Kritik DPRD Pasca Musibah Anak Hanyut di Gorong-gorong Bandung

Kritik DPRD Pasca Musibah Anak Hanyut di Gorong-gorong Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Jumat, 05 Jan 2024 17:28 WIB
ilustrasi
Ilustrasi tenggelam (Foto: IST).
Bandung -

Seorang bocah berumur 7 tahun dilaporkan hilang setelah tubuhnya terseret arus hingga masuk ke gorong-gorong pada Minggu (31/12/2023). Setelah dilakukan pencarian selama beberapa hari, tubuh bocah malang tersebut akhirnya ditemukan pada Jumat (5/1/2024) dini hari.

Perasaan duka pun ikut menyelimuti DPRD Kota Bandung. Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Agus Gunawan mengaku, ikut prihatin dan ikut berduka. Ia mengaku, sedih musibah ini harus terjadi di awal tahun.

"Saya mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga. Saat ini anak sudah ditemukan ya, ini sangat menyedihkan kalau bagi saya. Semoga keluarga yang mendapat cobaan ini bisa diberikan kekuatan dan ketabahan. Ini terjadi lagi ya di kota Bandung, ada keluarga kita yang mengalami musibah," kata Agus dihubungi detikJabar, Jumat (5/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kacamatanya, Agus melihat, kejadian ini bukan kali pertama. Bahkan, gorong-gorong yang memakan korban juga terjadi di beberapa daerah lain di Jawa Barat maupun Bandung Raya.

Agus mengaku miris, sebab kerap kali gorong-gorong disepelekan dan tak mendapat perhatian ekstra. Ia menyayangkan, musibah harus terjadi hingga akhirnya membuat banyak pihak sadar akan perlunya memperhatikan perbaikan gorong-gorong.

ADVERTISEMENT

"Ini suatu kesedihan, karena bagaimanapun ini harusnya dari aparat pemerintahan atau kewilayahan harus lebih jeli lagi terkait infrastruktur yang bisa membahayakan jiwa manusia dan juga warga kota. Jadi ini harus jadi perhatian juga oleh kita semua, terutama aparat yang terkait dalam hal ini," ucapnya.

Saat ditanya, apakah ia kerap mendapat aduan oleh masyarakat akan gorong-gorong yang membahayakan, Agus menjawab cukup sering mendengar aduan serupa.

Ia pun sejatinya sudah mengingatkan Pemkot Bandung agar mulai awas soal sarana prasarana, bersama dengan kewilayahan. Namun sayang, musibah tak bisa terelakkan.

"Ini kan kalau musim hujan ada kasus seperti ini. Makanya dari Pemkot, dinas terkait, aparat kewilayahan, harusnya lebih mengetahui. Ini kondisi gorong-gorong jangan sampai bisa menyebabkan musibah. Harus bisa dicermati oleh kewilayahan yang setiap hari bisa mengetahui kondisi infrastruktur di lingkungannya masing-masing," tuturnya mengkritisi.

"Gorong-gorong ya diutamakan di samping fungsi, sebagai saluran air juga dipikirkan keselamatan jiwa manusianya. Makanya saya setiap reses, itu kan suka ada aspirasi dari masyarakat. Kami kumpulkan, kami usulkan dan Pemkot harusnya bisa usulkan juga di Musrembang untuk diusulkan," lanjut Agus.

Ia pun berpesan agar masyarakat dan pihak kewilayahan lebih awas soal sarana prasarana yang kurang memadai, serta mencari solusi bersama. Nantinya, pemerintah pun harus ikut hadir untuk membantu.

"Jadi masyarakat juga harus bisa mewaspadai kalau ada infrastruktur yang kurang memadai, lapor ke aparat wilayah. Jangan biarkan kalau sudah terjadi musibah baru kita koreksi, harusnya bisa diantisipasi. Untuk keluarga yang ditinggalkan, kami ikut berduka dan semoga kejadian ini tak terulang lagi," doanya.

(aau/mso)


Hide Ads