanyutkan tubuh Diaz, hingga ke aliran sungai di Kabupaten Bandung Barat itu.
"Ya ini saya ada dua perasaan ya. Satu sisi kita tetap prihatin dan turut berduka cita kepada pihak keluarga. Ada anak dan cucu tercinta yang sudah mendahului, walaupun kita imani bahwa itu bagian daripada takdir Allah SWT. Ada rasa gembira juga karena jasad sudah ketemu setelah lima hari pencarian. Alhamdulillah almarhum ketemu dan sudah disempurnakan lah ya, dimandikan, dikafani, disolatkan, dan dimakamkan," ucap Ema setelah mengunjungi rumah duka, Jumat (5/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku, sesudah meninjau lokasi dan menyayangkan peristiwa yang seharusnya tidak terjadi. Namun apa boleh buat, takdir berkata lain.
Menurutnya saat tinjauan, kondisi gorong-gorong memang dalam keadaan layak hanya saja kondisi air yang terlalu deras lah yang jadi bahayanya. Ia meminta agar aparat kewilayahan bisa bergerak cepat mencari penyebab banjir yang kerap melanda wilayah RW tersebut.
"Kalau gorong-gorong di sini tadi mah udah bagus, saya lihat. Sudah saya pikir cukup memadai. Tapi luapan air ini kan tidak bisa kalau terlalu meluap, ternyata itu kan tidak cukup menahan jumlah air yang luar biasa. Nah ini yang harus dicari, apa penyebab banjirnya," ujarnya.
"Kalau air deras, itu ternyata bisa membawa ukuran jasad manusia sebesar itu. Nah sekarang kita sudah pagar, ya walaupun selalu ada ungkapan kita bertindak setelah ada kejadian ya. Ini jadi peringatan kepada kita semua agar lakukan tindakan preventif. Hal-hal yang sangat membahayakan harus segera diantisipasi," lanjut Ema.
Di lokasi, ia pun memerintahkan Ketua RT, Lurah, dan Camat setempat agar mampu mencari solusi. Harapannya, agar warga masyarakat tidak merasakan banyak beban dari kebanjiran.
Sebab katanya, luapan air Sungai Citepus masih terlalu tinggi dan berbahaya. Ia pun berharap agar banjir yang jadi langganan para warga itu bisa surut atau bahkan hilang.
"Syukur sampai hilang, walaupun agak susah karena memang lokasinya kan ada di bawah. Ya tadi juga kan saya mendengar keluhan suka ada luapan air. Saya lihat memang bahaya, jadi saya usul mungkin bisa gunakan besi yang disambung-sambung supaya kalau ada orang yang terpleset masih bisa ketahan. Kita harap kejadian ini jangan sampai terulang," katanya.
Soal kemungkinan menata lahan tersebut atau memindahkan ke Rusunawa, Ema mengaku opsi tersebut belum memungkinkan. Sebab, lahan tersebut juga dekat dengan lintasan udara sehingga ketinggiannya tak memungkinkan.
"Kalau Rusunawa itu juga tidak memungkinkan karena kan dekat dengan lintasan udara. Tidak bisa bangunan terlalu tinggi. Jadi saya serahkan dulu PR untuk kewilayahan, supaya dipikirkan menata lingkungannya. Nanti pemerintah akan bantu," ucap Ema.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah berumur 7 tahun dilaporkan hilang setelah tubuhnya terseret arus hingga masuk ke gorong-gorong pada Minggu (31/12/2023). Saat kejadian tubuh bocah itu tak terselamatkan dan masuk ke gorong-gorong pemukiman warga yang tembus hingga ke aliran Sungai Citepus.
Setelah dilakukan pencarian selama beberapa hari, tubuh bocah malang tersebut akhirnya ditemukan pada Jumat (5/1/2024) dini hari di Sektor 9 aliran Sungai Citarum yang berada di wilayah Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
(aau/mso)