Kasus kematian Prian Muharidan (22) alias Ujo warga Kulon Pasar Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya terungkap. Setelah melakukan rangkaian penyelidikan, Ujo diduga mengalami kecelakaan lalu lintas. Bukan karena diadang atau dikeroyok sekelompok orang seperti pengakuan temannya.
Ujo meninggal dunia di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya pada Jumat (22/12/2023) sore, setelah pada dini hari dia ditemukan tergeletak bersimbah darah di Jalan Cieunteung Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Sebelum kejadian itu Ujo diketahui membonceng sepeda motor yang dikendarai oleh Sali (22) temannya.
"Hasil penyelidikan yang kami lakukan secara maraton, peristiwa itu adalah peristiwa laka lantas (kecelakaan lalu lintas)," kata Kapolsek Cihideung AKP Erustiana, Senin (25/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesimpulan itu dijelaskan Erustiana, diambil dengan dasar fakta, kesaksian dan alat bukti yang berhasil dikumpulkan oleh polisi di lokasi kejadian. Rumor yang menyebut Ujo korban pengeroyokan merupakan pengakuan sepihak dari Sali, teman korban.
"Sudah kami lakukan gelar perkara, jadi berdasarkan fakta-fakta, saksi dan bukti yang kami kumpulkan peristiwa itu Lakalantas. Ada pun yang menyebutkan pengeroyokan, itu hanya pengakuan temannya yang mengendarai sepeda motor, itu pun berubah-ubah. Karena dia mabuk minuman keras," kata Erustiana.
Dia menjelaskan kronologis kejadian itu diawali dari aksi kebut-kebutan sepeda motor yang dikemudikan Sali dengan membonceng Ujo. Di Jalan Cieunteung yang sedang sepi itu, Sali memacu sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan melaju zig-zag. Keduanya pun diketahui dalam keadaan mabuk berat.
"Kronologis yang kami simpulkan, dia mengendarai sepeda motor dalam kecepatan tinggi, dalam keadaan mabuk sambil knalpot digerung-gerung, zigzag," kata Erustiana.
Kemudian saat tiba di dekat SDN Argasari, Sali kehilangan kendali sehingga Ujo yang duduk di jok belakang terjatuh. "Di dekat SD, dekat tempat gym, dia terjatuh, yang jatuhnya itu yang di belakang (Ujo), dia jatuh telungkup," kata Erustiana.
Sali yang mabuk sempat berhenti, namun dia tak berani menolong karena melihat Ujo dalam keadaan bersimbah darah. Dia sempat berusaha meminta pertolongan warga, tapi karena sepi dia memutuskan pulang untuk meminta bantuan warga di sekitar lingkungan rumahnya yang berjarak sekitar 5 kilometer. Sementara Ujo dibiarkan tergeletak di jalan.
Saat ditinggalkan Sali, Ujo yang sudah dalam keadaan luka akibat terjatuh kembali tertabrak oleh sepeda motor lain. Pengendara sepeda motor jenis bebek itu sampai terjatuh akibat menabrak Ujo yang sudah tergeletak.
"Pas jatuh si temannya takut karena ini melihat darah banyak, mau diangkat dia takut akhirnya dia minta bantuan ke warga sekitar, tetapi waktu itu sepi, dia akhirnya pulang memanggil warga di lingkungannya. Nah saat ditinggalkan itu lewatlah motor yang tidak ada lampunya dan korban kembali tertabrak," kata Erustiana.
Warga setempat yang mulai mengetahui adanya kejadian itu kemudian lapor polisi, tak lama berselang datang lagi dengan ditemani beberapa orang warga. "Setelah itu korban dibawa ke RSUD, namun akhirnya meninggal dunia setelah beberapa jam menjalani perawatan," kata Erustiana.
Erustiana mengatakan pengakuan saksi Sali ini sempat mencuatkan rumor bahwa korban diadang warga. Kemudian muncul pula rumor, korban dikejar geng motor. Pengakuan tak sesuai fakta itu diduga akibat Sali dalam keadaan mabuk.
"Keterangan saksi ini berubah-ubah, dia sempat mengaku dicegat warga, sementara di CCTV tidak ada yang lain, hanya dia saja. Setelah kami selidiki lebih dalam ternyata itu adalah peristiwa kecelakaan," kata Erustiana.
(tey/tey)