Selain Rumah, Ini Fasos-Fasum yang Terdampak Gempa Sumedang

Selain Rumah, Ini Fasos-Fasum yang Terdampak Gempa Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 04 Jan 2024 23:15 WIB
Kerusakan di RSUD Sumedang dampak gempa
Kerusakan bangunan di RSUD Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Rentetan gempa yang mengguncang Kabupaten Sumedang tidak hanya berdampak terhadap bangunan rumah warga. Namun, juga berdampak terhadap fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum).

Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman menjabarkan, fasos dan fasum yang terdampak gempa jumlahnya ada 30 titik. Beberapa di antaranya RSUD dan 5 Posyandu. Kemudian, 19 masjid, 1 pesantren dan 1 madrasah.

"Kemudian ada juga kantor desa yang rusak, yakni Kantor Desa Sukamantri," ungkap Herman dengan didampingi Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dari BNPB Jarwansah dalam jumpa pers yang digelar di Posko Utama, Alun-alun Sumedang, Kamis (4/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Herman memaparkan, penanganan fasos dan fasum yang terdampak gempa tetap melalui BNPB. Namun pelaksanaannya oleh Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR.

"Kalau yang verifikasi data untuk kerusakan rumah itu Dinas Perkimtan, sementara untuk fasos dan fasum kami sudah menugaskan Dinas PUTR Kabupaten Sumedang, jadi ada dua data nanti yang dipayungi oleh Keputusan Bupati kemudian kita kirimkan ke Jakarta," papar Herman.

ADVERTISEMENT

Sementara terkait pengungsian, sambung Herman, jumlahnya ada 10 titik. Dari 10 titik itu, tenda pengungsian paling besar dengan dilengkapi dapur umum ada di Lingkungan Babakan Hurip, Kecamatan Sumedang Utara.

"Sementara sisanya atau yang 9 titik lainnya adalah dapur umum mandiri, di antaranya di Dano Lama, Pacuan Kuda, Panyirapan, Tegalsari, Cipameungpeuk, Pasanggrahan, Sukamulya, Gelembung dan Bunut," tuturnya.

Sementara berdasarkan data SITABAH (Aplikasi Sistem Informasi Tanggap Bencana dan Musibah) milik Pemkab Sumedang pada Kamis (4/1/2024), jumlah korban luka ringan ada 9 orang dan luka berat 1 orang.

Sementara untuk kerusakan rumah akibat gempa tercatat ada 1.325 unit. Dari total 1.325 unit rumah rusak, secara terperinci ada 1.119 unit rumah mengalami rusak ringan, 176 unit rusak sedang dan 130 unit rusak berat.

Rumah rusak itu tersebar di 12 kecamatan yakni Buah Dua, Cisarua, Cimalaka, Ganeas, Paseh, Rancakalong, Sumedang Utara, Sumedang Selatan, Tanjungmedar, Tanjungkerta, Tanjung Sari dan Pamulihan.

Herman memaparkan, data tersebut nantinya akan diverifikasi kembali satu-satu oleh tim yang dipimpin oleh Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Sumedang dengan dibantu BPBD Sumedang untuk menentukan kriteria rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan dengan merujuk kepada Peraturan Menteri PUPR serta Petunjuk Teknis dari BNPB.

Menurut Herman, data tersebut harus benar - benar terverifikasi dan tervalidasi sebagaimana aturan. Sebab data yang tervalidasi nantinya akan dipayungi oleh Keputusan Bupati.

"Ini harus akuntabel karena ini menyangkut keuangan negara. Jadi data 1.325 unit ini akan kami cek satu persatu," tegasnya.

Berita sebelumnya, Status tanggap darurat ditetapkan bagi Kabupaten Sumedang dari mulai 1 Januari hingga 7 Januari 2024. Sementara untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan dimulai dari 8 Januari 2024.

Hal itu diungkapkan Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman seusai mendampingi Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus saat meninjau kondisi RSUD Sumedang, Selasa (2/1/2024).

"Kami manajemen dengan baik, rencanakan dengan baik sehingga penanganan bencana di Sumedang akuntabel," ungkap Herman.

Herman kemudian memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa gempa yang melanda Kabupaten Sumedang. Hanya saja ada korban luka ringan sebanyak 10 orang dan korban luka sedang 1 orang.

"Untuk yang korban luka ringan saat ini semuanya sudah kembali ke rumah, sementara untuk korban luka sedang saat ini masih di Rumah Sakit Santosa seusai dirujuk ke sana," terangnya.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads